carabikang jajanan tradisional khas jawa yang diketahui sudah ada sejak abad 18 - News | Good News From Indonesia 2024

Carabikang, Jajanan Tradisional Khas Jawa yang Diketahui Sudah Ada sejak Abad 18

Carabikang, Jajanan Tradisional Khas Jawa yang Diketahui Sudah Ada sejak Abad 18
images info

Carabikang merupakan salah satu jajanan tradisional yang berasal dari Jawa. Apakah Kawan pernah menjumpai dan mencicipi jajanan tradisional yang satu ini sebelumnya?

Jajanan tradisional yang satu ini diketahui sudah ada sejak abad ke-18 silam. Namun seiring berkembangnya waktu, jajanan tradisional ini tidak semudah dulu untuk ditemukan.

Masifnya perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini membuat banyaknya bermunculan variasi makanan baru yang ada di Indonesia. Banyak penjual makanan yang saat ini menjual berbagai macam jenis jajanan yang diadaptasi di luar negeri.

Meskipun demikian, bukan berarti situasi ini membuat jajanan tradisional khas Indonesia tidak bisa bersaing begitu saja. Kawan masih tetap bisa menemui jajanan ini, meskipun tidak semasif dulunya.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait salah satu jajanan tradisional khas Jawa, yakni carabikang?

Mengenal Carabikang

Carabikang adalah salah satu jajanan tradisional yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Meskipun demikian, jajanan tradisional ini juga bisa Kawan jumpai di beberapa daerah lainnya, seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jajanan ini juga dikenal dengan sebutan lain di beberapa daerah, seperti kue coro bikang dan coro bikan. Namun, semua sebutan makanan ini sama-sama merujuk kepada jajanan tradisional carabikang.

Carabikang dibuat dengan bahan dasar adonan yang terdiri dari tepung beras, telur, santan, dan gula pasir. Adonan ini nantinya akan dimasukkan ke dalam cetakan dan dimasak dengan cara dibakar.

Sekilas carabikang memiliki kemiripan dengan jajanan lain yang bisa Kawan jumpai di Indonesia, yakni bikang ambon dan apem. Meskipun demikian, terdapat sedikit perbedaan antara carabikang dengan jajanan lainnya tersebut.

Carabikang memiliki cita rasa manis yang dominan. Selain itu bentuk dari carabikang juga memiliki perbedaan dengan bikang ambon maupun apem.

Secara bentuk, jajanan tradisional khas Semarang ini sekilas mirip seperti bunga yang mekar. Bentuk ini disebabkan karena pada saat adonan carabikang sudah matang, jajanan tradisional ini akan dicungkil menggunakan pisau sehingga berbentuk seperti bunga.

Sudah Ada sejak Abad ke-18

Dikutip dari buku Kuliner Jawa dalam Serat Centhini, carabikang diketahui menjadi salah satu makanan yang terdokumentasi di Serat Centhini. Artinya jajanan tradisional yang satu ini diketahui sudah berkembang di tengah masyarakat Jawa sejak abad ke-18 silam.

Serat Centhini yang juga dikenal dengan sebutan Ensiklopedi Kebudayaan Jawa. Sebab karya sastra Jawa lama ini mencakup berbagai informasi lainnya di masa lalu, seperti makanan tradisional, tasawuf, mistik, ramalan, sejarah, pendidikan, dan lainnya.

Carabikang juga bukan menjadi satu-satunya makanan tradisional disebutkan dalam Serat Centhini ini. Terdapat beberapa jenis makanan tradisional lain yang juga disebutkan dalam karya sastra lawas ini, seperti mendut, blenyik putih, pecel iso, jangan menir, pecel dhere, dan lain-lain.

Bisa Dijumpai di Pasar Tradisional

Pada saat ini, Kawan bisa menjumpai carabikang di pasar-pasar tradisional yang ada di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Selain itu, Kawan juga bisa menjumpai cemilan ini di penjual jajanan tradisional yang ada di daerah tersebut.

Meskipun demikian, jajanan ini mungkin akan sulit ditemukan di beberapa daerah lainnya. Oleh sebab itu jika Kawan ingin mencoba jajanan tradisional carabikang, maka perlu berkunjung ke daerah-daerah tersebut terlebih dahulu.

Semoga keberadaan carabikang bisa terus terjaga sehingga generasi muda di masa yang akan datang tetap bisa menikmati jajanan tradisional tersebut nantinya.

Sumber:
- Sunjata, Wahjudi Pantja, Sumarno, dan Titi Mumfangati. Kuliner Jawa dalam Serat Centhini. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, 2014.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.