Berdiri sejak 28 September 1945, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah berperan penting dalam pengembangan transportasi kereta api di Indonesia.
Di usianya yang nyaris mencapai delapan dekade, KAI terus berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan mendorong keberlanjutan bisnis yang memperhatikan aspek Environment, Social, and Governance atau ESG.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo menegaskan, keselamatan dan keberlanjutan merupakan dua hal yang saling terkait untuk mendukung kemajuan KAI Group.
“Dengan membangun budaya keselamatan yang kuat, keberlanjutan di masa depan otomatis akan tercapai,” terangnya dalam rilis resmi KAI, Senin (30/9/2024).
Dalam mewujudkan moda transportasi yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan, KAI terus melakukan perbaikan dan pembaruan fasilitas. Apa saja?
Sederet capaian KAI selama 79 tahun berkarya
Demi mendukung sistem keberlanjutan, PT KAI sudah melakukan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa stasiun dan fasilitas operasional lainnya.
Hal ini tentu saja tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan penggunaan energi konvensional.
Selain itu, untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang, KAI juga menyediakan layanan air minum gratis di beberapa stasiun. Fasilitas ini ikut mendukung program keberlanjutan karena mengurangi limbah plastik.
“Kami ingin memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik dan juga lebih ramah lingkungan bagi para penumpang. Dengan menyediakan fasilitas air minum gratis, penumpang bisa menikmati perjalanan dengan lebih nyaman, sekaligus mendukung upaya pengurangan sampah plastik,” tutur Didiek.
Selain itu, KAI sudah menyelesaikan dua Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu LRT Jabodetabek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Tahun 2024 ini, KAI juga berhasil mengoperasikan KA Blambangan Ekspres sebagai kereta api dengan rute terpanjang di Indonesia. Kereta ini melayani rute dari Pasar Senen di Jakarta hingga Stasiun Ketapang di Banyuwangi.
Di wilayah luar Jawa, KAI sukses melakukan pengadaan 54 lokomotif CC205 demi mendukung peningkatan kapasitas angkutan batu bara di Sumatra Selatan.
Luar biasanya, berkat konsistensinya dalam mewujudkan sistem berkelanjutan, PT KAI berhasil meraih predikat “Baik” dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Baca juga: Canggih! KAI Services Gunakan Layanan LPR Parking System: Sudah Diterapkan di Mana Saja?
Tahun lalu, PT KAI berhasil meraih penghargaan “Best Crisis Handling” yang diberikan saat Anugerah BUMN 2023, di mana KAI dianggap mampu mengelola krisis dengan efektif.
Penghargaan tersebut menjadi bukti komitmen KAI dalam menghadapi suatu hal yang krisis, seperti insiden kecelakaan, bencana alam, maupun tantangan operasional lainnya.
Tentu saja hal ini berhasil menunjukkan tanggung jawab perusahaan kereta api ini terhadap keselamatan dan bakti pelayanan kepada masyarakat.
Kepercayaan masyarakat terus naik
Tidak hanya upaya mewujudkan keselamatan dan keberlanjutan, KAI juga menghadirkan Railkids Daycare KAI, beautifikasi stasiun, hingga sukses menjadi tuan rumah ASEAN Railway CEO’s Conference ke-44 di Bandung.
Kereta cepat Whoosh juga pernah menyabet penghargaan di ajang World Skills Competition yang diadakan di Lyon, Prancis, 2023 lalu. Kereta ini berhasil memenangkan kategori “Best Project”.
Di sisi lain, per Agustus 2024, KAI Group juga berhasil mengoperasikan 53.439 KA Barang, 416.931 KA Penumpang, 259.678 KRL, 12.998 KA Bandara, dan 71.011 LRT Jabodebek. Sementara itu, hingga 16 September 2024, Whoosh sudah beroperasi sebanyak 11.883 perjalanan.
Data itu menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap layanan PT KAI meningkat.
Baca juga: Manjakan Penumpang, KAI Pangkas Waktu Tempuh Kereta: Perjalanan Jadi Singkat dan Cepat
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News