Museum Sumpah Pemuda yang berada di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat menyimpan sebuah benda bersejarah yaitu biola. Alat musik ini merupakan saksi bisu momen Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Biola ini digunakan oleh WR Soepratman untuk mengiringi Lagu Indonesia Raya yang diperdengarkan pertama kalinya pada Kongres Pemuda 28 Oktober di rumah tersebut. Kongres Pemuda inilah yang jadi cikal bakal Sumpah Pemuda.
Link Twibbon Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 Tahun 2024
Biola yang memiliki ukuran standar 4/4 dengan panjang 36 centimeter dan lebar 20 cm itu masih sangat baik. Dari sela-sela salah satu f-holes (lubang bagian depan) masih terlihat jelas sebuah marking di sisi dalamnya bertuliskan “Nicolaus Amatus fecit”.
“Memang uniknya ini biola model Nicolaus Amatus tapi bukan berarti buatan Nicolaus Amatus. Di zamannya ini biola murah. Banyak ada di pasaran. Yang bikin mahal biola ini tentunya nilai sejarahnya,” jelas kurator Museum Sumpah Pemuda (Muspada) Eko Septian yang dimuat Historia.
Sebuah hadiah
Dinukil dari Wikipedia, biola ini dibeli oleh Mauritius van Eldick, kakak ipar Soepratman di Makassar pada tahun 1914. Biola ini diberikan sebagai hadiah kepada Soepratman yang dianggapnya sangat lihai dalam memainkan komponis dunia.
Sebagai pemain band bernama Black and White Jazz Band, Soepratman berkesempatan memainkan biola ini di Gedung Societeit Concordia (Gedung Merdeka) di Bandung pada tahun 1924.
Setelah Soepratman meninggal dunia pada 17 Agustus 1938, biola ini dirawat oleh kakak perempuannya yang bernama Ny.Roekijem Soepratijah. Lalu pada peresmian Museum Sumpah Pemuda, boleh ini disumbangkan Ny Roekijem.
Poster Digital Hari Sumpah Pemuda 2024 Simple Bergambar Kartun
Pada tahun 1995, biola ini pernah dikonservasi di Solo oleh Sujiman. Sejak itu, biola yang asli disimpan di gedung koleksi, sementara biola yang dipajang di ruang pamer utama hanya sekadar replika.
“Replikanya juga dibuat di (pengrajin) Solo. Tempat yang sama waktu bagian leher biola aslinya direparasi. Sementara biola yang asli ini memang di gudang karena keluarga (ahli waris) pun setuju daripada kenapa-kenapa sudah rapuh juga,” tambahnya.
Pernah ditawar Rp25 miliar
Eko mengungkapkan biola asli itu disimpan dengan cermat di sebuah lemari besi. Untuk perawatannya digunakan sejumlah bahan non-kimia. Salah satunya bawang putih sebagai pengawet alami yang ditaruh di lemarinya.
“Memang kalau perawatan kita sederhana ya. Kalau konsep yang dipegang museum (di bawah) Kemdikbud Ristek, sekarang kembali ke alam. Kita nggak ingin bersentuhan dengan bahan kimia lagi. Jadi pakai beberapa bahan alami,” imbuh Eko.
Dengan Semangat Power Rangers, Kita Sambut Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023
Diketahui juga, biola yang asli pernah ditawar dengan harga fantastis yaitu Rp25 Miliar. Tetapi pemerintah menegaskan tidak akan menjualnya. Karena biola ini memiliki nilai sejarah untuk lahirnya bangsa Indonesia.
“Sebab nilai sejarah biola WR Supratman untuk lahirnya bangsa Indonesia sangat tinggi dan mahal sehingga tidak bisa dinilai dengan uang,” tandasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News