populasi harimau sumatera menipis ancam rantai makanan di hutan - News | Good News From Indonesia 2024

Populasi Harimau Sumatera Menipis, Ancam Rantai Makanan di Hutan

Populasi Harimau Sumatera Menipis, Ancam Rantai Makanan di Hutan
images info

Populasi harimau Sumatra saat ini semakin menurun hingga statusnya terancam punah. Padahal, hewan yang identik dengan kegagahannya ini, merupakan salah satu hewan yang dilindungi. Menurut IUCN, tersisa kurang dari 600 harimau Sumatra dewasa di alam liar. 

Tak bisa dipungkiri, aktivitas manusia menjadi salah satu dampak menipisnya populasi harimau Sumatra. Pembukaan lahan untuk perumahan, pertambangan, serta pembangunan lainnya membuat habitat asli mereka musnah. 

Hal ini juga berdampak pada keseimbangan rantai makanan di hutan. Dengan menurunnya populasi harimau Sumatra yang berperan sebagai predator, akan mengakibatkan meningkatnya populasi organisme herbivora. Tentunya, kondisi ini akan menimbulkan masalah-masalah baru. 

Untuk itu, sudah dirangkum pengaruh populasi harimau Sumatra yang menurun terhadap rantai makanan di hutan. Simak dengan saksama, ya!

Peran Harimau Sumatra terhadap Rantai Makanan di Hutan

Dalam rantai makanan di hutan, harimau Sumatra menempati posisi sebagai predator puncak. Sebagai pemakan organisme terakhir, kemampuannya dalam berburu mangsa tak dapat ditandingi. Kecepatan, kekuatan, kecerdasan, hingga trik dalam menipu mangsanya lebih unggul daripada hewan lainnya. 

Umumnya, predator puncak memiliki rentang hidup yang lebih lama dibandingkan dengan hewan lain di ekosistem hutan. Keberadaan mereka yang konsisten dalam rantai makanan memungkinkan mereka mengatur jumlah populasi mangsa dan menjaga keseimbangan ekosistem. 

Namun, keberlangsungan rantai makanan yang seimbang itu dapat terganggu akibat menurunnya populasi harimau Sumatra. Kondisi ini akan menyebabkan populasi rusa atau babi hutan berkeliaran. Mereka akan memakan tanaman produsen hingga rusak dan menyebabkan degradasi lahan. 

Baca juga: Gemas, Ada Bayi Harimau Sumatra yang Lahir di Louisville

Mengapa Kepunahan Harimau Sumatera Terjadi?

Ancaman nyata dapat menekan populasi harimau Sumatra. Aktivitas manusia yang bertujuan untuk kepentingan pribadi menjadi salah satu faktor penurunan jumlah hewan ini. Pasalnya, habitat harimau Sumatra di hutan hujan tropis dialihfungsikan menjadi pembangunan infrastruktur dan pembangunan wilayah industri.

Hal ini menyebabkan mereka terpaksa meninggalkan habitatnya dan mencari tempat baru. Sayangnya, pergeseran mereka sering kali membawa ke pemukiman penduduk sehingga memicu konflik dengan manusia.

Masuknya harimau di tengah penduduk tentunya mengundang kekhawatiran. Merasa terancam, penduduk pun memasang jerat untuk menangkap harimau tersebut. Apalagi, ditambah dengan fakta bahwa kulit dan tubuh harimau Sumatra diidamkan oleh kolektor di luar sana. Mereka tergiur sehingga melakukan perburuan terhadap hewan tersebut. Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan populasi harimau Sumatra menurun.

Upaya dalam Pelestarian Harimau Sumatra

Dikutip dari Restorasi Ekosistem Riau, pemerintah membuka suaka harimau sebagai upaya menyediakan rumah bagi harimau Sumatra yang tersisa. Selain itu, organisasi WCS (Wildlife Conservation Society) menjalankan beberapa kegiatan yang mengupayakan pelestarian harimau Sumatra. Kegiatan tersebut meliputi beberapa hal:

  1. Melindungi harimau dan habitatnya dengan menerapkan penegakan hukum untuk mengatasi perambahan dan penebangan ilegal.
  2. Meningkatkan efisiensi pengelolaan taman nasional.
  3. Melakukan perencanaan spasial dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
  4. Mengurangi konflik manusia dan harimau dengan menggunakan "pagar ternak anti-harimau" yang inovatif dan memberikan saran dan prosedur keselamatan pribadi.
  5. Memerangi perdagangan satwa liar.
Baca juga: Ikan Pari Jawa Dinyatakan Punah, Jadi Kepunahan Pertama Akibat Ulah Manusia

Kepunahan harimau Sumatra perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan ketidakseimbangan rantai makanan yang berdampak pada ekosistem. Terjadinya perubahan dalam siklus pertukaran energi dapat menyebabkan ekosistem mengalami perubahan lingkungan seperti perubahan iklim dan bertambahnya polusi.

Sumber:

  • https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-harimau-sumatra/ 
  • https://harimaukita.or.id/data-dan-informasi/ 
  • https://www.ultimatekilimanjaro.com/apex-predators-list-of-top-animals/ 
  • https://indonesia.wcs.org/Wildlife/Sumatran-Tiger.aspx 
  • Goodrich, J., Wibisono, H., Miquelle, D., Lynam, A.J., Sanderson, E., Chapman, S., Gray, T.N.E., Chanchani, P. & Harihar, A. 2022. Panthera tigris. The IUCN Red List of Threatened Species 2022: e.T15955A214862019. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2022-1.RLTS.T15955A214862019.en. Accessed on 21 August 2024.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.