sejarah kerajaan patipi penguasa islam di semenanjung onin fakfak papua - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah Kerajaan Patipi, Penguasa Islam di Semenanjung Onin Fakfak Papua

Sejarah Kerajaan Patipi, Penguasa Islam di Semenanjung Onin Fakfak Papua
images info

Kerajaan Patipi, di Semenanjung Onin, Fakfak, Papua Barat bermula dari beberapa tokohnya yang datang ke Kesultanan Tidore untuk belajar agama. Ketika itu, wilayah Patipi merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Rumbati.

Dinukil dari Wikipedia, Sultan Tidore menantang para tokoh itu untuk menebang pohon sukun besar di dekat istana. Lalu tantangan ini dijawab oleh seorang bernama Tada Banekin sehingga diajarkan agama Islam.

Kolaborasi KKN UGM 2024 dan Papua Trada Sampah, Wujudkan Generasi Penerus Peduli Lingkungan

Setelah diajarkan agama Islam berminggu-minggu, kemudian mereka mendapatkan gelar. Untuk mendapatkan gelar tersebut mereka harus memberi upeti kepada Kesultanan Tidore. Setelah itu para tokoh ini singgah di Pulau Was untuk menentukan pembagian gelar.

Gelar raja kemudian dibawa redi muda Tada Mbanekin Patiran ke Kampung Mawar karena perahu kajang yang digunakan berasal dari sana. Melalui pertanda asap mereka menemukan figur Raja Teluk Patipi dari Kampung Patipi Pulau marga Kranggusi.

Diangkat sebagai raja

Pengangkatan Abdulrachmin sebagai oleh residen Ternate pada tanggal 15 Juni 1896, didasarkan pula atas nasihat dari Mohammad Tahir Alting Pangeran Tidore dan Raja Missol Abduhamijij.

Walau saat itu terjadi perdebatan yang menegangkan antara garis keluarga Kranggusi, dengan pihak Redi Muda Kamandimur dan Redi Muda Mbanekin serta pimpinan kampung dalam (Kampung Puar, Adora, Tetar).

“Disebutkan bahwa Redi Muda Kamandimur lah yang berhak menentukan raja, apabila menolak akan terjadi peperangan hongi, sehingga pihak Kranggusi/Koman mengalah.”

Anak-anak hingga Lansia Ikut Program Gabus, Berantas Buta Aksara di Papua

Muncul serangan balik dari marga Kranggusi, Raja yang bermarga Iba dilindungi marga Hindom yang dipimpin Redi Muda Kamandimur atau Runggumasa di Kampung Degen. Dirinya menyerahkan gelar raja ke marga Iba

Perlu diketahui marga Hindom beragama Kristen, tetapi kedua moyang marga Iba beragama Islam. Agama tidak menjadi halangan dan tradisi keturunan Redi Muda Kamandimur tetap dimintai keputusan penetapan pengganti raja.

Kebudayaan

Masyarakat Mbahan Matta Patipi mengenal dua jenis rumah, rumah kampung dan rumah kebun. Pada masa panen orang-orang akan tinggal di dalam rumah kebun selama 4-5 hari sementara anak-anak akan tinggal di rumah kampung.

Selain itu, sebelum jalan dibangun masyarakat bepergian dengan jalur laut dan jalur gunung, sehingga rumah kebun juga memiliki fungsi sebagai persinggahan. Konstruksi rumah berupa semi permanen dengan bentuk rumah panggung.

10 Makanan Khas Papua Barat yang Paling Enak, Lebih dari Sekadar Papeda

“Rumah ini tertata mengikuti garis pantai yang dibuat setelah penimbunan dan pengeringan. Kampung-kampung di teluk Patipi tersegregasi berdasarkan agama.”

Pala merupakan sumber perekonomian masyarakat. Tanaman tersebut juga dihormati dengan ritus Meri Totora. Walau masyarakat menganut sistem patrilineal melalui ritus ini saudara dan anak perempuan tetap mendapat warisan harta dan hasil panen.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.