menengok kembali sukses gerakan boikot jelang 1 tahun genosida israel di gaza - News | Good News From Indonesia 2024

Menengok Kembali Sukses Gerakan Boikot Jelang 1 Tahun Genosida Israel di Gaza

Menengok Kembali Sukses Gerakan Boikot Jelang 1 Tahun Genosida Israel di Gaza
images info

JAKARTA - Genosida Israel atas Gaza di Palestina hampir genap satu tahun. Namun alih-alih mereda, barbarisme Israel berlanjut dengan dukung penuh Amerika dan Eropa hingga hari ini. Laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) menyebut per Senin (16/9) jumlah korban tewas warga Gaza mencapai 41.931 jiwa dan lebih dari 100 ribu lainnya luka-luka.

Sementara itu, gelombang protes global terhadap kebengisan Israel tersebut memunculkan gerakan boikot produk Israel dan semua merek barang konsumsi publik yang diproduksi oleh pihak yang memiliki keterkaitan bisnis dengan Israel. Di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, gerakan boikot tersebut termasuk yang paling dominan, di samping pernyataan sikap protes di media sosial hingga unjuk rasa.

Merujuk hasil survei GoodStats, media sigi berbasis Jakarta, kepada 1.000 orang sampel di Indonesia pada Juli 2024, mayoritas responden (70,2%) menyatakan mendukung aksi boikot produk Israel dan semua yang dianggap terafiliasi Israel. Sebaliknya, hanya ada sedikit responden (12,8%) yang menyatakan kontra dan 17% responden menyatakan memilih bersikap 'netral'.

“Berdasarkan hasil survei, mayoritas masyarakat Indonesia mendukung gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi,” kata Managing Editor GoodStats saat presentasi hasil survei belum lama ini.

Tak hanya mendukung, survei menemukan publik rupanya juga ikut memanifestasikan dukungan boikot dalam kehidupan sehari-hari dalam skala yang lebih besar.

Menurut survei, 77,2% responden mengaku sedang melakukan boikot produk terafiliasi Israel dalam kesehariannya. Alasannya beragam, namun sebagian besar menyatakan bahwa mereka melakukan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina (68,1%), selain karena ingin ikut memberi tekanan kepada Israel (55,3%).

Menurut survei, gerakan boikot publik Indonesia paling banyak dilakukan terhadap produk makanan dan minuman (81,5%).

Boikot bahkan menyasar sejumlah merek makanan dan minuman ternama, beberapa di antaranya merupakan waralaba asing yang ada di Indonesia.

Di sisi lain, ini menjadi momentum tersendiri bagi sejumlah merek (brand) nasional untuk bisa unjuk gigi merebut pasar.

Pada kategori air mineral misalnya, Le Minerale (47,4%) jadi produk yang paling banyak dipilih publik sebagai alternatif produk yang diboikot responden.

“Privilese” yang sama juga dirasakan setidaknya oleh brand Kopi Kenangan (27,5%) dan Fore Coffee (22,5%) di kategori kedai kopi, lalu Hoka Bento (24,2%) dan Richeese Factory (22,1%) di kategori makanan cepat saji (fast food), yang jadi pilihan alternatif utama publik menurut survei GoodStats

Sebanyak 55,1% responden yakin bahwa aksi ini secara efektif mampu menghentikan atau setidaknya menekan agresi Israel terhadap Palestina.

Namun, tak sedikit pula yang meragukan efektivitasnya (30,1%) dan bahkan yakin bahwa aksi ini tak akan efektif (15,8%).

Sosiolog Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Dede Syarif, berpendapat tujuan dan efektivitas gerakan boikot tak bertumpu langsung pada agresi Israel atas Gaza. “Tujuan boikot tidak bisa langsung menghentikan agresi, tapi memengaruhi perusahaan untuk mengalihkan kebijakan politik maupun dukungannya kepada Israel,” ujarnya.

Meski tidak berdampak langsung pada intensitas serangan/agresi Israel, Dede menyatakan aksi boikot menjadi sebuah gerakan kemanusiaan yang efektif dalam menekan perusahaan yang terafiliasi Israel agar mengubah haluan bisnis dan politiknya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, M. Cholil Nafis, sependapat. Dia bahkan mengimbau umat Muslim tidak jenuh dalam mengampanyekan dukungan terhadap Gaza, termasuk lewat gerakan boikot produk Israel dan semua produk perusahaan multinasional asing yang diketahui memiliki keterkaitan bisnis dengan Israel.

MUI, menurut Cholil, hingga saat ini aktif mengkampanyekan gerakan boikot tersebut, termasuk di media sosial dengan menggandeng para pegiat media sosial, konten kreator atau influencer Muslim.

“Jangan bicara kapan perjuangan kita berhasil. Yang penting posisi kita tidak berubah. Kewajiban kita adalah ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina, termasuk lewat boikot. Soal berhasil atau tidaknya, itu kehendak Allah SWT,” kata Cholil saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/9).

Karena itu, Cholil mengajak kalangan influencer (pemengaruh) Muslim di media sosial untuk tidak terpecah dalam menyikapi gerakan boikot Israel. Dia mengingatkan konstitusi UUD 1945 jelas menentang penjajahan dan mendorong perdamaian.

“Kita berjuang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di media sosial, saat orang mem-posting tentang perjuangan Palestina, jangan takut kalau ada yang memberi komentar negatif. Jangan terbawa perasaan atau ‘baper’. Intinya, kita tidak boleh diam,” pungkasnya.[]

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.