jadi simbol keagungan seperti apa wujud aurochs sang leluhur sapi - News | Good News From Indonesia 2024

Jadi Simbol Keagungan, Seperti Apa Wujud Aurochs sang Leluhur Sapi Modern?

Jadi Simbol Keagungan, Seperti Apa Wujud Aurochs sang Leluhur Sapi Modern?
images info

Aurochs (Bos primigenius) adalah spesies bovina purba yang diyakini sebagai leluhur dari sapi modern. Aurochs pernah tersebar luas di Eropa, Asia, dan Afrika Utara, sebelum akhirnya punah pada abad ke-17. 

Hewan ini memainkan peran penting dalam evolusi dan domestikasi sapi yang dikenal saat ini. 

Tubuhnya jauh lebih besar

Aurochs memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada sapi modern. Jantan dewasa dapat mencapai tinggi sekitar 1,8 hingga 2 meter dan berat mencapai 1.000 kilogram atau lebih. 

Spesies betina sedikit lebih kecil, dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Tubuh mereka berotot dan besar—menunjukkan kekuatan yang luar biasa dibandingkan sapi domestik saat ini.

Ciri morfologi utama aurochs adalah tanduknya yang panjang dan melengkung. Tanduk jantan bisa mencapai panjang 80 cm dan melengkung ke depan, dengan ujung mengarah ke dalam. Ini membantu mereka dalam mempertahankan wilayah atau sebagai pertahanan diri dari predator.

Warna tubuh aurochs berbeda antara jantan dan betina. Jantan memiliki rambut yang berwarna hitam kecoklatan dengan garis punggung putih, sedangkan betina dan anak-anak berwarna coklat kemerahan. Warna ini berfungsi sebagai kamuflase di habitat aslinya, terutama di hutan-hutan yang gelap dan lebat.

Ditemukan di Zaman Pleistosen

Aurochs menghuni berbagai habitat, mulai dari hutan lebat, padang rumput terbuka, hingga daerah rawa. Mereka umumnya ditemukan di kawasan hutan Eropa, Asia Barat, dan Afrika Utara selama zaman Pleistosen hingga awal Holosen. 

Sebagai herbivora besar, aurochs sangat bergantung pada keberadaan padang rumput dan hutan yang menyediakan makanan berlimpah seperti rumput, dedaunan, dan tunas pohon.

Dilansir dari Encyclopedia of Life, aurochs membutuhkan lahan yang luas untuk mencari makanan dan air. Mereka cenderung bermigrasi, mengikuti musim untuk mendapatkan pasokan makanan yang cukup. 

Sayangnya, pembukaan lahan untuk pertanian, serta perburuan intensif oleh manusia, mengurangi habitat mereka secara drastis, yang akhirnya berkontribusi pada kepunahan mereka pada tahun 1627—dengan individu terakhir tercatat di Polandia.

Baca juga Dosen IPB Ciptakan Teknologi IoT untuk Adaptasi Heat Stress pada Sapi

Evolusi dan domestikasi

Proses evolusi dari aurochs menuju sapi domestik dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu. Dilansir dari jurnal Nature Communications, para ilmuwan menyimpulkan bahwa sapi modern diturunkan dari dua populasi aurochs yang terpisah secara geografis, yakni di Timur Tengah dan di India. 

Proses domestikasi ini menghasilkan sapi yang lebih kecil dan lebih mudah dikendalikan daripada leluhur liarnya. Sapi modern menunjukkan variasi yang luas dalam ukuran dan penampilan, tergantung pada wilayah dan tujuan domestikasi (misalnya, sapi perah atau sapi potong).

Ada dua jalur utama dalam evolusi sapi domestik. Jalur pertama menghasilkan sapi zebu (Bos indicus), yang didomestikasi di wilayah India, dan jalur kedua menghasilkan sapi taurine (Bos taurus), yang didomestikasi di Timur Tengah. 

Kedua jenis sapi ini menyebar ke seluruh dunia melalui migrasi manusia dan perdagangan, beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan dan iklim. 

Meskipun memiliki nenek moyang yang sama, sapi zebu memiliki punuk khas yang membantu mereka bertahan dalam kondisi panas dan kering, sedangkan sapi taurine lebih cocok untuk iklim yang lebih sejuk.

Simbol kekuatan dan keagungan

Aurochs sering disebut dalam mitologi dan budaya kuno. Di Eropa, aurochs digambarkan sebagai simbol kekuatan dan keagungan, yang sering muncul dalam lukisan gua prasejarah, seperti di Lascaux, Prancis. 

Bersumber dari Mossy Earth, saat ini para ilmuwan dan ahli genetik berusaha menghidupkan kembali aurochs melalui teknik pemuliaan selektif, dengan menggabungkan karakteristik sapi modern yang masih mempertahankan gen aurochs. 

Proyek ini disebut “Breeding Back,” dengan harapan mengembalikan ekosistem di mana aurochs dulu berperan penting. Dengan begitu, sapi modern akan memiliki banyak karakteristik yang diwarisi dari aurochs, termasuk ketahanan fisik dan kemampuan beradaptasi. Namun, ukuran dan perilaku agresif aurochs telah banyak dikurangi melalui domestikasi.

Baca juga Sapi Bali, Pelestarian Simbol Kekayaan Budaya dan Ekonomi Masyarakat Nusa Penida

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.