Komunitas Latar Kalitan dan Kelompok pemuda Karang Taruna Grogol, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga menggelar Festival Sumur Wali 2 atau FSW2. Kegiatan ini digelar pada 28 September hingga 1 Oktober 2023.
Dinukil dari Solopos, kegiatan tersebut dikemas dengan kegiatan peduli lingkungan dan adat istiadat. Selain itu, ada juga pertunjukan seni yang melibatkan warga dan jaringan komunitas yang ada di Salatiga.
Berdiri Sejak 750 M, Ini Keunikan Salatiga sebagai Kota Tertua Nomor Dua di Indonesia
Ketua Panita FSW2, Teni Ardian mengatakan festival ini sebagai pendorong agar masyarakat tetap melestarikan sumber mata air dari sumur wali. Hal ini juga dilakukan untuk mengingat kembali penyebaran agama Islam di Salatiga.
“Sumur Wali merupakan salah satu mata air di Salatiga yang mempunyai unsur budaya. Sejarah terpelihara lewat cerita yang ada di masyarakat, merupakan mata air peninggalan leluhur para wali yang dulu menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa,” terang Teni.
Aktivitas spiritual
Teni mengakui selama ini pemanfaatan sumur wali lebih banyak untuk aktivitas spiritual. Tetapi pihaknya mencoba mengemas dengan festival yang memasukan unsur tradisi dan kearifan lokal untuk pelestarian lingkungan.
“Melalui himbauan khas masyarakat tradisional yang menceritakan tentang adanya hubungan timbal balik kepada manusia dengan apa yang dilakukannya terhadap alam,” jelas Teni.
Merekam Kota Salatiga: Tempat Peristirahatan Bangsa Kompeni yang Terlupa
Teni menyebut saat ini banyak pembangunan, tetapi lupa menanam pohon. Karena itulah, festival ini dilakukan agar pelestarian lingkungan dilakukan dengan riang gembira, terutama anak-anak.
“Selain itu kami juga mengajak untuk mengelola sampah untuk daur ulang, anak sekolah yang membawa sampah, bisa ditukar dengan sayuran,” katanya.
Beragam kegiatan
Dia menyebut Festival Wali diisi dengan lomba menggambar tingkat TK dan SD, fashion show, tari kreasi, pembacaan puisi, drumblek, teater, dan band. Beragam lomba ini agar bisa menggaet banyak generasi.
“Kami melibatkan lintas generasi, karena upaya penyelamatan alam dan sumber air memang membutuhkan energi berkelanjutan,” terangnya.
Camilan Enting-Enting Gepuk, Tanda Eksistensi Etnis Tionghoa di Salatiga
Teni mengungkapkan Festival Sumur Wali bertujuan untuk mengkolaborasikan aktivitas adat kearifan lokal dengan gerakan penyelamatan lingkungan. Dia berharap pesan dari Festival Sumur Wali bisa diterima dengan baik.
“Dengan cara-cara ini kami berharap pesan utama Festival Sumur Wali ini dapat tersampaikan dengan baik,” ujarnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News