oteng oteng hama kecil ancaman serius bagi mentimun - News | Good News From Indonesia 2024

Oteng-Oteng, Hama Kecil Ancaman Serius Bagi Mentimun!

Oteng-Oteng, Hama Kecil Ancaman Serius Bagi Mentimun!
images info

Pada dunia pertanian, khususnya di wilayah Indonesia, pastinya tidak asing dengan kehadiran hewa-hewan kecil seperti hama yang menjangkiti organ pada suatu tanaman pertanian.

Kawan GNFI tentunya telah familiar dengan kehadiran wereng, ataupun ulat sebagai momok utama bagi tanaman pangan seperti padi, ataupun jagung. Namun, ada jenis hewan lain seperti kumbang yang dapat dikalsifikasikan sebagai hama.

Kumbang tersebut umumnya hidup di permukaan daun, dan menggerogoti daun tersebut sebagai sumber makanan pokoknya. Kumbang itu bernama kumbang kuya, atau orang Indonesia akrab menyebutnya sebagai oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver).

Baca Juga: Kumbang, Manfaat dan Upaya Pelestarian supaya Tidak Tumbang
Tanaman Mentimun Sumber Hama Oteng-Oteng | Sumber gambar: Unsplash
info gambar

Ciri Khas dan Habitat Oteng-Oteng

Oteng-oteng, atau yang dikenal sebagai kumbang kuya, atau kutu kuya merupakan jenis kumbang yang termasuk ke dalam famili Chrysomelidae, atau famili kumbang daun. 

Oteng-oteng memiliki panjang sekitar 8mm, dan warna kulitnya didominasi oleh warna kuning dan hitam, namun ada beberapa jenis oteng-oteng yang juga memiliki perpaduan warna merah dan kuning, serta memiliki bintik hitam di sekujur tubuhnya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, oteng-oteng yang diklasifikasikan sebagai kumbang daun ini menyantap dedaunan dari tanaman yang umumnya memiliki buah yang berair, seperti melon, labu kuning, semangka, ataupun mentimun.

Umumnya, eksistensi oteng-oteng dapat ditemukan di wilayah Afrika, Asia, dan juga wilayah Australasia, seperti Australia, dan juga Selandia Baru. di wilayah Asia sendiri, oteng-oteng dapat ditemukan di wilayah Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan juga Myanmar.

Daur Hidup Oteng-Oteng

Selayaknya spesies kumbang lainnya yang ditemui, daur hidup dari oteng-oteng ini cukup serupa dengan kumbang pada umumnya. Dimana pada oteng-oteng ini sendiri memiliki siklus hidup yang dimulai dari telur. Biasanya, oteng-oteng akan menghasilkan telur hingga berjumlah lima ratus telur, dan telur tersebut akan diletakkan secara berkelompok di pangkal tanaman.

Setelah menunggu sekitar 8 sampai dengan 15 hari, telur pun akan menetas menjadi larva, dan akan hidup selama 18 hingga 35 hari sebelum akhirnya menuju tahap instar, atau bentuk layaknya ulat yang melalui tahap pergantian kulit, dan juga eksoskeletonnya.

Pada tahap instar, akan dilalui sebanyak 4 tahapan, dan pada masa inilah calon oteng-oteng akan berubah warna dari putih krem menuju oranye kekuningan saat mereka memasuki tahap kepompong di dalam tanah.

Adapun oteng-oteng yang sudah matang, dan dewasa akan muncul setelah 14 hari. Pada masa inilah oteng-oteng mencapai puncak fisik terbaiknya untuk terbang, dan menyebar ke tanaman lainnya. Untuk usia oteng-oteng sendiri dapat hidup hingga 10 bulan lamanya.

Daya Rusak Oteng-Oteng

Oteng-oteng sebagai musuh bagi tanaman, terutama pada tanaman yang umumnya memiliki buah yang berair tentunya menimbulkan kerugian yang signifikan bagi produktifitas tanaman tersebut.

Umumnya, oteng-oteng akan memakan dedaunan, batang daun hingga bunga pada tanaman inangnya. Serangan dari oteng-oteng ini dapat menyebabkan daun tanaman hanya menyisakan tulang daun saja, karena kebiasaan oteng-oteng yang gemar memakan bagian inti dari daun.

Selain itu, larva dari oteng-oteng juga memiliki daya rusak yang tinggi bagi tanaman. Biasanya, larva oteng-oteng akan menggerek bagian akar serta batang pada tanaman di dekatnya.

Adapun untuk pengendalian serta penumpasan dari hama oteng-oteng ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama bisa dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan penyemprotan secara berkala dengan insektisida, atau peletakkan nematisida pada benih tanaman.

Selain cara kimiawi, seperti metode pengendalian hama lainnya dapat dilakukan secara mekanis, seperti memungut oteng-oteng secara manual untuk dibinasakan, ataupun dengan metode pembalikkan tanah sebelum tanam, agar larva atau telur oteng-oteng tidak dapat berkembang.

Begitulah deskripsi singkat tentang oteng-oteng, si kumbang perusak tanaman berair seperti mentimun, dan labu. Dengan langkah pencegahan yang tepat, niscaya kawan GNFI dapat menanggulangi hama ini secara sempurna.

Baca juga: Mari Berkenalan dengan Hama Ulat Grayak, Musuh Utama Tanaman Jagung

Referensi : 
https://www.kompas.com/homey/read/2021/12/07/171400776/cara-membasmi-hama-oteng-oteng-atau-kutu-kuya-pada-tanaman-mentimun?page=all
https://apps.lucidcentral.org/pppw_v10/pdf/web_full/pumpkin_beetle_040.pdf
https://repository.unsri.ac.id/7311/2/RAMA_54211_05121007062_0008056202_0025115804_02.pdf 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.