Cerita rakyat di Sumatra Utara seringkali berkisar pada tokoh-tokoh legendaris, tradisi unik, dan peristiwa sejarah yang membentuk identitas budaya daerah ini. Melalui kisah-kisah itu, masyarakat tidak hanya melestarikan warisan leluhur mereka, tetapi juga mengajarkan generasi mendatang tentang pentingnya kebersamaan, keberanian, dan lain-lain.
Menelisik ke salah satu daerah di Sumut, yaitu Batubara. Di sana terdapat pula cerita rakyat yang melatarbelakangi adanya tradisi Pesta Tapai. Sebuah tradisi yang hingga saat ini setia dijalankan.
Mitos Lembu Suro di Gunung Kelud yang Menjadi Dasar Pelaksanaan Tradisi Wage Keramat
Cerita Rakyat Pesta Tapai di Batubara
Pesta tapai diadakan setiap tahun di Desa Mesjid Lama dan Desa Dahari Silebar, Kecamatan Talawi. Di sini, pengunjung bisa menemukan berbagai macam tapai, seperti tapai lemang, tapai ubi, serta berbagai kue tradisional Melayu Batu Bara. Kue-kue tradisional seperti karas-karas dan rengginang juga banyak dijual. Tapai lemang terbuat dari pulut ketan, sedangkan tapai ubi dibuat dari ubi kayu. Pesta tapai ini adalah tradisi yang sudah ada sejak lama, dan selalu digelar menjelang bulan Ramadan.
Ternyata, pesta tapai ini memiliki sejarah yang menarik. Pada zaman dahulu, ada seorang raja di pesisir Batu Bara bernama Datuk Mudo Jalil Lelo Sumaso Tuo. Raja inilah yang pertama kali memerintahkan untuk membuat tempat pemotongan sapi dan kerbau sebagai persiapan menyambut bulan Ramadan. Banyak orang dari berbagai daerah datang ke tempat ini untuk memotong atau membeli daging, termasuk dari Batu Bara, Labuhan Ruku, Tanjung Tiram, Titi Putih, dan Titi Merah. Karena banyaknya orang yang datang, raja juga memerintahkan pembangunan kedai-kedai kecil untuk menjual berbagai makanan.
Mitos Orang Bunian di Kalimantan yang Suka Membantu Menunjukkan Arah di Dalam Hutan
Kedai-kedai ini menjual berbagai panganan seperti lemang, tapai, karas-karas, cendol, dan makanan tradisional lainnya. Pengunjung bisa membeli makanan ini dengan mudah, cukup ambil dari baskom dan bayar ke penjual. Selain sebagai tempat jualan, kedai-kedai ini juga digunakan oleh para pendatang untuk beristirahat sebelum pulang ke daerah mereka masing-masing.
Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun, dan hingga kini, setiap kali menjelang bulan Ramadan, orang-orang kembali memotong kerbau dan sapi serta berjualan lemang dan tapai. Inilah sebabnya pesta tapai menjadi acara yang sangat dinanti dan ramai setiap tahunnya.
6 Mitos Larangan Ibu Hamil dalam Budaya Minangkabau, Apa Saja?
Sumber:
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2015). Antologi Cerita Rakyat Batu Bara
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News