Berita tentang aktivitas dari zona megathrust sedang menjadi buah bibir masyarakat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengungkap adanya potensi gempa megathrust di segmen Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Meskipun hanya sekadar ‘potensi’, peringatan mengenai besaran gempa sudah mulai tersebar. BMKG menyatakan, potensi gempa yang diikuti dengan tsunami ini bukan berarti akan terjadi dalam waktu dekat.
Saat ini, BMKG bersama dengan lembaga-lembaga terkait secara konsisten terus memantau pergerakan zona gempa dengan menggunakan InaTEWS.
Indonesia Tsunami Early Warning System atau InaTEWS, merupakan sebuah alat canggih yang dimiliki Indonesia untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi tsunami kepada masyarakat.
Seberapa efektif InaTEWS membantu penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini terhadap tsunami bagi warga?
InaTEWS masih jadi andalan BMKG untuk deteksi gempa
InaTEWS memungkinkan adanya proses lengkap mulai dari memonitor, memproses, serta diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang cepat dan akurat.
Alat ini mampu mendeteksi potensi bahaya saat terjadi aktivitas di area megathrust. Saat ini, Indonesia sudah menempatkan sensor-sensor InaTEWS di berbagai lokasi, termasuk di darat dan laut.
Sistem ini saling terintegrasi dengan beberapa instansi, seperti BMKG, BNPB, Kementerian Dalam Negeri, dan lain sebagainya.
Bahkan, pada awal pendiriannya, InaTEWS juga didukung oleh negara-negara donor dan NGO, di antaranya Jerman, China, Jepang, Prancis, UNESCO, IFRC, USTDA, dan lainnya.
Sistem InaTEWS dirancang untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat saat terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami. Informasi tersebut nantinya akan menjadi acuan untuk melakukan mitigasi dan evakuasi sebelum tsunami datang.
BMKG juga sudah memasang beberapa sirene InaTEWS di titik-titik rawan, utamanya dekat daerah pantai. Sirene akan berbunyi saat ancaman tsunami yang diproses sistem menunjukkan potensi gelombang tsunami besar. Tombol kendali sirene tersebut berada di kantor BPBD setempat.
BMKG menerbitkan berita peringatan tersebut dalam kurun waktu paling lambat lima menit setelah gempa terjadi. Peringatan tersebut berisi tingkat ancaman tsunami dengan status "Awas", "Siaga", dan "Waspada".
Di sisi lain, BMKG juga sedang mengembangkan InaEEWS atau Indonesia Earthquake Early Warning System. InaEEWS merupakan produk BMKG yang memiliki sistem prototype deteksi dini gempa.
Sistem itu masih dalam tahap pengembangan. Nantinya, InaEEWS dapat memberikan peringatan dini berdasarkan prediksi waktu tiba gelombang S yang berpotensi menimbulkan guncangan dengan memanfaatkan gelombang P untuk memberikan peringatan dini gempa.
Dengan sistem peringatan dini ini, BMKG berharap, risiko kerugian jiwa dan harta benda akibat bencana dapat ditekan.
Baca juga: Megathrust Menghantui Indonesia, Mengapa Zona Aman Ada di Kalimantan?
Dianggap masih efektif untuk deteksi gempa
BMKG tidak menampik, pemanfaatan InaTEWS ini cukup efektif untuk memantau aktivitas gempa dan tsunami. Melalui ANTARA, alat ini juga mendeteksi kejadian pasca-gempa 7,1 magnitudo dari zona megathrust di Nankai, Jepang, awal Agustus 2024 lalu.
Hal ini didukung dengan adanya alat bernama seismometer, accerelometer, dan insitymeter. Seluruh alat tersebut sudah dioperasikan pada jaringan gempa bumi kuat di Indonesia.
Sejauh ini, InaTEWS masih menjadi andalan untuk melakukan langkah mitigasi dari dampak gempa dan tsunami. BMKG akan terus memantau dan memberikan informasi secara berkala.
Masyarakat dapat ikut memantau update kabar tentang gempa melalui situs resmi BMKG di inatews.bmkg.go.id. Dalam situs tersebut, masyarakat dapat melihat arahan BMKG, magnitudo gempa, dan informasi dampak gempa bumi.
Persebaran InaTEWS di Indonesia sendiri sudah dilakukan pada titik-titik rawan bencana, seperti perairan selatan Jawa dan Sumatra, perairan utara Sulawesi dan Papua, serta Laut Flores dan Laut Banda.
Selain dengan InaTEWS, BMKG juga menggencarkan edukasi tentang mitigasi, evakuasi, dan pelatihan kepada masyarakat dan instansi-instansi pemerintahan.
Baca juga: Antisipasi Megathrust, Inilah Mitigasi Gempa Bumi Sebelum, Saat, dan Sesudah Bencana
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News