timnas indonesia boleh bermimpi tapi - News | Good News From Indonesia 2024

Performa Timnas Indonesia Sudah Baik, Optimis di Jangka Panjang

Performa Timnas Indonesia Sudah Baik, Optimis di Jangka Panjang
images info

Dua poin dari dua pertandingan perdana. Begitulah performa Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, bulan September 2024. Sepintas, ini terlihat biasa, karena datang dari dua hasil imbang.

Padahal, kalau dilihat lagi, ini adalah hasil yang luar biasa, dan menjadi satu "Good News", karena didapat dari dua tim kontestan Piala Dunia 2022, yakni Arab Saudi dan Australia. Peringkat FIFA keduanya (per rilis resmi FIFA Juli 2024) juga terpaut jauh dari Indonesia (133), yakni 56 (Arab Saudi) dan 24 (Australia).

Jika ditambah catatan partisipasi di Piala Dunia dan prestasi sama-sama pernah juara Piala Asia, Tim Elang Hijau dan Socceroos juga termasuk tim papan atas Asia. Jadi, ini adalah hasil yang luar biasa.

Di sisi lain, ini juga menunjukkan, seberapa jauh kenaikan level Tim Garuda bersama Shin Tae-yong. Tim yang tadinya terbiasa puas dengan hasil imbang di kandang Malaysia, Thailand atau Vietnam, kini mampu melakukannya pada tim raksasa Asia. 

Tak heran, optimisme pun menjadi satu warna khas publik sepak bola nasional. Bahkan, pada titik paling optimis, sudah ada yang berani bermimpi, Indonesia punya kesempatan lolos ke Piala Dunia 2026.

Secara kasat mata, mimpi lolos ke Piala Dunia 2026 bukan hal yang sama sekali muskil. Meski persentase peluangnya masih kecil, kesempatan itu memang ada.

Namun, untuk benar-benar sampai ke sana, masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Pertahanan yang selama ini jadi titik lemah memang sudah diperbaiki, bahkan telah bertransformasi menjadi satu kelebihan, khususnya sejak Jay Idzes dan Maarten Paes bergabung.

Masalahnya, kualitas pemain tengah dan depan masih belum sekuat lini belakang. Ditambah lagi, kedalaman kualitas antara pemain inti dan cadangan belum seimbang. Jangan lupa, Sandy Walsh dkk masih belum bertemu Jepang, tim raksasa Asia yang mampu mencetak selusin gol di dua laga awal kualifikasi.

Masih butuh waktu untuk menciptakan satu tim yang cukup solid dan bisa bersaing. Suka atau tidak, kita perlu menyadari, Timnas Indonesia belum cukup kuat untuk langsung bersaing di level atas Asia. 

Maka, wajar kalau saat PSSI memperpanjang kontrak pelatih Shin Tae-yong bulan Juni 2024 lalu, target utama yang dipatok bukan juara Piala AFF (seperti kebiasaan PSSI di masa lalu) apalagi lolos ke Piala Dunia 2026. 

PSSI malah mematok target utama masuk peringkat 100 besar FIFA sampai masa kontrak sang pelatih tuntas tahun 2027. Dengan kata lain, ada langkah-langkah awal yang ingin dicapai, sebelum mematok target lebih tinggi.

Ini langkah logis yang memang biasa dilakukan di sepak bola modern, tapi masih menjadi satu kebiasaan baru di PSSI, khususnya sejak Erick Thohir mulai menjadi ketua umum.

Dengan struktur target seperti itu, bisa dilihat, PSSI mulai bisa berpikir runtut dan melihat proyeksi jangka panjang. Peringkat 100 besar FIFA dan terbiasa bersaing di level Asia memang fondasi kompetitif yang dibutuhkan.

Kalau sudah terbiasa dan stabil, barulah target itu bisa naik ke level berikutnya. Bisa dibilang, lolos ke Piala Dunia 2026 bukan target realistis. 

Untuk sampai ke sana, Timnas Indonesia harus bisa mengalahkan tim-tim papan atas Asia seperti Arab Saudi, Australia, Korea Selatan, Jepang atau Iran. Levelnya jelas lebih tinggi dari "menahan imbang".

Jadi, kalaupun ternyata bisa lolos ke Piala Dunia 2026, capaian ini adalah sebuah bonus besar. Tidak untuk dikejar, tapi masih bisa diupayakan.

Andai ternyata gagal, ini bukan satu kegagalan, karena di era modern, Tim Merah Putih baru sekali lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Di level Asia Tenggara saja, hanya Thailand dan Vietnam yang pernah sampai ke sini.

Otomatis, pengalaman menghadapi Jepang, Australia dan Arab Saudi di edisi sekarang akan jadi bekal pengalaman di masa depan. Jika bekalnya sudah cukup dan tim sudah lebih berkembang, mimpi lolos ke Piala Dunia baru bisa dikejar paling dekat di edisi 2030 atau 2034.

Karena itulah, untuk saat ini, kita hanya perlu menikmati aksi Timnas Indonesia tanpa beban. Jadi, kalaupun gagal lolos ke Amerika Utara, tidak ada alasan untuk kecewa, karena lolos ke babak ketiga kualifikasi saja sudah merupakan satu prestasi istimewa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.