Setiap hari Rabu malam, lantunan lagu tradisional Jawa yang merdu senantiasa terdengar dari rumah Nur Sholeh di Padukuhan Sangkrek RT 45 RW 12. Di hari tersebut, suasana malam di padukuhan menjadi lebih hidup dan penuh semangat. Para warga Padukuhan Sangkrek, mulai dari yang muda hingga yang tua, berduyun-duyun menuju rumah Nur Sholeh pada pukul delapan malam.
Mereka datang dengan satu tujuan yang sama, yaitu memainkan seperangkat gamelan yang terdiri dari saron, peking, bonang, demung, kenong, gong, kempul, kendhang, slenthem, dan gender.
Dalam beberapa bulan terakhir, rumah Nur Sholeh menjadi lebih ramai dari biasanya oleh karena kehadiran mahasiswa KKN Program Pengabdian Masyarakat (PPM), Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bertempat tinggal di rumah beliau.
Gamelan Suro Gremeng, Dolanan Gamelan dari Limbah Kaca
Mereka bukan hanya tinggal dan menjalankan tugas pengabdian masyarakat, tetapi juga aktif terlibat dalam kegiatan karawitan yang rutin dilaksanakan setiap Rabu malam.
Bagi beberapa mahasiswa, bermain gamelan merupakan pengalaman yang benar-benar baru. Mereka datang dari berbagai latar belakang yang mungkin belum pernah bersentuhan dengan alat musik tradisional Jawa ini.
Namun, dengan bimbingan yang sabar dan telaten dari para warga, para mahasiswa dan mahasiswi ini perlahan-lahan mulai memahami dan menguasai cara memainkan instrumen gamelan.
Setiap sesi latihan, mereka duduk di depan instrumen masing-masing, memperhatikan notasi lagu yang tertera pada papan, dan mencoba mengikuti alunan musik yang dipandu oleh para warga.
Keterlibatan para mahasiswa dan mahasiswi dalam latihan karawitan ini tidak hanya memberikan mereka wawasan baru tentang budaya Jawa, tetapi juga menjadi sarana bagi mereka untuk lebih dekat dengan masyarakat setempat.
Gamelan Jawa Kebanggaan Dukuh Popongan, Desa Pandeyan
Interaksi antara mahasiswa dan warga dalam kegiatan ini menciptakan hubungan yang lebih akrab dan harmonis. Keakraban ini tidak hanya terasa selama sesi latihan, tetapi juga terlihat dalam keseharian mereka di padukuhan.
Latihan karawitan yang rutin dilakukan ini diharapkan dapat terus melestarikan budaya Jawa Tengah yang merupakan warisan leluhur. Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan dan penyampaian nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
Di tengah arus modernisasi yang kian deras, menjaga keberlanjutan budaya tradisional menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kegiatan karawitan di rumah Nur Sholeh memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga identitas budaya lokal.
Selain itu, keberadaan mahasiswa dan mahasiswi KKN PPM UGM di Padukuhan Sangkrek juga membawa angin segar dalam upaya pelestarian budaya ini. Dengan keterlibatan mereka, diharapkan semangat untuk mencintai dan melestarikan budaya tradisional akan terus menyebar, tidak hanya di kalangan warga setempat. Namun, juga di lingkungan kampus dan masyarakat yang lebih luas.
Melalui kegiatan karawitan ini, para mahasiswa dan mahasiswi KKN PPM UGM tidak hanya belajar tentang seni dan budaya, tetapi juga memperoleh pengalaman berharga tentang pentingnya interaksi sosial dan pengabdian kepada masyarakat.
Mereka menyadari bahwa pengabdian bukan hanya soal membantu secara fisik, tetapi juga tentang membangun hubungan emosional dan spiritual dengan masyarakat.
Di sisi lain, para warga juga mendapatkan manfaat dari kehadiran mahasiswa. Mereka merasa senang bisa berbagi ilmu dan pengalaman, serta bangga bahwa tradisi mereka diminati dan dipelajari oleh generasi muda yang berasal dari luar daerah. Sinergi antara warga dan mahasiswa ini menciptakan sebuah harmoni yang indah, tidak hanya dalam musik gamelan, tetapi juga dalam kehidupan sosial di Padukuhan Sangkrek.
Acara Yogyakarta Gamelan Festival 2024 ke-29 Digelar, Mengambil Tema Piweling
Harapan ke depan, latihan karawitan ini akan terus berlanjut, bahkan setelah program KKN PPM UGM selesai. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya lestari, tetapi juga berkembang dan semakin dikenal oleh generasi muda, baik di tingkat lokal maupun nasional. Tradisi karawitan yang dilakukan di rumah Nur Sholeh akan selalu menjadi simbol keberlanjutan budaya dan keakraban antargenerasi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News