sejarah susu kental manis dari militer hingga kuliner - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah Susu Kental Manis, dari Militer hingga Kuliner

Sejarah Susu Kental Manis, dari Militer hingga Kuliner
images info

Sekitar dua minggu lalu, media sosial diramaikan dengan video seorang ibu yang memberikan segelas besar Susu Kental Manis (SKM) kepada anaknya. Video ini sontak mendapat kecaman netizen lantaran SKM mengandung banyak gula yang tidak baik untuk anak-anak.

Ada pula netizen yang membahas apakah video itu asli atau settingan untuk pemasaran brand tertentu.

Omong-omong soal SKM, kita tahu bahwa produk susu ini sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana awal cerita SKM masuk ke negara kita?

Kalau Kawan penasaran tentang sejarah SKM, simak artikel berikut sampai selesai, ya!

Awal Mula Penemuan SKM

Lukisan "Combat de Quiberon en 1975" oleh Jean Sorieul | Jean Sorieul, Public domain, via Wikimedia Commons

Dikutip dari nesta.org.uk, Pemerintah Revolusioner Prancis pada tahun 1795 sedang menghadapi masalah perbekalan bagi para tentara yang sedang berperang melawan negara-negara besar di Eropa. Untuk memecahkan masalah itu, mereka mengadakan sayembara berhadiah 12.000 franc untuk mencari metode baru yang dapat membuat makanan awet ketika dibawa dalam misi peperangan.

Sayembara pun akhirnya dimenangkan oleh Nicolas Appert, seorang pembuat permen. Dengan cara merebus makanan dalam botol kaca tertutup di dalam air panas, ia berhasil mengawetkan berbagai jenis makanan termasuk susu. Keberhasilannya ini membuatnya dikenal sebagai “Bapak Pengalengan” (Father of Canning).

Sejarah dan Tujuan Peringatan Hari Anak Nasional

Setelah Appert, banyak orang berusaha untuk membuat susu jauh lebih awet. Namun, Gail Borden—penemu asal Amerika—berhasil menemukan metode pembuatan produk susu yang sekarang dikenal dengan SKM pada tahun 1850-an. Borden memanaskan susu di dalam panci vakum yang dilengkapi kumparan pemanas (heating coil) sehingga kandungan air dalam susu menguap. Alhasil, terciptalah susu yang dipuji the Committee of the Academy of Medicine—seperti yang dikutip dari laman Smithsonian Magazine—sebagai susu yang tak tertandingi dalam hal kemurnian, keawetan, dan ekonomi.

Dikutip dari laman McGill, produk SKM Borden meraih popularitasnya setelah dijadikan sebagai ransum tentara Union selama Perang Sipil Amerika. Para tentara yang pulang dari medan perang menyebarkan cerita produk tersebut dari mulut ke mulut. Dalam waktu singkat, SKM pun sudah tersedia di toko-toko kelontong di Amerika.

Dari Amerika, SKM dibawa ke Eropa oleh wakil konsul Amerika, Charles Page. Laman Hochdorf menyebutkan ia terinspirasi untuk membuat perusahaan SKM di Swiss setelah melihat potensi sapi perah di sana.

Pada tahun 1866, ia bersama saudaranya, George, mengimpor mesin produksi SKM dari Amerika dan mendirikan perusahaan SKM Anglo-Swiss yang kemudian menjelma jadi salah satu perusahaan raksasa di dunia, Nestle.

Tak butuh waktu lama bagi Anglo-Swiss untuk menjadi perusahaan besar di Eropa. Masih dikutip dari laman Hochdorf, Anglo-Swiss mengamankan dominasi mereka di Eropa dengan mengakuisisi perusahaan-perusahaan serupa. Pada tahun 1880-an—kata den Hartog dalam tesis "Diffusion of milk as a new food to tropical regions : the example of Indonesia, 1880- 1942”—produk Anglo-Swiss telah tersebar hingga Afrika dan Asia termasuk Indonesia pada tahun 1880-an.

Sejarah Kerajaan Patipi, Penguasa Islam di Semenanjung Onin Fakfak Papua

Masuknya SKM ke Indonesia

Merk Milkmaid dari Anglo-Swiss Condensed Milk Company | www.nestle.co.uk
info gambar

SKM masuk ke Indonesia sekitar akhir abad ke-19. Menurut artikel tirto.id, masyarakat Indonesia yang bersifat agraris membuat peternakan sapi kurang berkembang sehingga Belanda harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan susu mereka. Mengimpor SKM adalah cara alternatif yang dilakukan Belanda di samping membangun peternakan sapi mereka sendiri.

Pada waktu yang sama, kata den Hartog dalam tesisnya, SKM juga sudah mulai dikenal masyarakat pribumi Indonesia. Hal ini didasarkan pada catatan Dr. van der Burg pada tahun 1883 yang menjadi catatan paling awal tentang penggunaan SKM oleh masyarakat Indonesia. Dalam catatannya, SKM dibagikan kepada bayi-bayi Indonesia di daerah Banten saat terjadi wabah demam di daerah tersebut.

Pada awal masuk ke masyarakat Indonesia, SKM hanya sebatas digunakan sebagai makanan bayi. Lambat laun, masyarakat Indonesia mulai mengenal manfaat lain dari SKM. Kedai-kedai kopi dan restoran menambahkan SKM ke dalam kopi dan teh buatan mereka. Selain itu, SKM juga digunakan sebagai bahan untuk membuat es krim dan es loli.

Masih dalam tesisnya, den Hartog menyebutkan SKM dapat menyebar luas di masyarakat Indonesia berkat peran tiga kelompok. Pertama, rumah sakit dan klinik yang menggunakan SKM sebagai makanan bayi dan perawatan medis.

Kedua, perusahaan-perusahaan SKM yang gencar memasarkan produk mereka hingga ke pelosok kampung. Ketiga, kaum pribumi yang sering berinteraksi dengan kaum Eropa seperti pegawai pemerintah, pekerja, buruh, dan pelajar.

Kontroversi SKM dalam Kesehatan

Meskipun penggunaan SKM sebagai makanan bayi umum dilakukan, sebagian dokter dan tenaga medis mempermasalahkan praktik ini. Sebab, SKM diketahui memiliki kadar gula yang tinggi tapi minim nutrisi. Bayi yang diberi makanan minim nutrisi ini berisiko terkena penyakit akibat malnutrisi. Salah satunya adalah xeroftalmia, penyakit yang menyerang mata akibat kekurangan vitamin A.

Menelusuri Sejarah Murid Sunan Kalijaga, Sunan Bayat, di Puncak Gunung Jabalkat

Akibat risiko kesehatan yang dapat timbul dari pemberian SKM kepada bayi, pemerintah Indonesia pada tahun 1975 mengeluarkan Peraturan Menter Kesehatan Nomor 76/Men.Kes/Per/XII/75 yang menyetop promosi SKM sebagai makanan bayi. Enam tahun kemudian, WHO mengeluarkan peraturan serupa yang dinamakan International Code of Marketing of Breast-Milk Substitute.

Susu SKM Saat Ini

Saat ini, SKM dikenal sebagai bahan pelengkap berbagai macam makanan dan minuman di dunia termasuk Indonesia. Dikutip dari tirto.id, SKM biasa digunakan untuk menambahkan rasa susu pada makanan. Selain itu, SKM juga sering ditambahkan ke dalam makanan-makanan asam karena sifatnya yang tidak menggumpal ketika bercampur dengan bahan asam.

Kawan GNFI, demikian sejarah panjang SKM hingga menjadi populer di Indonesia. Produk yang awalnya dibuat untuk kebutuhan militer kini menjadi bagian dari kuliner.

Sumber:

  • https://research.wur.nl/en/publications/diffusion-of-milk-as-a-new-food-to-tropical-regions-the-example-o
  • https://tirto.id/sejarah-panjang-susu-kental-manis-f5oS
  • https://research.wur.nl/en/publications/diffusion-of-milk-as-a-new-food-to-tropical-regions-the-example-o
  • https://inside.hochdorf.com/en/condensed-milk-a-snapshot-of-swiss-industrial-history
  • https://www.mcgill.ca/oss/article/did-you-know/sweetened-condensed-milk-owes-its-popularity-soldiers
  • https://www.smithsonianmag.com/science-nature/the-man-who-invented-elsie-the-borden-cow-171931492/
  • https://www.nesta.org.uk/feature/guide-historical-challenge-prizes/the-french-food-preservation-prize/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.