menelusuri sejarah murid sunan kalijaga sunan bayat di puncak gunung jabalkat - News | Good News From Indonesia 2024

Menelusuri Sejarah Murid Sunan Kalijaga, Sunan Bayat, di Puncak Gunung Jabalkat

Menelusuri Sejarah Murid Sunan Kalijaga, Sunan Bayat, di Puncak Gunung Jabalkat
images info

Klaten, sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah, menawarkan berbagai keindahan alam yang menakjubkan. Mulai dari mata air alami hingga perbukitan yang memukau.

Kali ini, Tim KKN Sobat Bayat 2024 mengajak Kawan GNFI untuk mengikuti wisata sejarah Islam secara daring ke salah satu kompleks pemakaman terbesar di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Sunan Bayat, yang juga dikenal sebagai Sunan Pandanaran II, Ki Ageng Pandan Arang, dan Pangeran Mangkubumi, merupakan tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Sunan Bayat adalah menantu dari Sunan Pandanaran I, putra Prabu Brawijaya V, pendiri Kota Semarang.

Sunan Bayat sendiri adalah putra dari Pangeran Tumapel atau Sayyid Maulana Hamzah Lamongan bin Sunan Ampel Surabaya, yang memiliki nama asli Sayyid Hasan Nawawi.

Makam Sunan Bayat menjadi salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di kalangan peziarah. Sunan Bayat, yang merupakan murid Sunan Kalijaga, mendapatkan julukan tersebut setelah pertemuannya dengan Sunan Kalijaga di Puncak Gunung Jabalkat, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten.

Bak Pertama Tersembunyi, Menelisik Pesona Sejarah Wisata Religi Candi Watugenuk

Perjalanan Menuju Puncak Gunung Jabalkat

Anak tangga menuju kawasan utama kompleks pemakaman © Aida Rachmawati, Tim Humas dan Publikasi KKN PPM UGM Sobat Bayat 2024
info gambar

Biaya masuk ke Kompleks Makam Sunan Bayat sangat terjangkau, hanya Rp2.000. Namun, untuk mencapai kawasan utama pemakaman, Kawan GNFI harus menaiki lebih dari 250 anak tangga karena Puncak Gunung Jabalkat terletak pada ketinggian 860 meter di atas permukaan laut.

Bagi Kawan GNFI yang berkunjung bersama lansia atau orang yang kesulitan berjalan, tersedia ojek dengan biaya Rp10.000 yang bisa mengantar hingga ke dekat puncak.

Saat menaiki anak tangga, Kawan GNFI akan menemui deretan penjual makanan dan minuman yang siap menyambut dengan berbagai sajian lokal. Setelah tiba di puncak, Kawan GNFI akan diminta untuk melepas alas kaki dan menaruhnya di tempat penitipan sebelum memasuki kompleks pemakaman.

Mengungkap Fakta Candi Prambanan yang Tidak Dibuat dalam Satu Malam

Buku panduan mengenai sejarah Sunan Bayat juga tersedia dengan harga Rp4.000, yang bisa menjadi sumber informasi tambahan bagi peziarah selama melaksanakan kunjungan.

Kompleks Pemakaman Sunan Bayat

Masjid Makam Sunan Bayat © Aida Rachmawati, Tim Humas dan Publikasi KKN PPM UGM Sobat Bayat 2024
info gambar

Memasuki kompleks pemakaman, Kawan GNFI akan disambut oleh Masjid Golo, masjid asli yang telah ada sejak zaman Sunan Bayat masih hidup. Selain itu, terdapat Masjid Makam Bayat, masjid terbesar yang dibangun oleh Sultan Agung Mataram.

Di sekitar makam utama, terdapat makam-makam warga yang hidup setelah masa Sunan Bayat. Sementara itu, gapura Pangratunan yang berbentuk Candi Bentar berbahan batu kapur putih, berdiri megah di sekitar area masjid.

Perjalanan menuju makam utama Sunan Bayat dipenuhi dengan berbagai gapura yang memiliki keunikan tersendiri:

  1. Gapura Segara Muncar: Gapura pertama yang dilewati saat memasuki halaman kompleks makam.
  2. Gapura Dhuda: Mengawali perjalanan menaiki ratusan anak tangga menuju Makam Sunan Bayat.
  3. Gapura Pangrangtungan: Di dalam kompleks pemakaman, terdapat dua bangsal, yaitu Bangsal Nglebet untuk tamu wanita dan Bangsal Jawi untuk tamu pria.
  4. Gapura Panemut: Gapura berbentuk paduraksa tanpa pintu dengan tulisan “Wisaya Hanata Wisiking Ratu,” dibangun pada tahun 1555 Saka.
  5. Gapura Pamuncar
  6. Gapura Bale Kencur
  7. Gapura Prabayeksa: Gapura terakhir sebelum memasuki makam utama Sunan Bayat. Di dalam kompleks ini terdapat Gentong Sinaga, yang airnya digunakan oleh Sunan Bayat dan para sahabatnya untuk berwudhu.
  8. Regol Sinaga: Bangunan pintu terakhir sebelum masuk ke dalam pasareyan Sunan Bayat.

Di dalam pasareyan, Kawan GNFI akan menemukan makam para istri dan kerabat Sunan Bayat yang dibalut kain dan wewangian dupa khas. Peziarah sering terlihat melakukan pengajian di dalam pasareyan ini.

Pasareyan utama Makam Sunan Tembayat © Aida Rachmawati, Tim Humas dan Publikasi KKN PPM UGM Sobat Bayat 2024
info gambar

Penutup Perjalanan

Setelah selesai mengelilingi kompleks pemakaman, Kawan GNFI bisa kembali menuruni anak tangga serta mengunjungi para penjual oleh-oleh dan cinderamata. Berbagai barang seperti peci, sarung, tasbih, parfum khas untuk masjid, dan gerabah tersedia di sini. Selain itu, jangan lewatkan juga makanan dan minuman khas Jawa Tengah yang lezat seperti wajik, slondok, keripik belut, dan es dawet.

Tradisi Rasulan Gunungkidul di Candi 7, Jatiayu, Karangmojo, Syukuran Pasca Panen

Perjalanan ke Puncak Gunung Jabalkat ini tidak hanya memberikan wawasan sejarah tentang Sunan Bayat dan peran pentingnya dalam penyebaran Islam di Jawa, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam. Semoga artikel ini dapat menginspirasi Kawan GNFI untuk mengunjungi tempat bersejarah ini secara langsung di masa mendatang.

Berbagai macam jenis penjual oleh-oleh © Aida Rachmawati, Tim Humas dan Publikasi KKN PPM UGM Sobat Bayat 2024
info gambar

Sumber informasi tambahan:

  • Bram, Damianus. (2022). Wisata Religi Makam Sunan Pandanaran di Kabupaten Klaten. https://radarsolo.jawapos.com/wisata/841688173/wisata-religi-makam-sunan-pandanaran-di-kabupaten-klaten.
  • Syauqi, Achmad Hussein. (2024). Melihat Masjid Makam Bayat, Peninggalan Sultan Agung untuk Sunan Pandanaran.
  • https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7239478/melihat-masjid-makam-bayat-peninggalan-sultan-agung-untuk-sunan-pandanaran.
  • Visit Klaten. (2018). Makam Sunan Pandanaran. https://www.visitklaten.com/listings/makam-sunan-pandanaran-bayat-klaten/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.