Klaten jadi tuan rumah ajang panahan berkuda Indonesian National League (INL) Horseback Archery. Di sana, para atlet menunjukkan kebolehanya dalam beraksi membidik sasaran dengan busur di atas kuda yang melaju kencang.
Bertempat di Johnsto Stable, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (29/8) hingga Minggu (1/9/2024). Sebanyak 49 atlet ambil bagian. Tidak hanya oleh atlet Indonesia, ajang ini juga diikuti oleh atlet dari negara tetangga, yakni Malaysia dan Thailand.
"Tahun ini, INL diikuti oleh 49 peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Indonesia mengirimkan 40 peserta, Malaysia 5 peserta, dan Thailand 4 peserta," ujar Ketua Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI), Akhmad Mustain, di Johnsto Stable pada Sabtu (31/8/2024) lalu, dalam keterangan tertulis KPBI.
Menariknya lagi, atlet-atlet yang berlaga di INL bukan hanya orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Sebab, ajang ini memang mengadakan pertandingan dengan kategori junior dan senior.
"Peserta termuda berusia 8 tahun, sementara yang tertua berusia 44 tahun. Kami membagi peserta ke dalam dua kategori, yaitu junior dan senior. Kategori junior untuk mereka yang berusia di bawah 16 tahun, sedangkan di atas 16 tahun masuk kategori senior," papar Mustain.
Mereka beraksi memacu kuda mengelilingi arena pertandingan sembari menembakkan anak panah ke target yang dipasang. Terdapat tiga kategori yang dipertandingkan, yakni masahee, qabaq, dan serial shoot. Meski sama-sama menembak anak panah sembari menunggang kuda, setiap kategori menerapkan aturan yang berbeda-beda.
Pada kategori masahee, atlet harus menembak tiga target dengan jarak tempuh sejauh 99 meter. Sementara itu pada kategori qabaq, atlet diharuskan memanah dua sasaran yang terletak di atas dan di bawah.
"Untuk kategori serial shoot, ada tiga target yang dipasang. Peserta harus memanah dari depan, samping, dan belakang," jelas Mustain.
Selama empat hari, masyarakat Klaten dan sekitarnya disuguhi penampilan berupa aksi-aksi ciamik para atlet. Namun bukan hanya kemampuan berkuda dan memanah yang bikin INL menarik untuk ditonton. Para atlet juga mengenakan pakaian adat yang menyerupai panglima perang, sehingga ajang ini tak ubahnya seperti fashion show bertema busana tradisional.
Di kancah olahraga panahan berkuda, INL bukan ajang kaleng-kaleng. Prestisiusnya ajang ini pula yang menarik minat atlet dari luar negeri untuk berpartisipasi.
"Ini adalah salah satu event yang besar dan serius. Banyak atlet kuat yang membuat kami tertantang untuk berlatih lebih keras," ujar Abdullah, atlet asal Thailand yang tampil bersama tiga rekan senegaranya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News