Situs yang diduga sebagai pemukiman kuno ditemukan di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Kabupaten Magelang. Situs ini berjarak sekitar 160 meter dari Candi Pawon.
Yudi Suhartono, Pamong Budaya Ahli Madya BPB mengatakan situs ini diduga merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan sejumlah serpihan pecahan keramik, gerabah yang sama ditemukan di Candi Borobudur.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
“Temuan keramik ini sama dengan temuan keramik yang ada di Borobudur dan Liyangan. Permukiman masa Mataram Kuno,” ujar Yudi yang dimuat dari Suara.
Yudi menjelaskan situs yang ditemukan 30 meter di atas bantaran Sungai Progo tersebut berada di lokasi ekskavasi yang dilakukan sejak Desember 2020. Di lokasi itu, tim juga menemukan struktur bangunan membentuk semacam ruang-ruang.
“Kemudian juga ada di belakangnya struktur bata yang kanan-kirinya menggunakan border batu. Apakah ini jalan ataukah dinding batu. Ada 2 kemungkinan. Ini yang masih kami teliti lebih lanjut,” kata Yudi.
Tempat tinggal Biksu
Melihat dari struktur bangunan, Yudi menduga pada masa lalu difungsingkan menjadi tempat tinggal para biksu. Dugaan itu diperkuat temuan badi (biji tasbih) dan adanya ruangan kecil yang diperkirakan pernah digunakan sebagai tempat meditasi para biksu.
“Kami coba diskusi dengan beberapa ahli. Dugaan pertama mungkin ini semacam Pariwena atau kamar-kamar Biksu dalam sebuah vihara. Tapi itu masih dugaan awal, masih kita selidiki lebih lanjut,” jelasnya.
Struktur bangunan ini juga diperkirakan masih terhubung dengan Candi Pawon. Hal ini mengingat lokasinya yang dekat Candi Pawon (160 meter) dan hanya berjarak 30 meter dari Sungai Progo.
Kerajaan Mataram Kuno: Sejarah Hingga Keruntuhannya
Bagi para arkeolog jarak dan posisi temuan struktur dan candi terdekat, penting untuk menyimpulkan fungsi bangunan. Struktur dekat Candi Pawon ini diduga kampung madya yang berfungsi sebagai tempat para biksu.
“Yang pasti ini adalah permukiman Mataram Kuno. Kesimpulan sementara yang pasti, inilah permukiman Buddhist. Karena dulu sempat ditemukan stupika sebelumnya. Stupika itu Buddhist,” kata Yudi.
Koneksi sejarah religi
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati mengungkapkan temuan pemukiman kuno ini sebetulnya masih dini. Tetapi dia menilai dilihat dari akses budayanya Candi Mendut, Pawon dan Candi Borobudur itu ada koneksi sejarah religi.
“Orang-orang Buddha pada saat itu ketika melakukan keagamaan melalui jalur tersebut dan kebetulan di situ ada temuan dan secara teori filosofi Buddha pun ada memang permukiman para Biksu, ada viharanya, dan candi,” sambungnya.
Melalui Film, Telusuri Jejak Sejarah Kerajaan Mataram
Dikatakannya, permukiman memang sudah ditemukan, namun tim belum menemukan adanya vihara. Namun pihaknya tidak bisa melakukan ekskavasi secara sembarangan, memerlukan data yang ada.
“Tetap harus ada data-data yang menunjukkan bahwa di situ memang diperlukan untuk dilakukan ekskavasi untuk mengetahui vihara itu,” paparnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News