Indonesia bakal resmi miliki Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) Ocean Going yang diproyeksikan akan mulai beroperasi penuh pada akhir 2025.
Pengadaan pyoyek kapal ini merupakan kontribusi Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Pembangunan kapal dengan teknologi mutakhir tersebut adalah kerja sama antara Kemhan RI dengan Abeking & Rasmussen, Jerman. Menariknya, pembangunan platform kapal dilakukan oleh satu perusahaan galangan lokal, PT Palindo Marine, yang terletak di Batam.
Pada Selasa, (24/9/2024), Kemhan RI secara resmi meluncurkan Kapal BHO Ocean Going di Dermaga PT Palindo Marine, Batam. Peluncuran ini sekaligus menandai rampungnya pemasangan platform kapal.
Selanjutnya, Kapal BHO Ocean Going akan menuju Jerman untuk menyelesaikan pemasangan seluruh peralatan oseanografi di galangan Abeking & Rasmussen.
Kapal super canggih yang bantu kemandirian industri pertahanan
Kapal BHO Ocean Going dirancang untuk dapat melakukan survei oseanografi dan pemetaan laut. Kapal ini dilengkapi teknologi yang dapat menyisir area pesisir pantai, laut dangkal, hingga samudra dalam yang beresolusi tinggi.
Di sisi lain, Kapal BHO juga memiliki sensor penginderaan bawah air canggih. Kapal ini dapat mencapai kedalaman antara 600 meter hingga 11.000 meter. Hal ini sangat mendukung kegiatan pencarian objek bawah laut, utamanya saat situasi darurat.
Baca juga: Perkuat Alutsista TNI, Dua Kapal Perang PT PAL Tuntaskan Misi Jelajahi Hawaii dan IKN
Selain itu, kendaraan yang akan jadi andalan TNI AL tersebut turut dilengkapi dengan geladak heli luas yang dapat menampung kapasitas maksimum 12 ton MTOW, serta meriam berukuran 20 mm dan 12,7 mm.
Terdapat teknologi surveillance, manuver, dan station keeping canggih. Kapal BHO didesain dengan struktur high tensile steel yang memiliki kecepatan maksimum 16 knot.
Panjang Kapal BHO buatan lokal ini memiliki spesifikasi panjang 105 meter, lebar 17,4 meter, dan draf kapal sebesar 4,5 meter.
Kapal ini punya bobot total 3.419 ton dan mampu mengangkut beban tambahan hingga 200 ton. Kapal BHO juga memiliki daya jelajah selama 60 hari dengan kapasitas 90 personel, yang menggunakan sistem pendorongan hybrid.
BHO direncanakan akan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi setelah menyelesaikan pemasangan peralatan di Jerman pada akhir 2025.
Komandan Pushidrosal, Laksamana Madya TNI Budi Purwanto menyebut, pihaknya sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung pengadaan dan pengembangan teknologi maritim di Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi kepada pihak yang terkait dalam pembangunan kapal BHO (Ocean Going) terutama kepada Kemhan yang terus mendorong pengembangan teknologi dan infrastruktur maritim,” tegasnya.
Baca juga: Hebat! ASDP Jadi Perusahaan Penyeberangan Terbesar di Dunia dengan 225 Unit Kapal
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
