bikin bangga inilah prestasi legenda bulutangkis indonesia di mata dunia - News | Good News From Indonesia 2024

Bikin Bangga, Inilah Prestasi Legenda Bulutangkis Indonesia di Mata Dunia

Bikin Bangga, Inilah Prestasi Legenda Bulutangkis Indonesia di Mata Dunia
images info

Legenda bulutangkis Indonesia mencatatkan sejumlah prestasi cemerlang seperti di Olimpiade, Piala Thomas, All England dan Kejuaraan Dunia. Medali emas terakhir Indonesia diraih oleh Greysia Polii/Apriyani sektor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020 dengan mengalahkan ganda putri dariChina.

Walaupun tidak diunggulkan namun Gresyia/Apriyani mampu menaklukan tantangan dari babak sebelumnya dengan mengalahkan rival yang selama ini sulit dikalahkan. 

Di tahun ini, Srikandi Bulutangkis mampu menjawab keraguan saat Piala Uber di Chengdu, China. Pencapaian juara kedua membuat sejarah berulang saat terakhir kali ke partai final di tahun 2008, saat itu diperkuat oleh Maria Kristin Yulianti, Liliyana Natsir, Vita Marissa, Gresyia Polii, Adriyanti Firdasari, Pia Zebadiah, dan Jo Novita. 

Indonesia memiliki legenda bulutangkis yang sangat ditakuti karena pencapaian yang luar biasa. Sebut saja Rudy Hartono, Tjun Tjun/Johan Wahjudi, Susi Susanti, Liem Swie King, dan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, Taufik Hidayat dan Markis Kido/Hendra Setiawan. 

Prestasi Cemerlang Legenda Bulutangkis Indonesia

Rudy Hartono

Menorehkan 8 kali juara All England, rekor ini belum bisa dipecahkan oleh atlet bulutangkis negara manapun, inilah Rudy Hartono, legenda tunggal putra Indonesia. All England disebut sebagai turnamen bergengsi dan merupakan turnamen terbuka bulutangkis tertua di dunia sejak tahun 1899. Kejuaraan ini bahkan lebih ditunggu-tunggu daripada Kejuaraan Dunia sekalipun. 

Selain 8 kali menjuarai All England, Rudy Hartono juga berjasa dalam perebutan piala Thomas. Bersama Rudy Hartono, Indonesia berhasil membawa pulang piala tersebut sebanyak empat kali. Tak hanya itu, gelar individu sangat lengkap mulai dari Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia, dan Asian Games serta pertandingan demonstrasi Olimpiade di Munchen, Jerman.

Susi Susanti

Secara heroik, Susi Susanti berhasil menang dan membalikan keadaan setelah tertinggal dari Korea Selatan 0-2 di final Piala Sudirman 1989. Dengan kemenangan Susi Susanti, semangat tim Indonesia pun ikut terpompa sehingga merebut 2 partai selanjutnya yaitu ganda putra dan ganda campuran. Indonesia meraih Piala Sudirman edisi perdana di Jakarta. 

Olimpiade Barcelona 1992 pun menjadi momen mengharukan bagi Susi Susanti. Bersama Alan Budi Kusuma, sektor tunggal putra, Ia meraih medali emas pertama Indonesia di cabang bulutangkis setelah resmi dipertandingkan di Olimpiade.

Susi berhasil mengalahkan rival terberatnya dari Korea Selatan, Bang Soo hyun. Empat tahun kemudian di Olimpiade Atlanta 1996, Susi harus puas dengan medali perunggu, setelah dikalahkan rivalnya di Semifinal.

Di All England, prestasi Susi Susanti pun tak kalah cemerlang. Ia mampu meraih empat gelar juara dari 1990-1991 dan 1993-1994. Dan Susi Susanti dan tim beregu putri Indonesia pun berhasil meraih piala Uber pada edisi 1994 dan 1996, setelah terakhir kali diraih pada tahun 1975.

Tjun Tjun/Johan Wahjudi

Selain Rudy Hartono di tunggal putra, Indonesia pernah memiliki Tjun Tjun dan Johan Wahjudi sebagai legenda ganda putra. Keduanya pernah meraih gelar prestisius All England sebanyak empat kali pada tahun 1975 dan 1978-1980.

Selain itu, terdapat nama Christian Hadinata/Ade Chandra pun melengkapi prestasi dengan meraih All England pada tahun 1972-1973.

Liem Swie King

Legenda tunggal putra Indonesia tidak hanya Rudy Hartono seorang, nama Liem Swie King pun pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Meskipun tak sebanyak Rudy Hartono, Liem Swie King pernah meraih gelar All England sebanyak 3 kali dari 1978-1979 dan 1981.

Liem memiliki ciri khas pukulan smash andalan dengan julukan King Smash. Pukulan tersebut sangat kuat dan mampu melumpuhkan lawan sehingga tidak bisa dikembalikan.

Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad

Liliyana Natsir dipasangkan dengan Tontowi Ahmad pada tahun 2011, setelah dipisah dengan pasangan sebelumnya Nova Widianto. Dalam kurun waktu satu tahun, Keduanya mampu meraih gelar All England tiga kali berturut-turut dari 2012-2014.

Selain itu, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad meraih gelar Kejuaraan Dunia pada 2013 dan 2017. Puncak prestasi keduanya saat Olimpiade Rio de janeiro 2016 meraih medali emas setelah mengalahkan ganda campuran dari Malaysia.

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat menjadi pebulutangkis asal Indonesia yang meraih emas di Olimpiade Athena, Yunani tahun 2004. Tunggal putra di era 2000-an ini berhasil mengalahkan pemain Korea Selatan, Shon Seung-mo dengan permainan dua gim langsung 15-8, 15-7.

Markis Kido/Hendra Setiawan

Ganda putra asal Indonesia ini memiliki gaya bermain unik dengan mengandalkan penempatan bola yang sulit dari sisi depan dan kemudian dieksekusi dengan jumping smash. Pada Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil menundukan wakil tuan rumah China, Fu Haifeng/Cai Yun dengan pertarungan sengit 3 gim.

Mulanya Markis/Hendra tertinggal di gim pertama dengan 12-21, kemudian dibalas di gim kedua dengan skor 21-11. Pada gim ketiga, keduanya mampu menang 21-16 dan meraih medali emas untuk Indonesia. 

Selain itu, prestasi terbaik Indonesia adalah mampu membawa pulang Piala Thomas sebanyak 14 kali. Banyak nama-nama legenda bulutangkis lain yang pernah berjuang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Apresiasi dan penghargaan tertinggi untuk pahlawan Indonesia yang mendedikasikan dirinya untuk Indonesia. 

Referensi: 

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Rudy_Hartono
  • https://bwfworldtour.bwfbadminton.com/tournament/4756/li-ning-hong-kong-open-2024/results/podium/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Liem_Swie_King
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Tjun_Tjun
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Susanti
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Liliyana_Natsir 
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Taufik_Hidayat
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Markis_Kido 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel inisepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.