Thottea beungongtanoeh adalah spesies tumbuhan berbunga yang ditemukan di pedalaman hutan Aceh. Tumbuhan ini menjadi sorotan dunia botani karena keunikannya.
Namanya berasal dari bahasa Aceh, "beungongtanoeh" yang berarti "burung tanah,". Dinamakan burung tanah karena bentuk bunganya menyerupai burung kecil yang duduk di tanah.
Penemuan tahun 2022 ini menambah daftar spesies endemik di kawasan hutan tropis Sumatra, yang terkenal kaya akan keanekaragaman hayati.
Bunga nan cantik
Thottea beungongtanoeh tergolong dalam famili Aristolochiaceae. Salah satu ciri khasnya adalah bunganya yang unik dan mencolok. Bunga Thottea beungongtanoeh berukuran kecil, dengan warna coklat kekuningan hingga merah marun.
Bentuk bunganya mirip dengan cangkang atau kapsul yang menggantung di batang, mengingatkan pada burung kecil atau artefak tanah liat yang diletakkan di tanah. Selain itu, bagian dalam bunganya memiliki corak yang lebih gelap sehingga tampak menciptakan efek visual yang dramatis.
Thottea beungongtanoeh tumbuh di kawasan hutan tropis basah, terutama di dataran rendah dan kaki gunung. Daunnya berukuran sedang, berbentuk oval, dan memiliki tekstur yang sedikit kasar.
Meskipun bunganya kecil, tampilannya yang eksotis membuatnya menjadi sorotan di antara vegetasi lainnya. Dari segi struktur, Thottea beungongtanoeh merupakan tumbuhan herba yang tumbuh rendah, dengan batang yang tidak terlalu tinggi.
Baca juga Bisa Dengar Jeritan, Ilmuwan Sebut Bunga Goldenrod ‘Cerdas’
Penemuan Thottea beungongtanoeh
Penemuan Thottea beungongtanoeh merupakan hasil dari ekspedisi yang dilakukan oleh tim peneliti gabungan dari Universitas Syiah Kuala, Aceh, dan beberapa peneliti internasional.
Dilansir dari jurnal PhytoKeys, tumbuhan ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 2022 di kawasan hutan Gunung Leuser. Peneliti menggunakan metode survei langsung dengan menjelajahi area yang sebelumnya belum banyak diteliti secara botani.
Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal tersebut, Dr. M. Hendra, salah satu peneliti utama, menjelaskan bahwa mereka pertama kali curiga terhadap spesies ini ketika melihat bunga yang tidak biasa di lantai hutan.
Setelah melalui analisis morfologi dan genetik, mereka mengonfirmasi bahwa tumbuhan ini merupakan spesies baru dalam genus Thottea. Penemuan ini menunjukkan pentingnya kawasan hutan Aceh sebagai habitat bagi berbagai spesies endemik yang masih menjadi misteri.
Status Konservasi di IUCN
Meskipun Thottea beungongtanoeh baru ditemukan, status konservasinya sudah mulai diperhatikan oleh para ilmuwan. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies ini belum masuk dalam daftar resmi spesies terancam punah karena masih menunggu evaluasi lebih lanjut.
Namun, mengingat habitatnya yang terbatas di kawasan hutan yang terancam oleh deforestasi dan alih fungsi lahan, para ahli memperkirakan bahwa tumbuhan ini dapat masuk dalam kategori endangered atau bahkan critically endangered jika tindakan konservasi tidak segera diambil.
Dilansir dari situs resmi IUCN, salah satu kekhawatiran terbesar terkait dengan kelangsungan hidup Thottea beungongtanoeh adalah hilangnya habitat alami akibat aktivitas manusia.
Hutan Aceh yang menjadi rumah bagi spesies ini, termasuk dalam salah satu wilayah dengan tingkat deforestasi yang cukup tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti menyerukan adanya perlindungan yang lebih ketat terhadap kawasan hutan tempat tumbuhan ini ditemukan.
Perlindungan dan riset lebih lanjut
Penemuan Thottea beungongtanoeh menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di kawasan hutan tropis seperti Aceh. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam mengenai ekologi dan kebutuhan habitat dari tumbuhan ini.
Tim peneliti berharap, dengan meningkatnya perhatian terhadap spesies ini, langkah-langkah konservasi dapat segera diterapkan untuk memastikan kelangsungan hidupnya di alam liar.
Penemuan ini menunjukkan Aceh sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia yang masih menyimpan banyak misteri. Thottea beungongtanoeh hanyalah satu dari sekian banyak spesies yang mungkin belum ditemukan, menanti untuk didokumentasikan dan dilindungi dari ancaman eksternal.
Baca juga Hoya, Bunga Hias Asli Indonesia yang Bisa Serap Polutan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News