Salatiga merupakan salah satu kota yang berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Apakah Kawan sudah mengetahui asal usul dari penggunaan nama Salatiga pada kota tersebut dulunya?
Menurut cerita rakyat yang beredar, nama Salatiga ini dipercaya merupakan pemberian dari salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, yakni Sunan Kalijaga. Pemberian nama ini didasari pada tiga kesalahan yang terjadi di daerah tersebut dulunya.
Bagaimana kisah lengkap dari asal mula pemberian nama Salatiga tersebut dulunya?
Asal Mula Nama Salatiga
Dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu wilayah Semarang dipimpin oleh seorang adipati bernama Pandanarang II. Adipati Pandanarang II ini memiliki seorang istri bernama Nyai Pandanarang.
Adipati ini dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki sifat jujur. Namun, Adipati Pandanarang II juga memiliki sifat buruk dalam dirinya, yakni menyukai harta benda yang berlimpah.
Sifat buruk yang dimiliki Adipati Pandanarang II ini ternyata sampai di telinga Sunan Kalijaga. Akhirnya Sunan Kalijaga berniat untuk memberi teguran kepada pemimpin Semarang tersebut.
Sunan Kalijaga kemudian pergi menuju kediaman Adipati Pandanarang II dengan menyamar sebagai seorang tukang rumput. Sesampainya di kediaman, rumput yang dibawa oleh Sunan Kalijaga ternyata ditawar Adipati Pandanarang II dengan harga yang rendah.
Meskipun ditawar dengan harga rendah, Sunan Kalijaga bersedia untuk menjual rumput yang dibawanya tersebut. Bahkan, Sunan Kalijaga menyelipkan uang di antara tumpukan rumput tersebut.
Uang yang diselipkan ini nantinya ditemukan oleh abdi dalam. Kemudian uang tersebut diberikan kepada Adipati Pandanarang II.
Kejadian serupa terus berulang selama satu minggu penuh. Namun Adipati Pandanarang II merasa heran karena tukang rumput tersebut tidak pernah menanyakan yang yang dia temukan.
Tepat pada hari ketujuh, Adipati Pandanarang II kemudian memutuskan untuk bertanya langsung kepada tukang rumput tersebut. Dirinya bertanya kenapa tukang rumput itu rela menjual barang bawaannya dengan harga rendah.
Selain itu, adipati juga bertanya kenapa dirinya tidak pernah peduli dengan uang yang ada di tumpukan rumput. Sunan Kalijaga yang menyamar menjadi tukang rumput ini menjawab bahwa dia tidak membutuhkan harta yang melimpah, sebab semua hal itu tidak akan pernah abadi.
Tukang rumput ini menyebutkan bahwa di halaman kediaman adipati juga ada sebongkah emas. Mendengar hal ini, Adipati Pandanarang II marah karena merasa disinggung oleh tukang rumput tersebut.
Namun benar saja, ternyata memang ditemukan sebongkah emas di halaman kediaman adipati setelah digali oleh abdi dalam. Melihat hal tersebut, adipati menyadari bahwa orang yang ada di hadapannya ternyata merupakan seorang wali.
Adipati Pandanarang II kemudian meminta maaf atas perlakuannya kepada Sunan Kalijaga. Dirinya kemudian juga meminta untuk diangkat menjadi murid wali tersebut.
Sunan Kalijaga menyanggupi permintaan Adipati Pandanarang II. Namun, Sunan Kalijaga memberikan syarat agar adipati tersebut meninggalkan semua harta kekayaannya.
Adipati Pandanarang II menyanggupi persyaratan tersebut. Melihat suaminya hendak pergi berguru bersama Sunan Kalijaga, Nyai Pandanarang ingin ikut juga.
Namun dirinya tidak rela meninggalkan harta kekayaan yang dimiliki. Nyai Pandanarang kemudian menyuruh suaminya untuk berangkat terlebih dahulu.
Nyai Pandanarang kemudian menyisakan sebagian hartanya dan disimpan di dalam sebuah tongkat. Setelah semua persiapan selesai, barulah dia menyusul suaminya tersebut.
Adipati Pandanarang II sudah terlebih dahulu mengikuti Sunan Kalijaga. Di tengah perjalanan, mereka berdua tiba-tiba dihadang sekelompok penyamun yang hendak merampas harta.
Sunan Kalijaga berkata bahwa mereka tidak membawa harta sedikitpun. Dirinya berkata kepada kelompok penyamun untuk menunggu kedatangan wanita tua yang membawa tongkat berisikan harta.
Tidak lama kemudian, Nyai Pandanarang melewati daerah yang sama. Ternyata wanita yang dimaksud oleh Sunan Kalijaga adalah dirinya dan harta yang dia simpan di tongkat.
Nyai Pandanarang kemudian menyampaikan apa yang dia alami ketika berhasil menyusul Adipati Pandanarang II dan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga kemudian berkata bahwa itu adalah hukuman karena masih mengikuti nafsunya terhadap harta kekayaan.
Akhirnya Sunan Kalijaga memberi nama daerah tersebut sebagai Salatiga. Penamaan ini berasal dari tiga kesalahan yang terjadi di sana, yakni apa yang dilakukan Adipati Pandanarang II, Nyai Pandanarang, dan kelompok penyamun tersebut.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News