Dalam lawatannya di Amerika Serikat, Presiden Prabowo menyempatkan diri untuk bertemu dengan anggota korporasi The United States-Indonesia Society (USINDO), Senin (11/11/2024) lalu.
Pada petemuan itu, Presiden berdialog langsung dengan sejumlah pimpinan perusahaan besar Amerika Serikat yang sudah lama berinvestasi di Indonesia, seperti Freeport, Chevron, General Electric, Georgetown, dan lainnya.
Antusiasme Presiden RI ke-8 itu tidak terbendung tatkala mendengar perusahaan-perusahaan raksasa asal negeri Paman Sam ingin terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Forum bisnis Amerika Serikat dan Indonesia ini menjadi “ladang” untuk saling membawa keuntungan bagi kedua negara.
Apa itu USINDO?
USINDO adalah organisasi kerja sama nonpemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang Indonesia dan Amerika Serikat di masing-masing negara.
Didirikan pada tahun 1994, organisasi ini juga diharapkan dapat semakin mempererat hubungan antara Indonesia dengan AS.
Perkumpulan ini dibentuk di Distrik Columbia dan merupakan organisasi amal dan pendidikan yang bebas pajak. Hal ini tertuang dalam Pasal 501(c)3 dari Kode Pendapatan Internal Amerika Serikat.
Beberapa tokoh penting Indonesia yang termasuk dalam keanggotaan USINDO, di antaranya Adrianto Machribie (Mantan Komisaris Utama Metro TV), Chairul Tanjung (Ketua CT Corp), Tony Wenas (Presiden Direktur PT Freeport Indonesia), dan sebagainya. Mereka menjabat sebagai Dewan Pengawas USINDO.
USINDO juga sudah meningkatkan status kemitraan melalui the U.S.-Indonesia Comprehensive Strategic Partnership atau Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia.
Kemitraan tersebut disepakati oleh Presiden Jokowi dan Presiden Obama pada bulan Oktober 2015 silam. Keduanya menyadari bahwa terdapat kontribusi tak ternilai dari masyarakat sipil dan sektor swasta dua negara.
Terbang ke AS dan Temui Joe Biden, Apa yang Dibahas Presiden Prabowo?
Selain itu, dua Presiden juga menyambut baik keterlibatan masyarakat sipil dan jalur nonpemerintah yang dapat memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Kerja sama dua negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini tidak hanya terbatas di bidang ekonomi, tetapi juga pada bidang politik, sejarah, sampai budaya.
Menariknya, USINDO turut merangkul sektor swasta hingga lembaga pendidikan untuk saling bertukar ide tentang isu-isu bilateral dan program lainnya.
Ikut promosikan pendidikan
USINDO menggandeng beberapa universitas terkemuka di AS untuk menerima mahasiswa pascasarjana Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikannya di sana, salah satunya melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Tidak berhenti di situ, USINDO juga membuka Program Studi Musim Panas. Program ini sudah berlangsung selama 25 tahun dan sudah memberikan manfaat bagi lebih dari 250 mahasiswa AS.
USINDO Summer Studies Program menawarkan pengalaman, pembelajaran bahasa, dan budaya Indonesia yang intensif. Program musim panas ini memiliki pelatihan bahasa Indonesia.
Bukan hanya mahasiswa pascasarjana Indonesia, pejabat-pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia juga ada yang menerima beasiswa Edward E. Masters Graduate Fellowship. Mereka yang mendapatkan beasiswa ini dapat berkuliah di kampus bergengsi di Amerika Serikat.
USINDO juga sering melakukan konferensi dan diskusi terbuka. Kemitraan strategis kedua negara ini mendorong semakin luasnya cakupan kerja sama yang dapat saling menguntungkan secara inklusif dan berkelanjutan.
Mengenal Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing yang Dikunjungi Prabowo
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News