menginspirasi inilah 4 tokoh nasional yang hobi membaca - News | Good News From Indonesia 2024

Menginspirasi! Inilah 4 Tokoh Nasional yang Hobi Baca Buku

Menginspirasi! Inilah 4 Tokoh Nasional yang Hobi Baca Buku
images info

Tahukah Kawan, banyak tokoh pejuang Indonesia yang sukses membawa perubahan besar karena berawal dari kegemaran mereka membaca? Buku bukan hanya sumber ilmu, melainkan juga menjadi inspirasi mereka dalam membentuk visi besar bagi bangsa. Dari balik halaman demi halaman buku, tokoh-tokoh ini menemukan berbagai ide revolusioner yang menggerakkan perjuangan.

Yuk, simak kisah empat pahlawan kita yang hobi membaca. Siapa tahu, kecintaan mereka terhadap buku bisa memotivasi Kawan untuk lebih rajin membaca dan membawa perubahan positif!

Soekarno: Membaca untuk Membangun Bangsa

Siapa yang tak kenal Ir. Soekarno? Sosok karismatik yang dikenal sebagai Presiden pertama RI ini memiliki wawasan luas dan kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa asing. Namun, tahukah Kawan, rahasia di balik kecerdasannya? Salah satunya adalah karena ia hobi membaca buku.

Ir. Soekarno | Photo by Nationaal Archief, via Wikimedia Commons
info gambar

Sejak muda, Soekarno sudah akrab dengan dunia literatur. Berawal dari koleksi buku ayahnya yang seorang guru, hingga kesempatan mengakses perpustakaan saat bersekolah di Surabaya. Buku-buku ini bukan sekadar bacaan ringan, melainkan biografi tokoh negarawan dunia dan karya pemikir besar yang memupuk jiwa nasionalismenya.

Salah satu tokoh yang memengaruhi Soekarno adalah Swami Vivekananda, dengan kutipannya, “Jangan membuat kepalamu menjadi perpustakaan. Gunakanlah pengetahuanmu untuk diamalkan.” Kata-kata ini memotivasi Soekarno agar tak hanya membaca, tetapi juga menerapkan ilmu yang ia pelajari.

Hasil dari ketertarikannya pada buku terlihat jelas. Pidato bersejarahnya pada 1 Juni 1945, yang kemudian melahirkan Pancasila, adalah bukti nyata dari wawasannya yang luas. Soekarno tak hanya menjadi pembaca, tetapi juga pelaksana ide-ide besar yang ia temukan melalui buku.

Bung Hatta: Gagasan Besar Lewat Bacaan

Drs. Mohammad Hatta, tokoh proklamator sekaligus Bapak Koperasi Indonesia. Hatta adalah contoh nyata bagaimana kegemaran membaca mampu mengubah seseorang menjadi pemimpin visioner. Bahkan, saat pulang dari studinya di Belanda, ia membawa lebih dari 8.000 buku yang diangkut dalam 14 peti besar. Luar biasa, kan, Kawan?

Moh.Hatta © Anefo, Wikimedia Commons
info gambar

Kecintaan Hatta terhadap buku dimulai sejak kecil, ketika pamannya memperkenalkannya pada bacaan di toko buku lokal. Mulai dari karya sastra roman hingga buku ekonomi, ia melahap seluruhnya. Membaca bagi Hatta bukan hanya hobi, melainkan cara untuk memahami dunia dan mencari solusi bagi masalah yang dihadapi bangsa.

Lebih dari itu, pengaruh bacaan Hatta sangat terlihat dalam pandangannya mengenai ekonomi kerakyatan. Berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi rakyat kecil, ia menggagas konsep “koperasi” untuk mengentaskan kemiskinan. Wujud nyata pemikirannya adalah berdirinya koperasi-koperasi untuk menyejahterakan rakyat.

Jika Hatta bisa membawa perubahan besar lewat membaca, bagaimana dengan Kawan GNFI? Jangan pernah remehkan kekuatan buku. Siapa tahu, bacaan hari ini bisa jadi inspirasi untuk tindakan besarmu di masa depan!

Baca juga: Perkembangan Sastra Indonesia, dari Masa Pujangga hingga Era Penulis Digital

R.A. Kartini: Literasi untuk Emansipasi

Pernahkah Kawan merasa terinspirasi oleh seorang tokoh wanita yang mampu mengubah sejarah? Salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Kartini dikenal karena perjuangannya dalam memperoleh kesetaraan hak perempuan di Indonesia. Namun, tahukah Kawan bahwa semangat besar Kartini juga lahir dari hobinya membaca buku?

R.A. Kartini © Wereldmuseum, via Wikimedia Commons
info gambar

Sejak kecil, Kartini sangat gemar membaca. Ketika ia dipingit, Kartini menemukan pelarian dan kekuatan dalam buku-buku kiriman kakaknya, R.M. Sosrokartono. Buku-buku modern dari Belanda dan koran-koran lokal menjadi teman setianya.

Dari bacaan itu, Kartini belajar tentang politik, revolusi sosial, dan kesusastraan. Selain membaca, Kartini juga rajin menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda dalam menggali ide-ide baru tentang kesetaraan gender.

Kartini tak hanya bermimpi, ia pun turut berkontribusi. Pada tahun 1903, ia membuka sekolah untuk gadis-gadis pribumi, mengajarkan mereka membaca, menulis, dan keterampilan hidup. Melalui perjuangannya, Kartini membuka jalan bagi wanita Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Semangat Kartini mengentaskan perempuan dari belenggu ketidakadilan tertuang dalam surat-suratnya yang kini abadi dalam buku Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Hingga kini, nama Kartini terus dikenang sebagai pelopor emansipasi wanita Indonesia.

H.B. Jassin: Kritikus Sastra dan Kolektor Dokumen

Apa jadinya jika H.B. Jassin tidak pernah jatuh cinta pada buku? Mungkin, sejarah sastra Indonesia tak akan sekaya ini. Hans Bague Jassin, yang dikenal sebagai “Paus Sastra Indonesia”, bukan hanya kritikus biasa. Ia adalah sosok di balik berkembangnya banyak sastrawan hebat di negeri ini. Semua pencapaiannya itu berawal dari hal yang sederhana, yaitu hobi membaca buku.

Sejak kecil, kecintaan Jassin terhadap buku telah tampak. Berawal dari rasa penasaran, ia kerap membaca koleksi buku milik ayahnya. Saat di bangku sekolah dasar (SD), semangat literasi ini semakin berkobar berkat guru yang mampu menyalurkan minat Jassin melalui teknik mengarang dan pemahaman puisi.

Hobi membaca Jassin tak hanya berlaku sebagai kesenangan semata, justru ia menjadikannya fondasi karier. Buku-buku yang dibacanya memperluas wawasan, memperkaya bahasa, dan melatih kepekaannya dalam mengapresiasi karya sastra. Pengaruh buku menjadikannya berkembang sebagai seorang kritikus tajam dan esais yang disegani, mengawal karya-karya penulis muda Indonesia melalui ulasan-ulasan penuh makna.

Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin © Kultural.id, via Wikimedia Commons
info gambar

Selain itu, Jassin juga berperan dalam mendirikan pusat dokumentasi sastra yang kini menjadi tempat penyimpanan ribuan karya sastra penting di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Wujud nyata dari dedikasinya dalam dunia literasi ini menunjukkan bahwa membaca tidak sekadar mengisi waktu, tetapi juga dapat membentuk karakter dan pola pikir, serta memengaruhi masa depan.

Baca juga: 5 Srikandi Minangkabau, dari Pelopor Pers Perempuan hingga Pendekar Silat, Siapa Favoritmu?

Nah, itulah empat tokoh hebat yang memulai perjalanan mereka dengan hobi membaca buku. Dari mereka, kita belajar bahwa di balik setiap halaman buku yang kita baca, ada dunia baru yang menanti untuk dijelajahi, ide-ide baru yang siap untuk menginspirasi, dan kesempatan untuk mengubah cara kita memandang dunia.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai tanamkan kebiasaan membaca sekarang juga! Siapa tahu, langkah kecil ini bisa membawa Kawan menuju kesuksesan besar di masa depan.

 

Sumber Referensi:

Sumarwan, Eri. (2017). Tokoh Indonesia yang gemar baca buku. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.