dosen ipb university ungkap potensi menghidupkan kembali tasmanian tiger - News | Good News From Indonesia 2024

Dosen IPB University Ungkap Potensi 'Menghidupkan Kembali' Tasmanian tiger

Dosen IPB University Ungkap Potensi 'Menghidupkan Kembali' Tasmanian tiger
images info

Penemuan spesimen kepala Tasmanian tiger yang diawetkan dalam ember berisi alkohol selama 108 tahun di museum di Melbourne, Australia, menghebohkan dunia. 

Kejadian ini sekaligus membuka jalan untuk ‘menghidupkan’ kembali Tasmanian tiger yang telah punah puluhan tahun lalu. 

Pakar Genetika Ekologi IPB University Prof. Ronny Rachman Noor menjelaskan, Tasmanian tiger terakhir tercatat mati tahun 1936 akibat aktivitas perburuan beratus-ratus tahun sebelumnya. 

Hewan bernama latin Thylacinus cynocephalus itu kemudian secara resmi dinyatakan punah di tahun 1980-an. 

“kepunahan satwa predator karnivora membuat para pelestari satwa langka berduka sekaligus putus asa. Pasalnya, satwa langka ini selama ribuan tahun memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Tasmania karena merupakan predator marsupial puncak,” kata Prof. Ronny. 

Tampilan fisik sangat unik

Prof. Ronny mengatakan, Tasmanian tiger pernah hidup di seluruh benua. Namun, dengan berjalannya waktu, populasi satwa liar ini menciut dan akhirnya terkonsentrasi di Tasmania di era sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Dosen Fakultas Peternakan IPB University itu menyebut penampakan Tasmanian tiger sangatlah unik. 

Postur tubuhnya menyerupai anjing dengan garis-garis mencolok di punggungnya. Dengan penampilan yang sangat unik ini membuat Tasmanian tiger banyak diburu oleh orang kulit putih Eropa yang mengkolonisasi Australia.

‘Menghidupkan’ Tasmanian tiger

Penemuan spesimen kepala Tasmanian tiger membuka jalan lebar bagi para ilmuwan. Dengan menggunakan teknologi DNA, para ilmuwan dapat rekonstruksi genomnya.

Caranya dengan menyatukan sebagian besar urutan DNA serta untaian RNA (molekul yang secara struktural mirip dengan DNA tetapi hanya memiliki satu untaian) yang menunjukkan gen mana yang aktif di berbagai jaringan saat hewan tersebut mati.

“Genom merupakan kunci untuk ‘menghidupkan kembali’ satwa liar yang sudah punah karena menyediakan cetak biru yang lengkap sehingga memungkinkan rekonstruksinya,” jelas Prof. Ronny.

Baca juga Ilmuwan Temukan Lemur Punya Dua Lidah, Apa Fungsinya?

Dalam proses rekonstruksi

Para peneliti yang terlibat dalam ‘menghidupkan’ kembali Tasmanian tiger menyatakan bahwa genom yang telah berhasil dirakit sampai saat ini telah mencapai tiga miliar pasangan basa nukleotida. 

Namun, Prof Ronny menyebut rekonstruksi ini masih belum selesai karena masih ada sekitar 45 rangkaian DNA yang masih belum tersambung. Guru Besar Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University ini berharap agar pekerjaan rumit tersebut dapat diselesaikan dalam beberapa bulan depan.

“Jika nantinya cetak biru Tasmanian tiger ini berhasil direkonstruksi, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan teknologi reproduksi, diharapkan satwa liar yang sudah punah ini dapat ‘dihidupkan kembali’,” ujar Prof Ronny.

Penuh dengan tantangan

Prof Ronny menuturkan bahwa pekerjaan ‘menghidupkan’ Tasmanian tiger tidaklah mudah. Menurutnya, para peneliti harus menangani RNA yang jauh lebih tidak stabil jika dibandingkan dengan DNA.

“Perlu diketahui bahwa RNA bervariasi dalam berbagai jenis jaringan dan berisi apa yang secara efektif merupakan pembacaan gen aktif yang dibutuhkan agar jaringan tertentu berfungsi. Hal ini berarti bahwa peneliti dapat memperoleh informasi yang terkait dengan fungsi berbagai organ,” jelasnya.

Adapun setelah rekonstruksi genom ini selesai, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengembangkan teknologi reproduksi buatan dengan cara menginduksi ovulasi pada marsupial dan melakukan fertilisasi embrio sel tunggal. Kemudian, para peneliti akan mengembangkannya pada rahim buatan.

Memikirkan dampak ekosistem

Keberhasilan ‘menghidupkan kembali’ Tasmanian tiger nantinya akan menjadi tonggak baru dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus membuka jalan untuk menghidupkan kembali satwa liar lainnya yang sudah punah. 

Meski begitu, Prof Ronny mengingatkan tentang adanya dampak terhadap ekosistem jika upaya ‘menghidupkan kembali’ dan melepas liarkan Tasmanian tiger ke alam. Sebab menurutnya, tingkah laku hewan yang sudah punah ini belum dapat diprediksi.

“Perlu dipikirkan secara cermat bahwa ‘menghidupkan kembali’ satwa liar yang sudah punah tidak saja menyangkut tantangan genetik dan reproduksi saja. Hal itu juga merupakan tantangan ekologi jika nantinya satwa liar yang dihidupkan kembali ini dan dilepas liarkan di alam,” kata Prof Ronny.

Baca juga Jagat Satwa Nusantara Lakukan Sterilisasi Kucing Liar Didukung 45 Mahasiswa Kedokteran Hewan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.