Puisi merupakan salah satu bentuk karya seni yang popular dalam dunia sastra di dunia, termasuk di Indonesia. Puisi dianggap sebagai bentuk penyaluran ekspresi dengan menggunakan bahasa yang penuh makna dalam menyampaikan gagasan, perasaan, atau pengalaman.
Dalam puisi, bahasa sering digunakan dengan cara yang lebih kiasan dan imajinatif. Puisi memungkinkan penulisnya untuk mengeksplorasi keindahan bahasa dan menghadirkan perasaan atau ide secara mendalam dalam puisi yang dibuat.
Dalam perkembangannya, puisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah bentuk puisi yang berkembang di masa lampau dan umumnya terikat oleh aturan-aturan tertentu, seperti jumlah baris dalam setiap bait, pola rima, dan irama tertentu.
Puisi lama juga erat kaitannya dengan tradisi, adat, dan budaya masyarakat di masa itu, sehingga kerap kali berfungsi sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral, agama, atau sejarah. Contoh puisi lama yakni ada pantun, mantra, syair, gurindam, karmina, talibun, dan seloka.
Kawan GNFI, penting bagi kita untuk memahami bahwa puisi lama dan puisi baru memiliki karakteristik yang berbeda. Meskipun keduanya merupakan bentuk ekspresi seni melalui bahasa, ada beberapa aspek khusus yang membuat puisi lama tampak unik dan berbeda dari puisi baru. Ada beberapa ciri khas dari puisi lama.
Baca juga: Mari Mengenal Jenis-Jenis Puisi dalam Karya Sastra
Yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Ciri-ciri Puisi Lama
1. Terikat oleh Aturan dan Memiliki Struktur Tertentu
Puisi lama memiliki aturan-aturan yang ketat terkait dengan jumlah baris, bait, dan pola rima. Misalnya, pantun harus terdiri dari empat baris dengan pola rima a-b-a-b, sementara syair biasanya memiliki pola a-a-a-a. Aturan ini memberikan bentuk yang teratur dan mudah diingat, terutama dalam tradisi lisan.
2. Disampaikan dari Mulut ke Mulut (sastra lisan)
Puisi lama merupakan bagian dari tradisi lisan, di mana karya-karya tersebut disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena itu, puisi lama biasanya memiliki bentuk yang mudah dihafal dan diucapkan, sehingga dapat dipertahankan meskipun tanpa ditulis.
3. Anonim
Banyak puisi lama tidak diketahui siapa pengarangnya atau tidak mencantumkan nama penulis. Hal ini terjadi karena puisi-puisi tersebut sering kali merupakan hasil karya kolektif yang berkembang dalam masyarakat, bukan karya individu.
4. Menggunakan Majas Tetap dan Klise
Bahasa yang digunakan dalam puisi lama biasanya lebih klasik dan penuh dengan kiasan atau simbol-simbol tertentu yang memiliki makna mendalam. Hal ini membuat puisi lama kaya akan nilai estetika dan sekaligus sarat dengan makna yang perlu ditafsirkan.
5. Isinya fantastis dan bertema istana sentris
Dalam puisi lama, sering kali isinya berisi kisah-kisah yang luar biasa atau fantastis, yang menggambarkan dunia dengan penuh keajaiban dan kejadian yang tidak biasa. Tema yang diangkat dalam puisi-puisi ini sering kali berpusat pada budaya, adat istiadat maupun kehidupan di istana. Seperti menggambarkan raja-raja, bangsawan, serta kehidupan dan intrik di lingkungan kerajaan.
Baca Juga: 10 Contoh Puisi tentang Pendidikan 2-4 Bait, Sarat Akan Makna
Puisi lama merupakan dari warisan budaya yang tidak hanya menawarkan keindahan bahasa, tetapi juga mengandung nilai-nilai historis dan moral yang berharga. Dengan ciri-ciri seperti terikatnya oleh aturan ketat, penggunaan majas, puisi lama menjadi karya yang unik dan memiliki tempat tersendiri dalam dunia sastra.
Mengenal dan memahami ciri-ciri puisi lama tidak hanya membantu kita menghargai kekayaan budaya yang diwariskan, tetapi juga menjaga agar warisan ini tetap hidup dan relevan dalam kehidupan kita saat ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News