Kampung kecil yang berada di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat memiliki cerita inspiratif mengenai semangat toleransi. Pasalnya di kampung ini mayoritas warga beragama Kristen.
Hal ini menjadi menarik karena di Jawa Barat khususnya di Bandung, masyarakatnya mayoritas beragama Muslim. Tetapi antar penduduk yang berbeda keyakinan ini tidak saling menjatuhkan satu dengan lainnya.
Dimuat dari Merdeka, suasana hangat langsung terasa saat berkunjung ke Desa Jayagiri. Sesama warga dengan berbeda latar belakang saling berinteraksi satu sama lain dan membangun kebersamaan lokal.
Sejarah Hari Ini (7 Juni 1928) - Teleskop Zeiss Observatorium Bosscha Siap Dicoba
Bahkan warga Muslim mau mengantar para pengunjung yang ingin mengetahui cerita leluhur kampung tersebut. Terutama mengenai leluhur yang dianggap mempelopori agama Kristen di sana.
“Saya alhamdulilah Islam, dan di sini memang dari saya kecil banyak yang memeluk agama Islam,” kata warga setempat bernama Hariban.
Penyebaran agama Kristen
Kampung itu dihuni oleh mayoritas Kristen dan kebanyakan berasal dari keturunan Batak. Beberapa faktor membuat banyak warga Sunda di kampung itu memilih untuk menjadi Kristen pada masa lalu.
“Mungkin kalau dulu itu dari royalti, tuntutan pekerjaan bisa, mungkin hubungan (pernikahan,” ucapnya.
Kampung itu juga menjadi tempat berdirinya tiga buah makam dari keluarga G.B Walter yang konon merupakan tokoh setempat. Keluarga ini merupakan keturunan Belanda tetapi kelahiran Sumedang pada 1879.
Merawat Tradisi Leluhur, Simbol Petani Menjaga Budaya Agraris
Kabarnya G.B Walter inilah yang mengenalkan agama Kristen di awal abad ke 20 ke masyarakat sekitar. Walter sendiri merupakan pengusaha dan bukan guru keagamaan ataupun tokoh misionaris.
“Kalau itu mungkin sebuah tuntutan dari beliau untuk mengikuti ajarannya. Karena beliau itu seorang peternak babi. Kalau di Islam kan diharamkan memelihara tidak boleh. Tapi di Kristen kan diperbolehkan,” lanjutnya.
Hidup rukun
Beberapa warga yang bermukim di kampung itu mengaku telah mewarisi kepercayaan dari orang tua mereka. Banyak dari mereka yang memiliki pasangan dari warga Sunda dan menetap di kampung ini.
“Suami orang Subang. Tadinya Muslim terus menikah sama ibu jadi Kristen. Orang tuanya juga, adik-adiknya. Akhirnya jadi orang Lembang asli,” ucap seorang warga.
Mengenang Petualangan Sherina: Bosscha Lebih Dalam
Warga di sana menceritakan wilayahnya terdiri dari berbagai latar belakang suku dan agama. Beberapa di antaranya berasal dari Jawa, Sumatra dan yang paling banyak tetap asli dari Sunda.
“Kalau saya aslinya Jawa, bapak itu Yogyakarta, ibu Subang dan pindah ke sini, saya lahir di Jayagiri. Di sini memang macam-macam, Medan juga banyak,” kata seorang perempuan yang sudah 72 tahun menetap di kampung itu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News