Nuklir, apa yang terbayang di kepala Kawan GNFI ketika mendengar satu kata tersebut? Bom, mandul, atau perspektif yang menakutkan lainnya? Banyak dari kita memang masih memandang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sebagai momok yang menakutkan karena sisi negatifnya.
Sebenarnya hal tersebut merupakan sebuah kewajaran karena memang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir mulai dikenal luas justru karena kejadian yang menimbulkan dampak negatif. Sayangnya, justru ide tersebut datangnya juga dari manusia itu sendiri. Begitulah ilmu pengetahuan, khususnya terkait nuklir, bisa menjadi seperti pisau bermata dua.
Dunia ini mulai mengenal nuklir salah satunya ketika nuklir digunakan sebagai senjata yang digunakan saat Perang Dunia II, khususnya ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada awal Agustus 1945. Padahal, ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir itu sendiri tak sebatas itu saja.
Baca juga: Antisipasi Megathrust, Inilah Mitigasi Gempa Bumi Sebelum, Saat, dan Sesudah Bencana
Iptek nuklir memiliki manfaat yang jauh lebih luas di berbagai bidang. Indonesia sendiri telah bersepakat dengan negara-negara lainnya di dunia untuk memanfaatkannya untuk kesejahteraan, bukan untuk sebaliknya.
Hal ini tentu saja sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kawan GNFI juga perlu tahu bahwa salah satu prinsip pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia adalah justifikasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007, justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir didasarkan pada prinsip bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut harus lebih besar daripada risiko radiasi yang dihasilkannya.
Makna Nuklir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nuklir merupakan sebuah kata sifat yang berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom. Dalam ilmu fisika, kata ‘inti’ merupakan sebuah nomina yang memiliki makna teras atom yang terdiri atas proton dan neutron, sedangkan atom memiliki makna unsur kimia terkecil yang dapat berdiri sendiri dan dapat bersenyawa dengan yang lain.
Ditilik dari maknanya, maka makna dari nuklir itu sendiri adalah inti atom yang sangat kecil dan tak kasat mata.
Baca juga: Tahan Ijazah di Indonesia, Sejauh Mana Pemerintah Bisa Intervensi?
Reaksi Nuklir
Apa yang terjadi di Nagasaki dan Hiroshima adalah salah satu bentuk reaksi nuklir atau reaksi dari inti atom yang tak terkendali sehingga berdampak negatif seperti yang selama ini sering kita baca atau dengar. Tentu saja kita semua harus belajar dari peristiwa tersebut.
Tidak banyak diberitakan bahwa ternyata ada juga, loh, reaksi nuklir yang terkendali, yang justru bisa diambil banyak manfaatnya. Apa contohnya? Salah satu contohnya adalah pemanfaatan reaksi nuklir terkendali untuk reaktor nuklir.
Di beberapa negara maju, teknologi ini digunakan untuk pembangunan Nuclear Power Plant atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Indonesia sendiri sebenarnya telah mengusai ilmu terkait ini sejak lama, tetapi memang belum diaplikasikan untuk PLTN karena berbagai macam pertimbangan.
Meski demikian, Kawan GNFI juga perlu tahu bahwa Indonesia memiliki tiga reaktor riset yang masing-masing berlokasi di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong. Kita sebagai warga Indonesia patut bangga dengan negeri kita sendiri karena ternyata SDM di negeri ini tidak kalah dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.
Seperti pesan presiden pertama kita, Ir. Soekarno, yang menyatakan bahwa, "kemajuan teknologi nuklir di Indonesia untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan rakyat."
Referensi:
- https://kemlu.go.id/portal/id/read/91/halaman_list_lainnya/indonesia-dan-misi-pemeliharaan-perdamaian-pbb
- https://www.bapeten.go.id/berita/implementasi-justifikasi-pada-paparan-medik-bapeten-jaring-informasi-dari-pemangku-kepentingan-134827
- https://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_bom_atom_Hiroshima_dan_Nagasaki
- https://kbbi.kemdikbud.go.id/
- https://historia.id/sains/articles/jejak-sains-bung-karno-untuk-hadapi-tantangan-zaman-DbWyY/page/3
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News