Indonesia tengah mengembangkan alat berupa drone medis. Drone ini bukan drone biasa seperti kebanyakan yang beredar. Drone ini disebut mampu mengirimkan bantuan logistik ke daerah yang tengah dilanda bencana.
Seperti yang sudah diketahui, Indonesia merupakan negara yang berpotensi untuk mengalami bencana alam. Bencana tersebut berupa gempa, banjir, gunung meletus, tanah longsor, dan masih banyak lagi.
Bencana-bencana tersebut tentu akan membuat dampak dan kerugian bagi masyarakat, terutama dari segi materiel.
Ambil contoh, Gempa Cianjur pada 2022 lalu dengan kekuatan Magnitudo 5,6 telah menyebabkan kerusakan yang begitu besar, termasuk jalur transportasi. Putusnya jalur transportasi darat di sana menyebabkan adanya hambatan untuk membawa logistik dan peralatan medis untuk daerah bencana.
Kondisi ini lah yang mendorong Faqihza Mukhlish, S.T., M.T., Ph.D., Dosen Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) mencetuskan ide membuat drone medis. Drone medis yang berkolaborasi dengan Robby Azhari di bidang System Engineering of Defense and Space Technology ini disebut mampu membawa beban logistik optimal hingga 10 kilogram.
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Tinjau Simulasi Drone Tabur Pupuk di Papua Selatan
Drone Medis Mendapat Dukungan Dana dari Kedaireka Kemendikbud
Inovasi drone medis ini mendapat dukungan dari pemerintah melalui pendanaan oleh Kedaireka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kedaireka merupakan salah satu program Kampus Merdeka Kemendikbud RI yang memfasilitasi perguruan tinggi bertemu dengan mitra di sektor komersialisasi untuk mewujudkan inovasi-inovasi yang mendorong kemajuan bangsa Indonesia. Program ini disebut sebagai Matching Fund.
Drone medis ini menjadi salah satu inovasi terpilih dari 18 penerima pendanaan Inovasi Kedaireka.
Harapannya, hadirnya drone medis mampu menjawab tantangan pengantaran alat medis secara lebih cepat dan efisien ke wilayah bencana.
Petani Hits, Mengintip Manfaat Teknologi UAV (Drone) dalam Meningkatkan Produktivitas Lahan
Alat ini juga dapat menjadi alternatif saat penggunaan helikopter untuk membawa logistik membutuhkan biaya tinggi.
Apalagi, drone medis ini disebut mampu melaju dengan kecepatan 60 km/jam dan dapat menjangkau daerah evakuasi dengan cepat dan efisien.
Nantinya, Precision Medic Drone ini mampu melakukan pendaratan presisi tanpa harus adanya stasiun khusus, berbekal helipad QR code.
"Dengan mobilitas yang tinggi dan kemampuan untuk mendarat di helipad pribadi, drone medis dapat menjadi solusi yang efektif dalam situasi darurat," jelas Faqihza Mukhlish, dikutip dari ITB.
Diborong Perusahaan Jepang, Drone Buatan RI Siap Terbang di Mancanegara
Pemanfaatan Drone untuk Kebutuhan Sehari-hari
Selain digunakan sebagai pengangkut logistik dan medis untuk bantuan daerah bencana, drone ini rupanya juga dapat dimanfaatkan untuk bidang lain.
Drone hasil inovasi dosen ITB ini telah digunakan dalam proyek reboisasi mangrove di pesisir Jawa Barat. Drone ini sukses digunakan untuk mempercepat proses penanaman dengan bantuan pelontar benih.
Oleh karena itu, drone ini diharapkan dapat bermanfaat di bidang yang lebih luas, tidak hanya misi bantuan kemanusiaan.
"Kami berharap masyarakat dapat melihat potensi positif dari teknologi drone. Penggunaan drone tidak selalu terkait dengan konflik, tetapi juga dapat memberikan manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari," Faqihza Mukhlish.
Keren! Startup dari Yogyakarta Ini Kembangkan Taksi Terbang dengan Teknologi Drone
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
