Perkembangan era digital semakin pesat terjadi di berbagai sektor kehidupan. Kehadiran digitalisasi ini dirasakan dengan pasifnya pemanfaatan platform digital yang mendukung penyebaran informasi melalui media massa.
Fenomena tersebut menjadi satu peluang bagi Bimo Anggoro dan M. Mivtachudin, mahasiswa manajemen, Universitas Gadjah Mada untuk kembali berinovasi dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pengabdian Masyarakat di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Malang, Jawa Timur.
Mereka menginisiasi pelaksanaan program peningkatan branding Desa Wisata Wringinanom yang telah berhasil masuk top 50 Desa Wisata terbaik tingkat nasional melalui website dan media sosial resmi desa. Inisiasi program tersebut setelah melakukan riset dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Sebelumnya, Desa Wringinanom telah memiliki website resmi yang berisi terkait dengan informasi paket wisata, kondisi geografis desa, dan potensi – potensi alam maupun wisata yang telah digeluti oleh warga.
Keseruan Sigiber: Berpetualang Setiap Hari dengan Gigi Sehat dan Senyum Ceria
Website tersebut merupakan hasil dari program kerja mahasiswa KKN sebelumnya, akan tetapi sudah lama website tidak dimanfaatkan kembali oleh warga. Informasi dan promosi paket wisata masih belum digencarkan oleh pelaku wisata melalui pemanfaatan website.
Padahal, kebutuhan akan adanya informasi dan promosi sangat dibutuhkan untuk peningkatan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wringinanom. Oleh tim Bromo Bestari, website resmi desa dirancang sebagai pusat informasi bagi wisatawan.
Mereka menginput program kerja yang bersifat informatif ke dalam website, seperti peta administrative desa yang telah disusun oleh mahasiswa program studi asrsitektur dan teknik sipil. Kemudian, event- event desa yang juga bisa menjadi keunikan budaya dari Desa Wringinanom.
Tidak hanya terbatas pada sektor wisata, informasi – informasi mengenai potensi pertanian Desa Wringinanom yang sangat unggul juga turut di-input ke dalam website, karena kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan agropolitan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selain itu, kemampuan copywriting Bimo Anggoro, ia menulis artikel beberapa program unggulan dari teman – teman tim Sub Unit Wringinanom.
Menurut Bimo Anggoro, “Potensi Desa Wringinanom, baik dari segi wisata, budaya, pesona alam, maupun agriculture sangatlah unggul. Saya yakin, siapa saja yang datang ke desa ini, sehingga sangat disayangkan apabila hal – hal yang sifatnya dapat menarik wisatawan untuk berkunjung tidak terus ditingkatkan branding desa wisatanya melalui pemanfaatan media digital. Mengingat, sekarang penyebaran informasi sangat pesat terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi informasi.”.
Program kerja tidak hanya berhenti pada pengembangan website, akan tetapi juga merambah ke media sosial resmi pokdarwis Dewi Anom, Desa Wringinanom. Platform media sosial yang dikembangkan, meliputi TiktTok dan Instagram.
Harapan di Pegunungan: Cerita Pak Iskhak yang Bertani di Ketinggian
Pengelolaan akun resmi Dewi Anom di dua platfrom populer ini dilakukan oleh Mivtachudin yang juga salah satu konten kreator media sosial. Mivtachudin sering membagikan informasi – informasi penting dan menarik di akun media sosialnya.
Oleh karena itu, dengan kemampuannya, Mivtach berupaya mengembangkan media sosial, khususnya TikTok dan Instagram dengan membuat video-video interaktif tentang wisata Desa Wringinanom.
Misalnya, bagaimana suasana menikmati selada air (komoditas andalan petani Desa Wringinanom) di tengah kawasan persawahan dan perkebunan jeruk, keseruan river tubing di Banyumaro, dan paket wisata lainnya. Kawan GNFI dapat mengunjungi akun media sosial Dewi Anom, yaitu @pesonadewianom.
Dampak program kerja ini dirasakan oleh Pokdarwis Dewi Anom, karena merasa terbantu dengan pengembangan media sosial milik mereka. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian dari nilai SDGs yang ke-17, yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News