riset kolaboratif um dan uny gifted indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Riset Kolaboratif UM dan UNY, Kembangkan Pembelajaran untuk Siswa Gifted di Indonesia

Riset Kolaboratif UM dan UNY, Kembangkan Pembelajaran untuk Siswa Gifted di Indonesia
images info

Selama ini, bidang pendidikan untuk individu gifted (berbakat istimewa) lebih memprioritaskan untuk menunjang dan mendukung kemampuan akademiknya.

Namun, dari segi kemampuan afektif individu gifted, seperti aspek pribadi, sosial, dan emosional, ternyata mereka mendapatkan perhatian yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan perkembangan kognitifnya.

Hal ini disebabkan oleh asumsi para pendidik mengenai siswa gifted yang menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan. Sebab, dinilai mampu untuk mengatasi permasalahan dan rintangan yang mereka alami.

Namun, apakah Kawan GNFI tahu? Dengan mengabaikan aspek emosional individu gifted seperti itu, maka dapat mempengaruhi kehidupan intelektual dan motivasi mereka dalam pembelajaran dan pengembangan diri, lho.

Oleh karena itu, tim peneliti Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (FPsi UM) diusulkan oleh Dr. Nur Eva, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Proyek ini melibatkan beberapa pihak seperti Dr. Tutut Chusniyah, M.Si., Prof. Dr. M. Ramli, M.A., serta Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si., selaku peneliti mitra dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mengadakan sebuah riset kolaboratif antara 2 perguruan tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan social emotional competence siswa gifted di Indonesia melalui pengembangan e-modul affective curriculum.

Sri Wahyaningsih Anggap Standar Pendidikan di Indonesia Harus Diubah: Bakat Anak Beda-beda

Social Emotional Competence Questionnaire

Secara definisi, kompetensi sosial emosional adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengelola emosi dan menjalin hubungan dengan orang lain sehingga dapat menentukan arah interaksi sosial dengan efektif.

Untuk dapat mengetahui kompetensi sosial emosional siswa berbaka, maka diperlukan adanya pengukuran yang reliabel. Salah satunya adalah menggunakan alat ukur The Social-Emotional Competence Questionnaire (SECQ).

SECQ dirancang berdasarkan ‘kepekaan’ terhadap adanya perubahan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, itu dapat membantu praktisi sekolah dan evaluator dalam menilai perubahan tersebut. Selain itu juga mengidentifikasi tingkat kompetensi sosial emosional yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar dan menengah.

Pengembangan E-Modul Affective Curriculum

Adapun jenis komponen produk yang akan dikembangkan dalam riset kolaboratif ini adalah instrumen tes tervalidasi, manual test, dan e-modul yang telah teruji.

Terobosan Pemerintah Manfaatkan E-Library Tanpa Internet untuk Solusi Pendidikan di Lapas Anak Kupang

Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang merupakan akronim dari:

  1. Analyze, untuk mengidentifikasi awal terkait kemampuan sosial-emosional siswa gifted melalui studi literatur.
  2. Design, untuk menyusun instrumen serta manual test dari social emotional competence.
  3. Develop, untuk mengembangkan dan memvalidasi modul, materi, serta instrumen tes.
  4. Implement, berupa uji keterbacaan e-modul. Setelah itu akan dilakukan uji coba secara luas terhadap siswa gifted.
  5. Evaluate, untuk menilai dan merevisi kualitas serta penerapan e-modul.

Tanggapan Para Pendidik

Saat ini, tim peneliti telah berada pada tahap uji keterbacaan e-modul sehingga telah diperoleh gambaran mengenai hasil evaluasi e-modul besertaisi materinya.

Hasil uji keterbacaan secara garis besar menyatakan bahwa pengembangan e-modul telah dikembangan dengan baik dan sudah sesuai dengan standar serta konteks yang disampaikan.

Adapun hasil evaluasi dari media e-modul yang dikembangkan adalah mengenai estetika dan format dari e-modul. Akan menjadi lebih baik jika e-modul diberi border atau hiasan di setiap halaman agar tidak terlihat polos.

Selain itu, diperlukan adanya pemilihan font gunamengurangi kecenderungan distraksi serta pemilihan ukuran layout A5 sebagai bentuk pengaplikasian e-modul.

Sekolah Tamanan, Ruang Pendidikan Anak-anak Keraton Yogyakarta Sejak 1757

Tidak hanya dari segi media, berdasarkan hasil evaluasi materi dapat diketahui bahwa diperlukan adanya penyesuaian kembali mengenai ilustrasi gambar dengan isi materi. Dalam pencantuman petunjuk teknis e-modul juga perlu diringkas agar tidak terlalu panjang sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahami.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.