kisah kesederhanaan rumah kapolri pertama ri buat sedih anak buah ketika salat jenazah - News | Good News From Indonesia 2024

Kisah Kesederhanaan Rumah Kapolri Pertama RI, Buat Sedih Anak Buah Ketika Salat Jenazah

Kisah Kesederhanaan Rumah Kapolri Pertama RI, Buat Sedih Anak Buah Ketika Salat Jenazah
images info

Jenderal RS Soekanto merupakan Kapolri Pertama di Republik Indonesia (1945-1959). Walau menjabat sebagai orang nomor satu Kapolri selama 14 tahun, tak membuat Soekanto hidup mewah.

Ditulis oleh Arsya Muhammad dalam Kondisi Sederhana Rumah Jenderal Ini Bikin Terharu Anak Buah Saat Salat Jenazah yang dimuat Merdeka menjelaskan bahwa ketika pensiun, sang jenderal tak punya tempat tinggal.

Kapolri Kunarto, Jejak Kesederhanaan dalam Membentuk Polri yang Berintegritas

“Salah satu rumah yang pernah ditempati RS Soekanto dan istri ada di Jln Proklamasi, Jakarta Pusat. Mantan anak buah yang melihat rumah mantan Kapolri ini nyaris menangis sedih,” jelasnya.

Diungkapkan oleh Arsya, ketika hujan, rumah tua itu bocor di beberapa tempat. Pagar depan rumahnya rusak. Hal ini tak sesuai benar untuk mantan Kapolri. Namun, pasangan suami istri tersebut tak mengeluh.

Tak memanfaatkan jabatan

Dikatakan oleh Arsya, bila Soekanto mau memanfaatkan jabatan sebagai kepala kepolisian sangat banyak kesempatan baginya mendapatkan uang besar. Tetapi, tak semua dilakukan oleh Soekanto.

Dirinya juga tak menggunakan kekuasaannya sebagai Kapolri untuk mendapatkan tanah dan rumah. Padahal sah-sah saja, bila Soekanto menjadikan rumah dinas Kepala Kepolisian Negara di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, menjadi miliknya.

Soekanto Tjokrodiatmodjo, Kapolri Pertama Peletak Dasar Struktur Kepolisian

Ketika itu, negara juga memberikan peluang untuk itu. Bahkan dengan cicilan ringan selama 20 tahun. Tetapi Soekanto enggan mengambil kesempatan itu. Dia menyerahkan rumah dinasnya kembali sebagai milik Polri.

“Saya lihat sendiri disposisi dari beliau. Tulisannya: Tetap untuk dinas,” kenang Koesnoro,” ucapnya

Tetap menyambut tamu

Kombes (Purn) HA Koesnoro dalam tulisannya mengungkapkan, di tengah kekurangan tersebut RS Soekanto tetap senang menerima tamu yang datang. Siapa pun tak pernah dibedakan olehnya.

“Bila saya menghadapi ada pejabat polisi yang agak angkuh dan sombong, terus terang saya persilahkan beliau datang menemui Bapak Soekanto di rumah beliau agar dapat melihat langsung keadaan Bapak Soekanto dengan rumah dan perabotan yang sangat sederhana tersebut,” katanya dalam buku biografi Jenderal Polisi R.S Soekanto Tjokrodiatmodjo: Bapak Kepolisian Negara RI dan Peletak Dasar Kepolisian.

Hoegeng Iman Santoso, Polisi Merakyat yang Anti Korupsi

Ketika pensiun, Soekanto memang tinggal berpindah-pindah, hingga akhirnya menempati sebuah rumah di Komplek Polri Ragunan, Ampera, Jakarta Selatan. Saat meninggal, dia juga menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata.

Dirinya meminta dimakamkan satu lubang dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Para pelayat dan mantan anak buah yang datang ke rumah Jenderal Soekanto begitu haru melihat kesederhanaan pemimpinnya.

“Kesederhanaan almarhum terlihat dari keadaan rumahnya yang sangat sederhana. Menunjukkan sifat kejujuran serta keteguhan pendirian almarhum,” kenang Purnawirawan HHM Wahyudi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.