Sukoharjo, 3 Agustus 2024 – Kebudayaan lokal dapat menjadi salah satu kebanggaan suatu wilayah, khususnya desa ataupun wilayah administratif yang berada di bawah tingkat desa, ketika dilestarikan dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Hal ini yang terjadi di Dukuh Popongan, Desa Pandeyan yang terus melestarikan kebudayaan Gamelan Jawa. Popongan adalah salah satu dukuh di Desa Pandeyan yang memiliki sanggar kesenian bernama Sanggar Mitra Budaya.
Tempat tersebut terkenal dengan gamelan Jawanya yang memiliki alat musik dengan jumlah yang terbilang komplit. Sanggar Mitra Budaya memiliki tujuan untuk melestarikan seni dan budaya tradisional Indonesia.
Acara Yogyakarta Gamelan Festival 2024 ke-29 Digelar, Mengambil Tema Piweling
Selain menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat lokal, bangunan sanggar ini sering digunakan oleh berbagai organisasi kesenian untuk praktik dan edukasi gamelan.
Masyarakat dukuh Popongan memiliki rutinitas dalam berlatih gamelan di Sanggar Mitra Budaya. Tak hanya ibu-ibu PKK di dukuh Popongan saja. Namun, juga terdapat anak-anak yang gemar berlatih dan bermain alat musik gamelan dengan antusias,
Sanggar ini dapat menarik banyak warga untuk belajar karawitan dan seni musik tradisional dengan gamelan. Sebab, selain menjadi bahan ajar, gamelan dapat memberikan hiburan bagi masyarakat setempat.
Masyarakat lokal dapat memanfaatkan waktu latihan untuk bercengkrama dan bersilaturahmi dengan anggota masyarakat lainnya di satu dukuh maupun dari dukuh lainnya. Hal inilah yang terus merekatkan tali persaudaraan antarwarga di Desa Popongan dan menjaga solidaritas warga Popongan dengan baik.
Gamelan yang terdapat di Sanggar Mitra Budaya cukup beragam dan komplit, di antaranya gong, gender, kenong, bonang, saron, demung, slenthem, kempul, serta kethuk. Semuanya memiliki keunikannya masing-masing. Bahkan, gamelan dengan tangga nada slendro dan pelog memiliki karakteristik pembedanya.
Gamelan dengan tangga nada slendro hanya memiliki 5 nada per oktaf, sedangkan tangga nada pelog memiliki 7 nada per oktaf. Dengan adanya kombinasi antara tangga nada slendro dan pelog dapat memberikan irama yang dinamis dan kaya warna.
Kisah Mistis Suara Gamelan Tengah Malam di Jogja, Antara Mengusir atau Menyambut
Keduanya biasa dimainkan beriring-iringan untuk saling melengkapi alunan gamelan. Selain keunikan karakteristik masing-masing gamelan, harmoni musiknya menjadi faktor keindahan dari pertunjukkan gamelan yang dapat menjadi daya tarik masyarakat Popongan.
Masyarakat Dukuh Popongan sudah sering tampil di depan publik untuk memainkan gamelan. Salah satunya di acara Gerak Jalan Sehat, Pawai Kirab Prosesi Peringatan Hari Lahir ke-70, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016.
Masyarakat sangat antusias dalam menampilkan apa yang sudah dilatih berhari-hari dan berhasil menampilkan yang terbaik. Tentunya faktor inilah yang menjadi pendorong semangat masyarakat dalam melestarikan kebudayaan gamelan
Selain itu, Sanggar Mitra Budaya juga memiliki kekayaan budaya berupa Lesung yang biasa dimainkan oleh ibu PKK. Lesung yang biasa digunakan sebagai alat penumbuk padi, dapat dimanfaatkan menjadi alat musik yang berirama, tergantung cara dan letak pukulannya. Kesenian
Lesung ini juga sudah berhasil memperoleh beberapa penghargaan, seperti Juara 3 Gejog Lesung Tingkat Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022, dan Juara 3 Tingkat Kecamatan Se-Kabupaten Sukoharjo.
Mempelajari kesenian gamelan dan terlibat langsung di dalam kegiatan Sanggar Mitra Budaya juga merupakan suatu pengalaman yang berharga dan tak ternilai bagi para mahasiswa KKN yang berasal dari berbagai daerah yang berbeda.
Dengan adanya tradisi kebudayaan gamelan yang masih bertahan di dukuh Popongan, mahasiswa KKN dapat memperoleh kesempatan untuk belajar dan lebih mengeksplor kebudayaan lokal melalui seni musiknya.
Belajar Karawitan dan Pedalangan di Sanggar Gamelan Karang Kadempel, Kabupaten Boyolali
Melihat tren dan minat generasi muda di Indonesia yang cukup tergerus oleh globalisasi, mahasiswa KKN diharapkan dapat mendukung dan membangkitkan minat generasi muda untuk lebih peduli terhadap kebudayaan tradisional di sekitar mereka. Salah satunya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menyuarakan kesenian gamelan di ajang-ajang tertentu dengan para peserta yang berusia belia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News