Kemerdekaan Indonesia diraih atas perjuangan segala golongan, agama, dan suku. Hal inilah yang diperlihatkan oleh Umat Katolik yang memperlihatkan semangat kemerdekaan ketika Ir Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada buku Semangat dan Perjuangan Mgr. Albertus Soegijapranata karya Theodorus Sudiman dkk memperlihatkan sosok Mgr. Albertus Soegijapranata memerintahkan pembuatan bendera merah putih.
Merasakan Keteduhan Jiwa di Gua Maria Marganingsih
“Ketika Soekarno dan M Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Mgr Soegijapranata memerintahkan untuk membuat bendera merah putih berukuran besar untuk dikibarkan di halaman pasturan Gedangan sebagai bentuk dukungan dan kegembiraan atas kemerdekaan,” jelasnya.
Mgr. Soegija juga memberikan dukungan moril saat Pemerintah Indonesia harus memindahkan ibu kota ke Yogyakarta saat momen agresi. Dirinya juga memindahkan tempat tinggal dan pusat pelayanan dari Semarang ke Yogyakarta.
“Perpindahan Mgr. Soegijapranata itu bukan sekadar masalah spasial tempat, melainkan sebuah tindakan politis yang menunjukkan sikap kemana Gereja Katolik Indonesia berpihak.”
Dukungan Vatikan
Posisi Gereja Katolik Indonesia tidak hanya ditunjukkan oleh Mgr.Soegija. Pihak Vatikan juga memberikan dukungan penuh kepada kemerdekaan Indonesia. Hal ini dimulai dari kunjungan delegasi Takhta Suci Vatikan (1947-1948).
Puncak dari dukungan Vatikan ini saat Indonesia menempatkan Wirjopranoto sebagai Duta Besar di Vatikan pada tahun 1950. Penempatan ini juga tak lepas dari sosok Mgr Soegijapranata yang melakukan lobi-lobi politik.
“Sehingga terjalinlah hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dan Vatikan yang sekaligus merupakan wujud pengakuan Vatikan atas kemerdekaan Indonesia. Pengaruh Vatikan atas kemerdekaan Indonesia tentu saja memiliki nilai yang sangat strategis dalam kancah hubungan internasional,” tulis Theo.
Mengenal Logo Kunjungan Paus dan Maknanya
Ketokohan Mgr. Soegijapranata semakin meluas dengan diangkatnya sebagai Uskup Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) pada tanggal 18 Januari 1950 dengan tugas mendampingi kehidupan iman anggota angkatan perang beragama Katolik.
Mgr Soegija kepada Pimpinan Gereja untuk memberikan perhatian lebih dalam lapangan rohani dan iman kepada anggota Angkatan Bersenjata yang beragama Katolik. Pasukan ini selalu berada di medan perang.
“Mereka selalu berada di medan perang, tinggal di barak-barak, dan berpindah-pindah tempat tinggal sehingga tidak selalu bersama dengan anggota keluarganya,” jelasnya.
Pesan tahta suci
Dikatakan oleh Theo, perjuangan Mgr Soegija menunjukkan wajah Gereja Indonesia kepada perjuangan kemerdekaan. Dirinya juga menjadi perwakilan dari Vatikan yang juga mendukung Indonesia untuk merdeka.
Mgr Soegija juga mendorong umat Katolik untuk ikut mewujudkan maksud dari Vatikan. Hal ini disampaikannya ketika memberikan sambutan pada Kongres Pemuda Katolik Seluruh Indonesia.
Indonesia Bersiap Sambut Kunjungan Paus Fransiskus pada September 2024
“Kita seluruh umat Katolik Indonesia hendaknya sebudi dan sehati untuk membentuk masyarakat Katolik yang kokoh, yang berdiri sendiri dan merdeka sebagai dasar hierarki Katolik yang harus berdiri sendiri di tanah kita, dipimpin oleh Uskup-Uskup bangsa Indonesia.”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News