Halo, Kawan GNFI! Kami Tim KKN-PPM UGM Pesisir Gorontalo ingin berbagi secuplik cerita dan keseruan kami hidup dan mengabdi di pesisir Gorontalo, tepatnya di deretan desa yang terletak di bibir pantai Teluk Tomini.
Berada di semenanjung utara Pulau Sulawesi, Teluk Tomini menawarkan jutaan alasan untuk bersinggah di Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Terkandung di dalam perairan pesisir Gorontalo berbagai sumber daya alam akuatik yang diapit dengan jajaran pegunungan yang elok.
Tidak hanya kekayaan alam yang distintif, pesisir Gorontalo juga diperkaya dengan eksistensi beberapa ring atol sepanjang kawasan bibir pantai. Posisi strategis pada kawasan Segitiga Karang Dunia memberikan berbagai keanekaragaman hayati biota laut dan vegetasi pantai.
“Kelomang!,” ujar Poka, salah satu siswa Sekolah Dasar Negeri 11 Batudaa Pantai ketika ditanyai hewan apa yang biasa mereka jumpai di sekitaran rumah pada Rabu (24/07/2024). Lokasi rumah anak-anak Sekolah Dasar Negeri 11 Batudaa Pantai yang berada langsung di bibir pantai membuat mereka hidup berdampingan bersama dengan biota yang menjadi aset dari Teluk Tomini.
Deburan ombak dan bau khas ikan segar telah menjadi bagian hidup dari anak-anak pesisir Gorontalo.
Lukisan Gua Tertua Berusia 51.200 Tahun Ditemukan di Sulawesi
Bayang-bayang sampah menjadi salah satu duka dalam dunia anak-anak pesisir Gorontalo. Tidak jarang ketika angin timur berhembus, beragam sampah plastik muncul bersama merdunya deburan ombak.
“Sama seperti di depan rumahku, banyak sampah plastik dan kotoran dari laut,” imbuh Poka ketika ditunjukkan gambar animasi dari pop-up book yang menunjukkan kekotoran habitat hewan laut.
Atensi khusus dan sinergi yang berkesinambungan perlu dibangun untuk masa depan yang cerah, khususnya bagi anak-anak pesisir.
Canda tawa dan cerita anak-anak pesisir membuat Tim KKN-PPM UGM tergerak untuk melakukan edukasi pengurangan jumlah sampah plastik dibalut dengan eksplorasi potensi biota laut lokal. Proses pembelajaran yang menyenangkan menjadi fokus utama dalam pendekatan kami kepada anak usia Sekolah Dasar.
Maka dari itu, rasanya opsi menciptakan karya lukis biota laut lokal di atas tas kain tepat untuk menyampaikan pesan bagi anak-anak Sekolah Dasar Negeri 11 Batudaa Pantai.
Ruang kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 11 Batudaa Pantai pada hari itu dipenuhi oleh semangat dan kreativitas. “Nanti aku bawa pulang untuk beli jajan ya kak,” ujar salah satu siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 11 Batudaa Pantai ketika menerima hadiah sebagai peserta tercepat dalam melukis biota laut.
Tradisi Tahun Baru Islam di Sulawesi, Beli Ember dan Gayung untuk Cari Berkah
"Aku gambar orang memancing ikan di laut, seperti papa," imbuhnya. Tanpa kami rasa, kami juga belajar dari mereka. Kami belajar bagaimana cara mereka hidup. Cara keluarga mereka menggantungkan diri kepada laut. Deburan ombak yang membawa segala macam sampah dengan seribu asal usul seolah menjadi mimpi buruk perlahan bagi mereka.
Jika tidak dimulai dari sekarang, bagaimana nasib anak-anak pesisir Gorontalo di masa yang akan datang? Akankah mereka masih menyebutkan jenis-jenis biota laut yang mereka jumpai dengan antusias?
Walaupun demikian, antusiasme anak-anak dalam mengenal biota laut lokal dan menggunakan produk tas kain karya mereka memberikan sebuah harapan besar. Harapan besar bahwa langkah sinergis yang berkesinambungan dalam menjaga habitat biota laut lokal telah terlukis dalam sanubari anak-anak pesisir Gorontalo.
Kotornya ruang bermain mereka sehari-hari juga menjadi tanggung jawab kita bersama. Tanggung jawab untuk mengurangi jumlah konsumsi plastik, hilangkan budaya buang sampah sembarangan, dan rawat habitat biota laut.
Momen Bersejarah Presiden RI Ketiga yang Berkunjung ke Kabupaten Bone Sulawesi Selatan
Semangat merawat habitat biota laut telah terukir di anak-anak pesisir Gorontalo, bagaimana dengan Kawan GNFI?
Penulis: Rafi Akmal Raharjo
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News