riset antropologi dinamika kehidupan petambak garam kugar tirta bahari dengan etnografi - News | Good News From Indonesia 2024

Riset Antropologi: Dinamika Kehidupan Petambak Garam Kugar Tirta Bahari dengan Etnografi

Riset Antropologi: Dinamika Kehidupan Petambak Garam Kugar Tirta Bahari dengan Etnografi
images info

Pendahuluan

Wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari perairan. Berdasarkan United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 10 Desember 1982 di Jamaica, disepakati bahwa luas laut Indonesia adalah 3 juta kilometer persegi. Sedangkan luas wilayah daratan Indonesia hanya 1 juta kilometer persegi (Saksono, 2013). Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa perbandingan wilayah daratan dan perairan Indonesia adalah 1/3. Oleh karena itu, Indonesia disebut sebagai negara maritim dengan bentuk negara kepulauan. Negara maritim dapat memanfaatkan potensi dari laut untuk kemakmuran rakyatnya. Hal ini juga telah ditegaskan dalam Deklarasi Djuanda pada 1957 yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berbentuk negara kepulauan yang memiliki karakteristiknya sendiri.

Corak kemaritiman di Indonesia terlihat di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan laut atau pantai. Masyarakat sekitar umumnya memanfaatkan potensi laut untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara. Salah satu wilayah yang berbatasan dengan laut adalah Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam memanfaatkan potensi laut, masyarakat pesisir Tanjungsari tidak hanya menjadi nelayan. Akan tetapi, di Pantai Sepanjang Gunungkidul juga terdapat tambak garam. Potensi laut yang dapat dimanfaatkan dari adanya tambak garam adalah air lautnya. Artikel ini bertujuan untuk membahas dinamika kehidupan para pekerja di tambak garam Pantai Sepanjang Gunungkidul dari aspek sosial budaya menggunakan pendekatan etnografi.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk penulisan artikel ini adalah dengan metode etnografi. Metode etnografi merupakan bagian dari metode kualitatif yang menekankan pada analisis fenomena-fenomena pada kelompok masyarakat dengan sistem sosialnya melalui sudut pandang antropologi. Menurut Koentjaraningrat (2002), etnografi adalah hasil kajian antropologi mengenai kebudayaan suatu bangsa yang dapat meliputi adat istiadat, kebiasaan, hukum, seni, dan sebagainya (Koentjaraningrat, 2002). Menurut Spradley (1997), metode etnografi berakar dari kultur dan subkultur kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, metode etnografi dapat dikatakan sebuah metode untuk mendapatkan data melalui belajar dari orang-orang. Tujuannya adalah untuk memahami kehidupan individu atau kelompok masyarakat untuk menemukan penjelasan tentang fenomena-fenomena budaya (Spradley, 1997). Menurut Creswell (2012), metode etnografi dilakukan dengan cara-cara kualitatif seperti dengan melakukan wawancara dan partisipasi observasi untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan menginterpretasikan unsur-unsur kebudayaan dari seorang individu atau sekelompok masyarakat (Creswell, 2012). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode etnografi merupakan cabang dari metode kualitatif yang berakar dari pandangan antropologi terhadap fenomena-fenomena sosial budaya yang terjadi di masyarakat. Penelitian etnografi yang digunakan dalam artikel ini dilakukan dengan cara partisipasi observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer yang ditunjang dengan studi literatur sebagai pelengkap data sekunder.

 

Pembahasan

Pantai Sepanjang merupakan salah satu pantai di Indonesia yang terletak di wilayah paling selatan dari Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya sarat dengan keindahan pemandangannya, namun di dalam kawasan Pantai Sepanjang juga terdapat tambak garam yang bernama Kugar Tirta Bahari. Tambak garam tersebut berdiri pada 2013. Kugar sendiri merupakan singkatan dari Kelompok Usaha Garam Rakyat atau sebutan bagi kelompok yang beranggotakan para petambak garam Tirta Bahari di Pantai Sepanjang. Garam-garam yang diproduksi oleh Kugar Tirta Bahari memiliki keunggulan dibandingkan garam yang berasal dari wilayah lainnya seperti kristal terlihat lebih mengkilap dengan warna yang lebih putih atau jernih. Hal ini dikarenakan air laut yang digunakan untuk membuat garam tersebut berasal dari Pantai Sepanjang yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia sehingga tingkat pencemaran serta kontaminasi zat-zat lain masih cenderung sedikit (Rizkovic, 2022). Selain itu, proses pembuatan garam di Tirta Bahari telah menggunakan sistem tunnel yaitu menggunakan wadah penampung yang diberi alas menggunakan plastik HDPE dan ditutup dengan plastik UV hingga menyerupai lorong atau terowongan (Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo, 2018). Oleh karenanya, proses produksi garam di tambak garam Tirta Bahari tidak terbatas hanya pada musim kemarau saja saat matahari lebih terasa panas. Akan tetapi, proses produksi garam di Tirta Bahari dapat berlangsung sepanjang tahun karena proses penguapan air laut untuk menjadi kristal garam berlangsung secara tertutup di dalam tunnel.

Sedangkan petambak garam Kugar sebagian besar merupakan masyarakat sekitar Pantai Sepanjang. Umumnya, petambak garam Kugar tidak menjadikan kegiatan poduksi garam menjadi mata pencaharian utama mereka, melainkan hanya untuk pekerjaan sampingan. Sebagian besar petambak garam Kugar bermata pencaharian utama sebagai nelayan. Menurut wawancara dengan Winarto (2024), salah satu pengurus inti Kugar Tirta Bahari, kepengurusan yang berlangsung selama ini dinilai kurang efektif sebab para petambak garam memiliki kesibukan atau pekerjaan lain yang lebih diutamakan daripada mengurus operasional tambak garam. Selain itu, menurutnya, seluruh pengurus tambak garam saat ini merupakan Generasi Boomer atau Generasi X, sehingga cenderung memiliki keterbatasan dalam mengoperasikan media sosial sebagai media promosi dan penjualan.

Meskipun dalam operasionalnya Kugar Tirta Bahari menemui berbagai kendala, namun petambak garam Kugar Tirta Bahari telah berhasil menghasilkan berbagai inovasi produk dari garam. Inovasi-inovasi dari garam tersebut seperti garam konsumsi, garam spa atau garam kecantikan, garam krosok, dan bittern atau limbah cair dari hasil produksi garam yang dapat dimanfaatkan sebagai pengawet alami ikan. Menurut Winarto, hasil olahan garam semakin beragam sejak Tim KKN-PPM UGM mulai dibentuk dan diterjunkan di Tanjungsari sejak 2022. Selama 2022 hingga 2024, produk garam telah diolah menjadi garam untuk pakan ternak, bathbomb, garam spa, dan garam fortifikasi menjadi lulur mandi dan konsumsi tanpa bahan pengawet (Winarto, 2024).

Menurut penelitian, garam memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan seperti garam beryodium untuk konsumsi, cairan infus, cairan dialisat untuk proses cuci darah, bahan oralit, sabun dan sampo, serta dapat dibuat menjadi garam spa (Universitas Bangka Belitung, 2009). Pembuatan garam spa juga pernah dilakukan oleh Kugar Tirta Bahari. Garam spa turut menyimpan manfaat bagi kesehatan. Garam yang diproduksi oleh Kugar Tirta Bahari merupakan garam organik yang diproduksi menggunakan metode yang masih manual atau konvensional dengan bahan baku air laut yang minim terkontaminasi zat-zat pencemar (Nur, 2022). Oleh karena itu, maka manfaat yang lebih murni dapat lebih dirasakan. Manfaat-manfaat tersebut seperti untuk relaksasi, merawat kulit dan pereda stress (Putri, Destryana, & Santosa, 2020). Meskipun Kugar Tirta Bahari telah melakukan berbagai inovasi produk garam, namun menurut Winarto (2024), pemasaran garam masih terbatas di kawasan Tanjungsari atau Gunungkidul. Menurutnya, garam produksi dari Kugar Tirta Bahari belum mampu menembus pasar nasional (Winarto, 2024).

Penutup

Wilayah Indonesia yang sebagian besar merupakan laut menjadikan Indonesia memiliki ciri khas yang sekaligus menjadi keunggulan tersendiri dalam bidang kemaritiman. Berbagai potensi dari laut dapat diambil dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat sesuai yang ditegaskan dalam Deklarasi Djuanda 1957. Salah satu pemanfaatan pesisir laut Indonesia tampak pada Pantai Sepanjang, Gunungkidul, Yogyakarta. Masyarakat di wilayah tersebut tidak hanya memanfaatkan laut untuk aktivitas nelayan, namun juga terdapat tambak garam yang memanfaatkan air laut di dalam kawasan Pantai Sepanjang. Tambak garam tersebut telah berdiri sejak 2013 dengan nama Tirta Bahari. Sedangkan pengurus tambak garam tersebut adalah Kelompok Usaha Garam atau Kugar. Tambak garam Tirta Bahari di Pantai Sepanjang memiliki karakteristik tersendiri karena dalam proses produksinya, telah menggunakan teknik tunnel. Dengan teknik tersebut, maka produksi garam tidak hanya terbatas pada musim kemarau saja, namun proses produksi garam dapat dilakukan sepanjang tahun karena tertutup oleh tunnel tersebut.

Berbagai dinamika telah dilalui oleh para petambak selama tambak garam Tirta Bahari beroperasi. Permasalahan utama yang mereka hadapi adalah keinginan regenerasi pengurus. Hal ini karena sejak awal berdirinya tambak garam Tirta Bahari hingga saat ini, pengurus yang tergabung dalam Kugar Tirta Bahari rata-rata merupakan orang yang sudah tua atau Generasi Boomer dan Generasi X. Mereka kerap merasa keterbatasan dalam mengelola tambak garam, utamanya untuk kepentingan promosi atau penjualan melalui media sosial. Selain itu, permasalahan utama lainnya adalah belum adanya pengurus yang secara tetap bekerja di tambak garam tersebut. Rata-rata anggota Kugar Tirta Bahari memiliki profesi utama sebagai nelayan, sehingga keanggotaan di Kugar Tirta Bahari hanya pekerjaan sampingan. Hal ini mengakibatkan produksi garam dari tambak garam Tirta Bahari belum stabil. Kemudian, hasil-hasil inovasi produksi dari Tirta Bahari seperti garam konsumsi, garam krosok, garam spa, dan bittern yang memiliki sejuta manfaat untuk kesehatan seperti untuk memenuhi kebutuhan yodium, sebagai oralit, sebagai infus, sebagai dialisat, bahkan hingga dapat dipergunakan untuk mandi sebagai bathbomb atau garam spa belum dapat menembus pasar nasional.

 

Daftar Pustaka

Creswell, J. W. (2012). Educational research. Pearson.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo. (2018, Oktober 19). Pelatihan Pembuatan Garam Sistem Tunnel. Diakses dari DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo): https://dkp.kulonprogokab.go.id/detil/95/pelatihan-pembuatan-garam-sistem-tunnel

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Antropologi II : Pokok-pokok Etnografi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nur, N. A. (2022, Juni 19). Sejuta Manfaat Garam Organik: Yuk, Cari Tahu! Diakses dari CwtsPspd: https://cwts.ugm.ac.id/2022/06/19/sejuta-manfaat-garam-organik-yuk-cari-tahu/

Putri, R. D., Destryana, R. A., & Santosa, R. (2020). Pemanfaatan Garam Krosok Sebagai Kreatif Bisnis Masyarakat Pesisir. Journal of Food Technology and Agroindustry, 2(1), 15-19.

Rizkovic, A. (2022, Juli 12). Sepak Terjang Petambak Garam di Tengah Derasnya Keran Impor. Diakses dari CwtsPspd: https://cwts.ugm.ac.id/2022/07/12/sepak-terjang-petambak-garam-di-tengah-derasnya-keran-impor/

Saksono, H. (2013). Ekonomi Biru: Solusi Pembangunan Daerah Berciri Kepulauan Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Anambas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemerintahan Umum dan Kependudukan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP)- Kementerian Dalam Negeri, 1-11.

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Universitas Bangka Belitung. (2009, Januari 7). Macam, Jenis, Manfaat dan Bahaya Garam. Diakses dari UBB Perspective: https://www.ubb.ac.id/index.php?page=artikel_ubb&&id=255

Winarto. (2024, Juli 22). Wawancara Sejarah Tambak Garam. (R. S. Wiradiani, Interviewer)

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.