pakai ai brin bantu tekan konsumsi gula garam dan lemak lewat aplikasi - News | Good News From Indonesia 2024

Pakai AI, BRIN Bantu Tekan Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Lewat Aplikasi

Pakai AI, BRIN Bantu Tekan Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Lewat Aplikasi
images info

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai mengembangkan aplikasi mobile untuk mengontrol indeks konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL). Aplikasi tersebut menggunakan teknologi Artificial Intelligence atau AI.

Pengembangan aplikasi tersebut menjadi salah satu cara untuk mengintervensi dan mengedukasi para konsumen GGL, khususnya di kalangan remaja. Konsumsi GGL yang berlebih dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, seperti obesitas, hiperkolesterol, sampai hiperglikemia.

Pengemasan sarana edukasi berbasis teknologi ini menjadi sarana yang tepat dan efektif untuk menggalakkan edukasi kepada remaja.

Konsumsi GGL di Indonesia tinggi

Kasus kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia, didominasi oleh akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat.

PTM seperti stroke, jantung, diabetes, hingga kanker acap kali disebabkan karena konsumsi GGL yang berlebihan. Kasus kematian akibat PTM di Indonesia bahkan mencapai 70 persen.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menyarankan batas konsumsi gula, garam, dan lemak harian yang dapat dikonsumsi masyarakat per harinya. Pembatasan ini tentu saja untuk membantu mencegah semakin masifnya PTM yang semakin menjamur di masyarakat.

Batas konsumsi gula per hari menurut Kemenkes adalah sebanyak 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan (sdm). Sementara itu, batasan konsumsi harian garam adalah 2.000 miligram natrium atau sekitar 5 gram atau 1 sendok teh (sdt). Terakhir, batasan konsumsi lemak harian dipatok pada 67 gram atau 5 sendok makan minyak goreng.

Baca juga:BRIN Temukan 13 Geosite Bernilai Internasional di Kebumen, Dukung Pengajuan Global Geopark

Berdasarkan data Kemenkes, Indonesia memiliki prevalensi diabetes dan obesitas anak yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk mengatasi peningkatan obesitas dan PTM dengan memberikan pembatasan konsumsi GGL per harinya.

Konsep penggunaan aplikasi berbasis AI milik BRIN

Pemanfaatan AI dalam berbagai bidang saat ini sudah menjadi hal yang sangat lumrah. Di bidang kesehatan, AI dapat membantu menganalisis data medis secara masif dan mendalam.

Hal tersebut tentu saja membantu para tenaga medis untuk mengenali penyakit dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat dan efektif.

Di sisi lain, pengembangan aplikasi yang menargetkan remaja dengan kisaran usia 16-18 tahun ini juga didasarkan dengan angka pengguna telepon seluler, terutama di kalangan remaja yang sangat tinggi. BRIN menyebut, 85,82 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas sudah diberikan akses internet.

Pengembangan aplikasi itu sudah mulai dilakukan sejak 2023. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan sebuah model intervensi edukasi berbasis digital yang dikembangkan dengan AI.

Penelitian BRIN menargetkan untuk mengetahui sumber asupan makanan tinggi gula, garam, dan lemak pada remaja. Target dari penelitian tersebut akan menghasilkan prototype aplikasi yang memberikan edukasi tentang penurunan konsumsi GGL, khususnya pada remaja perkotaan.

Selain penyampaian edukasi melalui handphone, BRIN juga merencanakan penggunaan media edukasi standar, seperti buku saku.

Baca juga: BRIN dan OceanX Berhasil Petakan Ribuan Kilometer Persegi Dasar Laut Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.