tarian marimpa salo sebuah karya kreatif randy sebagai mahasiswa isi yogyakarta - News | Good News From Indonesia 2024

Tarian Ma'rimpa Salo: Sebuah Karya Kreatif Randy Sebagai Mahasiswa ISI Yogyakarta

Tarian Ma'rimpa Salo: Sebuah Karya Kreatif Randy Sebagai Mahasiswa ISI Yogyakarta
images info

Tarian merupakan salah satu wujud ekspresi budaya yang kaya makna dan simbolis. Di Indonesia, setiap daerah memiliki tarian yang mencerminkan kehidupan sosial, tradisi, serta nilai-nilai kearifan lokal. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah tarian "Ma'rimpa Salo," sebuah tarian kontemporer yang diciptakan oleh Randy Bin Umar, seorang mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Karya ini menggambarkan ritual dan tradisi masyarakat Suku Bugis di Sinjai, Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai "Ma'rimpa Salo," yang berarti "menghalau ikan di sungai."

Halo Kawan GNFI, di sini kami akan mengupas secara detail tentang Tarian Ma’rimpa Salo asal Sulawesi Selatan yang diciptakan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta, kira- kira asal- asul tarian tersebut dari mana dan seperti apa sejarah dari tarian tersebut. Yuk, kita simak bersama berita tersebut.

Tarian Ma'rimpa Salo
info gambar

Asal-Usul Ma'rimpa Salo

Tarian ini didasarkan pada acara tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Bugis di Sinjai sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen laut yang melimpah. Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul di tepian sungai untuk menghalau ikan dari hulu ke muara sungai. Aktivitas ini biasanya diiringi oleh perahu yang berlayar di sepanjang sungai.

Sebelum kegiatan dimulai, masyarakat melakukan ritual terlebih dahulu untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Tuhan. Ritual ini mencerminkan keyakinan masyarakat akan pentingnya hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.

Ma'rimpa Salo bukan sekadar kegiatan fisik menghalau ikan di sungai. Tradisi ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam tradisi Bugis, sungai dan laut bukan hanya sebagai sumber penghidupan, tetapi juga bagian dari siklus kehidupan yang harus dijaga.

Menghalau ikan dari hulu ke muara menggambarkan harmoni antara manusia dan alam, serta rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Sang Pencipta. Ini adalah cara masyarakat Bugis menghargai laut dan sungai sebagai sumber kehidupan yang tak ternilai.

Tarian Ma'rimpa Salo yang diciptakan oleh Randy Bin Umar menginterpretasikan tradisi ini dalam bentuk seni tari. Gerakan-gerakan dalam tarian ini mencerminkan kegiatan menghalau ikan, gerakan mendayung perahu, serta ritual memohon perlindungan.

Dengan menggabungkan elemen-elemen gerak tradisional dengan sentuhan modern, Randy berhasil menciptakan sebuah karya yang tidak hanya mempertahankan esensi tradisi, tetapi juga relevan dalam konteks seni kontemporer.

Tarian Ma'rimpa Salo
info gambar

Karya Randy Bin Umar ini sangat unik karena berhasil memadukan gerak tradisi dengan sentuhan modern. Tarian Ma'rimpa Salo menggunakan gerakan-gerakan yang terinspirasi dari aktivitas masyarakat Bugis saat menghalau ikan dan mendayung perahu.

Namun, Randy tidak hanya berhenti pada penggunaan gerak tradisional. Ia menyusun gerakan-gerakan tersebut dengan koreografi yang lebih dinamis dan modern, sehingga tarian ini menjadi lebih hidup dan menarik bagi penonton masa kini.

Salah satu keistimewaan dari tarian ini adalah penggunaan properti yang sangat mendukung penceritaan. Dalam tarian Ma'rimpa Salo, properti seperti perahu, bakul, dan replika ikan digunakan untuk menggambarkan suasana sungai dan laut yang menjadi latar dari tradisi ini.

Selain itu, latar panggung yang menggambarkan alam laut menambah keindahan visual dari tarian ini, menciptakan suasana yang seolah membawa penonton langsung ke tepi sungai di Sulawesi Selatan.

Tidak hanya gerakan dan properti, musik yang digunakan dalam tarian Ma'rimpa Salo juga menjadi elemen penting yang memperkuat suasana. Randy menggunakan musik tradisional Bugis sebagai dasar dari komposisi musik yang mengiringi tarian ini.

Namun, ia memberikan sentuhan modern pada musik tersebut, menciptakan harmoni antara elemen tradisional dan kontemporer. Perpaduan ini menghasilkan nuansa yang segar dan dinamis, tanpa menghilangkan identitas budaya yang menjadi inti dari karya ini.

Selain gerakan dan musik, kostum dan riasan dalam tarian Ma'rimpa Salo juga menarik perhatian. Kostum yang digunakan terinspirasi dari pakaian tradisional Bugis, namun dengan sentuhan desain yang lebih modern.

Warna-warna cerah yang digunakan mencerminkan keindahan alam Sulawesi Selatan, khususnya laut dan sungai. Sementara itu, riasan yang dikenakan oleh para penari juga didesain untuk mendukung karakter dari setiap penari, memperkuat pesan dan suasana yang ingin disampaikan melalui gerakan tari.

Karya ini tidak hanya menjadi sarana untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat Bugis, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang menjaga hubungan harmonis dengan alam.

Dalam dunia yang semakin modern dan serba cepat ini, karya seperti tarian Ma'rimpa Salo mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi dan kearifan lokal. Selain itu, karya ini juga menunjukkan bagaimana seni dapat menjadi medium yang efektif untuk menyampaikan pesan sosial dan ekologis.

Randy Bin Umar, melalui karya ini, berhasil mengemas tradisi lokal dengan cara yang relevan bagi generasi masa kini. Tarian Ma'rimpa Salo tidak hanya menjadi pengingat akan kekayaan budaya Sulawesi Selatan, tetapi juga sebagai refleksi atas hubungan manusia dengan alam yang harus selalu dijaga dan dihormati.

Randy Bin Umar juga sempat mengajarkan tarian ini kepada adik tingkatnya di SMP yaitu Community Learning Center (CLC) 45 Pontian Hilco di ajang lomba bergengsi tingkat SMP di SILN, yaitu Apkres 2024 yang diadakan di SIKK (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu), yang diperankan oleh 2 penari berpasangan bernama Mhd Denish Ramadhani dan Rabbiyatul Nur Fatiha.

Tarian Ma'rimpa Salo oleh Mhd Denish Ramadhani dan Rabbiyatul Nur Fatiha.
info gambar

Tarian Ma'rimpa Salo karya Randy Bin Umar adalah contoh nyata bagaimana seni dapat menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas. Dengan menggabungkan gerakan tradisional dan sentuhan modern, karya ini tidak hanya mempertahankan kekayaan budaya, tetapi juga memberikan nuansa baru yang menarik bagi penonton.

Tarian ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga alam dan hubungan kita dengan lingkungan sekitar, sembari merayakan keindahan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.