Rabies merupakan penyakit yang ditularkan dari gigitan hewan yang terjangkit virus. Penyakit ini sangat berbahaya—dapat menyebabkan kematian bagi manusia.
Salah satu cara mencegah infeksi virus tersebut adalah dengan vaksin rabies. Kelompok yang memiliki risiko tinggi memiliki rabies lebih dianjurkan untuk divaksin.
Mereka adalah orang-orang yang rentan terhadap virus rabies, antara lain dokter hewan, peternak, dan orang-orang yang banyak melakukan interaksi langsung dengan hewan.
Kapan harus melakukan vaksin rabies?
Ada dua jenis vaksin rabies yang tersedia dan bisa didapatkan manusia. Keduanya adalah vaksin untuk mencegah rabies dan vaksin yang diberikan pada orang yang sudah terinfeksi virus ini.
Untuk mencegah rabies, tiga dosis vaksin harus diberikan. Vaksin dosis satu, diberikan pada kali pertama vaksin. Kemudian, vaksin pencegahan dosis dua, diberikan setelah tujuh hari pemberian dosis pertama.
Terakhir, vaksin dosis tiga yang diberikan 21 hari atau 28 hari setelah dosis satu. Sementara vaksin untuk mengatasi infeksi, bertujuan untuk mencegah virus menyebar dan menimbulkan komplikasi penyakit lain.
Baca juga Ciri-ciri Kucing Rabies dan Cara Menangani Gigitannya
Cara mendapatkan vaksin rabies
Vaksin rabies bisa didapatkan di puskesmas atau RSUD setempat. Vaksin rabies sulit ditemukan di daerah yang non-endemis—daerah yang jarang terjadi kasus rabies.
Namun, umumnya fasilitas kesehatan milik pemerintah memiliki stok vaksin rabies tersebut. vaksin untuk mengatasi infeksi rabies harus disesuaikan dengan kondisi pasien menurut observasi dokter.
Baca juga Rabies Mengancam NTT, Vaksinasi Digalakkan hingga Bulan Maret 2024
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News