Harimau endemik Indonesia tak hanya berasal dari Sumatera dan Jawa. Anggota keluarga felidae ini juga ada yang mendiami Pulau Bali.
Namun, Harimau Bali kini dinyatakan punah.
Ada teori yang menyatakan bahwa Harimau Bali adalah Harimau Jawa yang berenang menyeberangi Selat Bali untuk mencari habitat baru. Hal ini didasari dengan fakta bahwa harimau adalah hewan yang menyukai air dan pandai berenang.
Ada pula yang mengatakan bahwa Harimau Bali adalah Harimau Jawa yang terpisah saat terbentuknya Selat Bali sekitar 10.000 tahun yang lalu—yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali sejauh 2,4 meter.
Harimau paling kecil
Harimau Bali (Panthera tigris balica) merupakan harimau terkecil dari dua subspesies lain yang ada di Indonesia—Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Dilansir dari Endangered List, Harimau Bali jantan memiliki berat 200 pon dengan panjang 7 kaki, sedangkan harimau betinanya memiliki berat 150 pon dengan panjang kurang dari 7 kaki.
Warna oranye pada Harimau Bali lebih kentara dibandingkan harimau lainnya karena terdapat titik-titik hitam di sepanjang sisi garisnya. Mereka juga memiliki garis warna putih yang lebih sempit.
Sama seperti saudaranya, Harimau Bali merupakan predator buas yang memburu kerbau, rusa, babi, monyet, unggas, dan kambing sebagai mangsa.
Baca juga Puti Malabin, Harimau Sumatera yang Diantar Pulang Naik Helikopter
Dianggap roh jahat
Harimau Bali diketahui hidup di Pulau Bali selama berabad-abad hingga sekitar tahun 1940-an. Masyarakat sekitar menyebut harimau ini dengan nama “samong”.
Penduduk Bali menganggap Harimau Bali sebagai roh jahat dan kerap dibunuh jika kedapatan memasuki pemukiman warna. Meski begitu, ThoughtCo menyebut bahwa keberadaan Harimau Bali tidak benar-benar terancam hingga abad ke-16.
Saat itu, bangsa Eropa datang ke Bali dan memulai pembangunan untuk pemukiman. Mereka menganggap Harimau Bali sebagai pengganggu. Banyaknya orang Eropa yang datang mengurangi habitat Harimau Bali.
Akhir dari Harimau Bali
Bersumber dari University of Wisconsin-Eau Claire, kemampuan reproduksi harimau betina hanya sanggup melahirkan dua hingga tiga anak setiap dua setengah tahun sekali.
Sementara itu, orang-orang Eropa gemar memburu Harimau Bali sebagai olahraga. Harimau Bali berjenis kelamin betina terakhir dibunuh para pemburu pada 1937.
Ilmuwan memperkirakan masih tersisa Harimau Bali, mereka bersembunyi hingga akhirnya benar-benar punah sekitar tahun 1940. Hilangnya habitat, sumber makanan dan air, serta perburuan disinyalir jadi penyebab kepunahan hewan ini.
Baca juga Populasi Harimau Sumatera Menipis, Ancam Rantai Makanan di Hutan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News