Kementerian Pertanian menyiapkan lahan pertanian sapi seluas 1,5 juta hektare untuk penyediaan daging dan susu program makan bergizi gratis.
Pengelolaan lahan ini akan dilakukan perusahaan swasta, UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), serta koperasi.
Diketahui saat ini sebanyak 36 perusahaan telah berkomitmen mendatangkan impor sapi hidup ke Indonesia. Hewan ternak ini nantinya akan dipelihara di lahan yang disediakan Kementan.
Menarik investor
Penyediaan lahan tersebut akan memudahkan para pengusaha untuk berinvestasi. Menurut Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, ketersediaan lahan masih menjadi masalah dalam peternakan sapi.
Lahan seluas 1,5 juta hektare nantinya akan digunakan untuk 1,3 juta ekor sapi hidup. Lokasi lahan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, yakni Sulawesi Tengah, Banten, Jawa Timur, hingga Pulau Aru di Maluku.
Adapun masing-masing peternakan luas lahannya akan sekitar 1.500 hektare hingga 100 ribu hektar. Lahan yang terpisah-pisah ini bertujuan untuk menghidupkan lagi sistem kelompok-kelompok produksi susu.
Tak ingin pakai kedelai
Kementan juga tak ingin susu kedelai menjadi alternatif pengganti susu sapi untuk program makan bergizi gratis yang diinisiasi oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sudaryono menekankan bahwa makan bergizi gratis harus memiliki kandungan protein yang cukup mengingat sasaran utamanya adalah anak-anak sekolah. Untuk itu, sangat penting mempertimbangkan nilai gizi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ketersediaan kedelai di dalam negeri masih didominasi oleh impor, yakni sebanyak 2,27 juta ton hingga November 2023. Karena itulah, produk kedelai tidak dapat menjadi produk substitusi makan bergizi gratis.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


