Gol A Gong adalah tokoh literasi Indonesia yang menempatkan namanya di dunia sastra nasional. Ia produktif dalam berkarya di mana sanggup menulis sekitar 130 buku hingga saat ini.
Keterlibatan sosok bernama asli Heri Hendrayana Harris di jagat literasi Indonesia sangatlah besar. Buktinya, ia mendirikan Rumah Dunia, sebuah sanggar yang menyediakan rumah baca dan tempat berkesenian di Kota Serang, Banten.
Salah satu karya Gol A Gong yang paling dikenal ialah Balada Si Roy. Buku kisah pemuda bernama Roy yang dinovelkan itu sukses di pasaran pada 1990-an dan kemudian dijadikan film pada 2022 lalu.
Adapun dalam membuat Balada Si Roy, Gol A Gong tidak asal tulis. Sebelum menggerakkan satu-satunya tangan yang dimilikinya ia melakukan riset terlebih dahulu.
Riset Dulu, Sukses Kemudian
Penulis sukses tidak menggapai kesuksesan dengan cara instan. Begitu pula Gol A Gong yang membutuhkan waktu untuk meramu idenya sebelum mengeksekusi menjadi sebuah bacaan menarik.
Sejak duduk di bangku SMA, ia meriset dari banyak bacaan terkenal. Musashi karya Eiji Yoshikawa, The Adventures of Tom Sawyer milik Mark Twain, hingga Ziarah-nya Iwan Setiawan dibacanya untuk menjadi sumber ide. Intertekstualitasnya pun bekerja. Dari situ, tokoh Roy ditemukannya.
Awalnya Gol A Gong terpikirkan menggarap novel serupa Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang temanya agak berat. Namun, melihat perkembangan industri bacaan cetak sedang tinggi di kalangan muda-mudi, tulisannya pun dialihkan ke tema remaja.
“Bayangin di Papua, di Jayapura ada majalah Hai, ada tabloid Nova. Saya melihat distribusi Gramedia, jadi saya by design, saya rencanakan pilih target remaja, harus Gramedia. Karena distribusinya luas,” ucap Gol A Gong kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Gol A Gong membutuhkan waktu sekitar enam tahun untuk riset demi menulis buku yang kemudian diberi judul Balada Si Roy. Malahan suatu keputusan nekat ia lakukan yakni meninggalkan bangku kuliah agar proses kreatif bisa terus berjalan.
“Jadi (tahun) 81 sampai 87 riset, baru dipublikasikan dan saya harus meninggalkan keputusan penting kuliah di Unpad. Karena saya harus menemukan jawaban tokoh Roy ini seorang yang sekarang disebut backpacker. Saya harus menemukan tuh karakter backpacker itu seperti apa, lalu apa yang terjadi di jalan, saya harus menemukan filosofi-filosofinya. Saya harus traveling,” ucapnya.
Balada Si Roy sendiri pernah menyandang status buku best seller pada masanya. Berkat kesuksesan itulah, nama Gol A Gong menjadi besar. Ia bahkan kini menyandang status Duta Baca Indonesia yang sibuk berkeliling daerah-daerah untuk mengkampanyekan budaya membaca.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News