kisah ibu sudarmi bidan desa yang mengubah wajah kesehatan desa sukorejo - News | Good News From Indonesia 2024

Kisah Ibu Sudarmi, Bidan Desa yang Mengubah Wajah Kesehatan Desa Sukorejo

Kisah Ibu Sudarmi, Bidan Desa yang Mengubah Wajah Kesehatan Desa Sukorejo
images info

Di tengah perbukitan dan sawah menghijau yang membentang luas di Desa Sukorejo, terdapat sosok yang menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.

Namanya Ibu Sudarmi yang lebih akrab disapa Ibu Darmi, seorang bidan desa yang telah mengabdikan diri selama belasan tahun di Desa Sukorejo untuk meningkatkan kesehatan warga desa.

Tim KKN-PPM UGM Unit Sambirejo berkesempatan untuk berbincang lebih lanjut dengan sosok yang inspiratif ini. Yuk, simak kisah inspiratif Ibu Darmi!

Perjalanan dan Awal Karier

Ibu Darmi lahir dan besar di Masaran, Sragen. Setelah lulus dari Akademi Kebidanan pada 2000, beliau memulai kariernya di sebuah klinik.

Dari pengalaman tersebut, ia melanjutkan pengabdiannya di Rumah Sakit Gemolong dan Rumah Sakit Amal Sehat hingga akhirnya menjadi bidan desa di Desa Kecik selama beberapa tahun. Pengalaman yang beragam ini membentuknya menjadi bidan yang lebih tangguh dan berpengalaman.

Ibu Darmi mulai menjadi bidan desa di Desa Sukorejo pada 2009. Keputusannya untuk pindah dan mengabdi di Desa Sukorejo bukan hanya didorong oleh profesionalisme, tetapi juga oleh keikhlasannya untuk berbakti kepada suaminya, dengan merawat kakek suaminya yang tinggal di sana.

Ketika bidan desa sebelumnya pindah, ia merekomendasikan penggantinya adalah seseorang yang juga bertempat tinggal di Desa Sukorejo, memastikan kedekatan dan keterlibatan dengan warga setempat. Mulai saat itu lah dinamika Ibu Darmi dengan warga Desa Sukorejo dimulai.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Abdul Hadi dalam Menekuni Seni Ukir Bambu

Menghadapi Tantangan yang Muncul

Tim KKN Membantu Bidan
info gambar

Ketika pertama kali terjun langsung ke Desa Sukorejo, Ibu Darmi merasa seperti memulai dari nol dan harus babat alas. Desa Sukorejo, yang terletak di Kecamatan Sambirejo, tertinggal dalam banyak aspek dibandingkan desa tempatnya sebelumnya. Ketika tiba di sana pada 2009, kegiatan posyandu belum rutin dilaksanakan, dan partisipasi masyarakat sangat minim.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Ibu Darmi adalah mengubah mindset masyarakat, terutama para ibu balita. Alasan utama yang memicu kurangnya partisipasi masyarakat pada posyandu adalah karena banyak yang berfikir “Kan, sudah ditimbang saat imunisasi, kenapa harus posyandu lagi?”.

Pandangan ini muncul karena kurangnya pemahaman ibu-ibu tersebut terkait pentingnya posyandu dalam pemantauan kesehatan anak secara berkala. Selain itu, tempat pelaksanaan posyandu juga tidak disediakan.

Alhasil, Ibu Darmi harus datang lebih awal untuk mempersiapkan tempat posyandu bersama para kader kesehatan desa. Waktu itu pula, menu PMT belum mendapat anggaran dari dana desa sehingga perlu dilakukan iuran tiap bulannya.

Dengan kegigighan, keuletan, dan kesabarannya, Ibu Darmi, setelah beberapa tahun pengabdiannya di Desa Sukorejo, kesehatan desa tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.

Ibu Darmi dengan gigih memberikan edukasi terkait kesehatan keluarga pada ibu-ibu setempat. Ia bahkan melakukan kunjungan door-to-door untuk mengajak masyarakat datang ke posyandu, meskipun banyak yang awalnya enggan.

Berkat kegigihannya dalam mengajak ibu balita ke posyandu, partisipasi para ibu tersebut meningkat dan kini kegiatan posyandu telah diadakan rutin.

Hal-hal tersbut dilakukan Ibu Darmi yang didorong oleh motivasinya agar Desa Sukorejo maju seperti desa yang Ibu Darmi tinggalkan sebelumnya dan agar ibu-ibu di sana memahami pentingnya kesehatan, khususnya kesehatan keluarga.

Ibu Darmi perpendapat bahwa kesehatan warga desa bukan milik bidan desa saja. Ibu Darmi menggandeng ibu-ibu kader kesehatan desa, kader TPK (Tim Pendamping Keluarga), bahkan perangkat desa untuk secara bersama-sama meningkatkan kesehatan desa.

"Kita rekan kerja dan harus bekerja sama, kalau ada masalah diselesaikan bersama. kalau orang sudah bekerja dengan egonya, permasalahan di desa tidak akan bisa terselesaikan. jadi, jangan pernah egois karena semua bekerja bersama-sama," tutur beliau.

Ia menekankan pentingnya kerjasama dan saling memberi data terkait masalah kesehatan warga untuk permasalahan kesehatan yang ada di desa.

Membawa Harapan untuk Sukorejo yang Lebih Sehat

Ibu Darmi adalah sosok bidan desa yang luar biasa. Tidak pernah sekalipun Ibu Darmi membeda-bedakan pelayanan berdasarkan status sosial atau tempat pemeriksaan kesehatan warga. Ia dengan tulus mengunjungi dan melayani setiap warga yang membutuhkan bantuannya.

"Kuncinya saya di sini, saya mengabdi pada masyarakat, saya tidak akan membeda-bedakan sesorang itu periksanya di mana. Kalau di sini ‘kan berarti tanggung jawab sepenuhnya milik saya. Tugas saya di sini agar warga teredukasi kesehatannya, tidak ketinggalan dengan desa-desa lain," ujar Ibu Darmi.

Perjuangan Ibu Darmi di Desa Sukorejo adalah contoh nyata bagaimana keikhlasan, dedikasi, dan kerja keras dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Dengan semangat dan keikhlasannya, Ibu Darmi terus berupaya membawa kesehatan yang lebih baik untuk warga Desa Sukorejo.

Baca Juga: Sosialisasi Pengelolaan Stres dan Pencegahan Narkoba di SMAN 02 Tarakan

Penulis: Anisa Nur Rahmalina
Fotografer: Fatimah Puspa Kurnia, Cahyani Ratna Dewi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.