Pertengahan tahun 2024, masyarakat Indonesia digegerkan dengan peringatan adanya megathrust yang tinggal menunggu waktu. Informasi tersebut bukan hanya berita burung, tetapi disampaikan secara resmi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal ini menimbulkan kepanikan karena dahsyatnya potensi kerusakan dan korban jiwa yang diperkirakan.
Indonesia secara geografis terletak pada jalur ring of fire dengan banyak gunung api aktif yang bisa menimbulkan letusan kapan saja. Selain itu, Indonesia juga dikelilingi oleh zona megathrust di sepanjang Pulau Sumatera melewati Jawa dan Bali, hingga Pulau Sulawesi. Megathrust yang saat ini perlu diwaspadai adalah megathrust Selat Sunda yang berada di utara Jakarta.
Meskipun demikian, ada satu pulau di Indonesia yang termasuk dalam zona aman dari megathrust, Pulau Kalimantan! Yuk, Kawan kita simak alasannya, tetapi sebelum itu kita kenalan dulu dengan megathrust.
Megathrust berasal dari kata mega yang berarti besar dan thrust yang berarti dorongan. Gempa megathrust dapat diartikan sebagai tumbukan lempeng berkekuatan besar yang terjadi di zona subduksi, yaitu zona di mana lempeng tektonik bertemu dan bergerak mendorong satu sama lain.
Aktivitas lempeng ini terjadi jauh di dasar laut sehingga para peneliti cukup sulit untuk mengamatinya.
Baca juga: RI Adopsi Teknologi Pendeteksi Gempa dari Jepang, Ingatkan Bencana Kurang dari 20 Detik!
Kalimantan Bebas Megathrust
Kalimantan merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang memiliki tingkat aktivitas gempa sangat rendah. Meskipun demikian, Kalimantan juga pernah mengalami gempa bumi walaupun kekuatan dan dampak yang ditimbulkan tidak sebesar di pulau rawan gempa seperti Jawa dan Sulawesi.
Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan Kalimantan masuk ke dalam zona aman. Yang pertama yaitu struktur sesar aktif yang ada di Kalimantan jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
Sesar sendiri adalah retakan pada batuan di dalam bumi yang disertai dengan pergeseran. Hal ini dapat terjadi karena adanya gaya tekan, gaya tarik, maupun keduanya hingga batuan tidak mampu menahan gaya tersebut.
Kedua, selain jumlahnya yang sedikit, sesar aktif di Kalimantan telah berumur tersier, artinya segmentasi pemicu gempa sudah tidak aktif lagi. Selain itu, umur sesar yang telah berusia tua ini menyebabkan tumpukan sedimentasi pada sesar sehingga sesar sulit untuk bergerak dan menimbulkan gempa bumi.
Alasan terakhir adalah Kalimantan berlokasi jauh dari zona megathrust sehingga energi yang menginduksi adanya tegangan pada zona seismogenik tidak sekuat pulau lain yang dekat dengan zona megathrust. Hal ini menyebabkan minimnya gempa yang terjadi di Kalimantan serta rendahnya angka korban jiwa dan kerusakan yang terjadi jika terjadi gempa bumi.
Baca juga: Tarakan Kota di Kalimantan yang Rawan Gempa: Dipicu Sesar Aktif, Ini Riwayatnya
Bedanya Gempa pada Zona Sesar dan Zona Megathrust
Ada dua istilah yang telah Kawan ketahui, yaitu Zona Sesar dan Zona Megathrust. Nah, apa sih bedanya kedua istilah ini?
Seperti yang telah disebutkan, sesar merupakan retakan di perut bumi. Zona sesar berarti zona terjadinya retakan atau patahan tersebut. Retakan ini timbul akibat tenaga endogen dari dalam bumi yang terjadi dalam waktu singkat di sebuah wilayah kecil.
Nah, aktivitas patahan tersebut kemudian menimbulkan gempa dengan hasil retakan ke bawah mengikuti gaya gravitasi bumi. Perlu dicatat bahwa gempa yang ditimbulkan jarang atau bahkan tidak memicu potensi tsunami.
Berbeda dengan zona sesar yang berada di dalam inti bumi, zona megathrust berada pada pertemuan antar dua lempeng di lapisan litosfer. Lapisan ini merupakan lapisan kulit bumi terluar yang tersusun atas batuan serta mineral.
Pertemuan kedua lempeng tadi cenderung naik ke atas yang akan menghasilkan gradient kemiringan tinggi dan bertenaga besar. Tumbukan kedua lempeng ini mengakibatkan tebentuknya zona subduksi yang menghasilkan magma.
Proses tumbukan yang menanjak menembus permukaan bumi kemudian membentuk gunung api. Serangkaian proses ini juga dapat menimbulkan potensi tsunami.
BMKG: Jangan Panik!
Simpang siurnya informasi di media sosial menimbulkan kepanikan yang luar biasa. Banyak media yang memperkirakan waktu terjadinya megathrust, tingginya tsunami yang ditimbulkan, hingga besaran korban jiwa serta kerusakan yang akan dihadapi.
Menanggapi hal tersebut, Dwikorita Karnawati selaku kepala BMKG meminta masyarakat untuk tidak panik karena peringatan megathrust. Ia menyebutkan bahwa informasi yang tengah beredar sejatinya pada 2018 juga telah disebarluaskan dan memicu kehebohan yang sama seperti sekarang.
Dwikorita juga menjelaskan bahwa tujuan peringatan megathrust yang dikeluarkan BMKG bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk memberi peringatan dan edukasi agar masyarakat dapat mempersiapkan mitigasi bencana yang baik.
Itu dia Kawan sekilas mengapa Kalimantan menjadi zona aman gempa di Indonesia. Untuk Kawan yang tinggal di pulau yang memiliki aktivitas gempa tinggi, jangan lupa untuk persiapkan bekal mitigasinya, ya!
Baca juga: Antisipasi Megathrust, Inilah Mitigasi Gempa Bumi Sebelum, Saat, dan Sesudah Bencana
Sumber:
https://vsi.esdm.go.id/press-release/sumber-gempa-bumi-zona-penunjam-megathrust
https://esdm.lampungprov.go.id/detail-post/sesar-patahan-fault
https://www.bmkg.go.id/berita/?p=gempa-lombok-picu-megathrust-selatan-jawa-selat-sunda-bmkg-itu-hoax&lang=ID&tag=megathrust
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News