di adaptasi menjadi permainan board game kisah ibu kartini hadir di pameran board game terbesar se dunia - News | Good News From Indonesia 2024

Diadaptasi Jadi Permainan Board Game, Kisah Ibu Kartini Hadir di Pameran Board Game Terbesar Se-Dunia

Diadaptasi Jadi Permainan Board Game, Kisah Ibu Kartini Hadir di Pameran Board Game Terbesar Se-Dunia
images info

Siapa yang tidak mengenal R.A. Kartini? Wanita asal Jepara yang lahir pada 1879 ini merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia. Dia dikenal karena jasanya memperjuangkan emansipasi dan kesetaraan derajat wanita pada tahun 1890 hingga 1900 awal. Perjuangannya kala itu adalah memperjuangkan agar wanita-wanita pada tahun itu bisa mendapatkan pendidikan seperti laki-laki pada umumnya.

Hingga kini, semua orang R.A. Kartini mengenal dia dari puisi yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang dan juga lewat lagu wajib nasional yang berjudul Ibu Kita Kartini.

Namun, tahukah Kawan GNFI? Pada Oktober 2024 lalu, nama Kartini menjadi salah satu sorotan di pameran boardgame terbesar di dunia, SPIEL Essen? Nama Kartini dan ceritanya sempat menjadi sorotan pada penghargaan Zenobia Awards 2021 yang diselenggarakan oleh Amerika.

Tampil di Pameran BoardGame Terbesar di Dunia

Pada tanggal 3 Oktober hingga 6 Oktober 2024 lalu, SPIEL Essen kembali digelar. Acara ini merupakan ajang pameran boardgame yang digadang-gadang terbesar di dunia yang diadakan setahun sekali di Jerman.

Pameran ini merupakan ide dari Friedhelm Merz yang awalnya digelar sejak tahun 1990. Dikutip dari laman resminya. SPIEL Essen tahun ini dihadiri oleh 204.000 pengunjung yang berasal lebih dari 80 negara ada ada 923 exhibitors dari 52 negara.

Salah satu sorotan ada pada salah satu grup asal Swedia, ION Game. Pasalnya salah satu boardgame yang mereka bawa berjudul “Kartini: From Darkness to light” boardgame ini hasil kolaborasi dari Robin Spathon Ek sebagai developer, Anne Isaksson, sebagai ilustrator dan Sherria Ayuandini sebagai desainer.

Boardgame ini tentang managing, atau lebih tepatnya mengelola sekolah yang dikhusukan untuk anak perempuan. Konsep tersebut terinspirasi dari Indonesia di masa akhir tahun 1800an dan awal tahun 1900an. Masa di mana negara sedang berjuang untuk merdeka dari penjajahan Belanda.

Cara Bermain Kartini: From Darkness to Light 

Cara memainkannya seperti merangkai mesin. Para pemain awalnya harus berpikir tentang mengelola sekolah. Pertama-tama, kita harus merekrut guru dan meminta 'siswa' untuk datang ke sekolah.

Masing-masing pemain perlu membekali mereka dengan persyaratan bersekolah, misal jenis buku pelajaran, kelas yang tepat, hingga guru untuk mereka bisa lulus.

Setelah lulus, maka para murid dapat mengambil pekerjaan yang berbeda tergantung pada apa yang mereka pelajari di kelas.

Semakin banyak anak perempuan yang terdidik, lulus, dan mengambil berbagai bidang pekerjaan, maka pemain dapat memperoleh lebih banyak poin. Bahkan, mungkin beberapa siswa ini bisa mendukung dirinya di fase akhir permainan.

Melalui Kartini: From Darkness to Light, Sherria ingin menunjukkan bahwa peran perempuan pada masa itu sangat didukung sejak semakin meningkatnya kesadaran tentang emansipasi wanita.

Ia juga ingin menunjukkan keberagaman yang ada di Indonesia, baik suku, budaya, hingga mengenalkan beberapa pahlawan wanita lainnya yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia kala itu, salah satunya Cut Nyak Dien dari Aceh.

Wanita Indonesia di Balik Layar

Salah satu pelopor permainan ini dulunya menempuh pendidikan lanjutan di Indonesia. Bernama lengkap Sherria Ayuandini, dia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung pada tahun 2003 dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia.

Menariknya, selain di Indonesia, Sherria juga belajar di 3 negara yang berbeda. Pada tahun 2004, wanita tersebut belajar sertifikasi di University of Melbourne, Australia.

Kemudian setelah pendidikannya di Universitas Indonesia, dia melanjutkan jenjang magister hingga doktor di Washington University in St. Louis pada tahun 2010—2012 dan 2010—2017. Jenjang S3 nya ditempuh pada 2014 di University of Amsterdam.

Kecintaan Sherria terhadap boardgame sudah ada sejak kecil. Orang tuanya suka mengajak dirinya dan keluarga bermain board game. Melalui podcast bersama HeavyCardboard, Sherria menyampaikan pendapat orang tuanya tentang permainan fisik bisa memunculkan kebersamaan yang semakin erat sekaligus mengasah otak. Hingga kini, dirinya mempunyai 416 koleksi boardgame dari berbagai penjuru dunia.

Museum Nasional, Keberagaman Warisan Budaya yang Kembali dari Belanda

Berbicara tentang board game Kartini: From Darkness to Light, ini merupakan rancangan pertamanya di tahun 2021.

Idenya terpilih dari 8 finalis pada Zenobia Awards tahun itu. Diterjemahkan dari laman resmi Zenobia, Ini merupakan kompetisi sekaligus program pendampingan di mana desainer game dari kelompok yang kurang mendapat sorotan dapat mengembangkan dan mengirimkan prototipe permainan meja bersejarah.

Sepanjang proses desain, kompetitor akan menerima pendampingan dan umpan balik dari para pemimpin industri untuk membantu perkembangan permainan mereka ke depannya. Tahun 2021, total 46 peserta yang berkompetisi.

Lewat ajang ini, Sherria bertemu dengan mentor pertamanya, Kevin Bertram, dan tak lama berselang Sherria bergabung dengan ION Game. Board gameKartini: From Darkness to Light direncanakan rilis publik dengan harga 69 USD mulai Februari 2025. Namun, beberapa prototipe sudah dapat dibeli saat SPIEL Essen kemarin. Tertarik mencoba?

Melihat Keindahan 4 Negara Asia di Asia Heritage Pekanbaru

Referensi 

  • https://www.spiel-essen.de/en/about-us/about-us
  • https://zenobiaaward.org/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.