Peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOOT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marissa Angelina mengungkapkan, Indonesia kaya akan tanaman herbal, salah satunya ketepeng cina.
Sejak tahun 2016, BRIN telah melakukan beberapa riset farmakologi untuk menguji potensi ketepeng cina sebagai antimalaria, antibakteri dan antiinflamasi.
“Berdasarkan penggunaan empiris tumbuhan bernama latin Cassia alata linn. telah banyak dimanfaatkan untuk obat penyakit kulit, panu, kadas dan menyembuhkan luka. Bahkan, bijinya berkhasiat sebagai obat anticacing, kudis dan malari,” jelas Marissa, dilansir dari laman brin.go.id.
Ketepeng cina, obat penyakit kulit
Marissa menambahkan, review artikel dan aktivitas farmakologi membuktikan terdapat beberapa senyawa ampuh di daun ketepeng cina yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Daun dan bagian lainnya terbukti mengandung antrakuinon, emodin, kreoepenol, rhein, aleo emodin, dan senosida.
Adapun riset ketepeng cina diawali dengan membuat ekstrak daun ketepeng cina untuk karakterisasi dan standardisasi. Sampel daun ketepeng cina diambil dari Bogor, Kebun Raya Bogor, Tangerang Selatan dan Kalimantan.
‘’Ternyata dari Kalimantan terdapat industri yang telah membuat dan mengekspor simplisia kering ketepeng cina sebanyak 10 ton untuk di ekspor ke Jepang dan Korea sebagai bahan baku kosmetik,” ungkapnya.
Baca juga BRIN Kaji Pemanfaatan Kratom untuk Obat Diabetes, Bagaimana Efek Kecanduannya?
Sebagai obat DBD
Pengujian riset aktivitas farmakologi sebagai antidengue menjadi salah satu fokus BRIN. Hal ini dilatarbelakangi karena tahun 2016 belum ditemukan vaksin dan obat efektif untuk menangani DBD. Tahapan pengembangan riset diawali dengan uji in-silico, uji in-vitro dan uji in-vivo.
Marissa menjelaskan, uji in-vitro dilakukan untuk uji antivirus guna mengetahui sampel yang digunakan tidak bersifat toxic terhadap sel virus dengue. Hasil pengujian menunjukkan ternyata ketepeng terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus dengue.
Selain untuk demam berdarah, ketepeng cina juga dikaji khasiatnya sebagai antirival bagi Sars Cov-2. Hasilnya menunjukkan adanya potensi ketepeng cina dalam menghambat pertumbuhan virus Sars Cov-2.
Mengobat jerawat dan radang kulit
Marissa menyebutkan untuk antibakteri dan antijamur ekstrak ketepeng cina dibuat dalam bentuk krim dan gel sehingga lebih nyaman di kulit. Efikasi krim ketepeng cina cukup ampuh.
Prototipe ini aktif menghambat pertumbuhan jamur dan mengobati jerawat serta radang pada kulit. Hasil riset ini sudah dipatenkan dan sudah dalam bentuk produk.
Riset kolaborasi ketepeng cina juga dilakukan dengan Universitas Islam Indonesia untuk menguji khasiat ketepeng cina sebagai penyembuh dan meredakan peradangan luka. Hasilnya menunjukkan ekor ikan zebra yang diamputasi dapat tumbuh kembali setelah diolesi nanoemulsi ketepeng cina tersebut.
Baca juga 7 Tanaman Obat Herbal untuk Tetap Sehat di Tengah Musim Pancaroba
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News