Desa Sidojangkung, yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kini tengah merasakan manfaat dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diinisiasi oleh Universitas Airlangga.
Program ini, dikenal sebagai BBK 4 (Belajar Bersama Komunitas), telah memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, terutama dalam bidang peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pemberdayaan komunitas. Caranya adalah melalui edukasi dan pemberian tanaman lidah buaya serta tanaman obat keluarga (TOGA).
Salah satu aspek penting dari program BBK 4 adalah pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pembekalan dan edukasi mengenai budidaya lidah buaya dan TOGA dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong. Program ini juga mengembangkan potensi masyarakat dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan produk yang mampu dikomersialkan sebagai penghasilan tambahan.
Kegiatan tersebut mencakup berbagai topik seperti teknik penanaman dan cara pengolahan. Peserta yang hadir, yaitu para ibu rumah tangga, diajarkan bagaimana lidah buaya bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi seperti gel lidah buaya, minuman kesehatan, dan kosmetik.
79 Tahun Merdeka, Kesenjangan Desa-Kota Belum Terselesaikan, Adakah Solusinya?
Selain itu, masyarakat juga diberi pengetahuan tentang manfaat berbagai tanaman obat keluarga yang bisa ditanam di pekarangan rumah, seperti jahe, kunyit, dan temulawak, yang memiliki nilai kesehatan sekaligus nilai ekonomi.
Untuk mendukung program ini, mahasiswa KKN Universitas Airlangga juga memberikan bantuan berupa bibit lidah buaya dan berbagai tanaman obat keluarga. Pemberian bibit ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi masyarakat untuk mulai menanam dan memanfaatkan tanaman-tanaman tersebut secara optimal.
Dengan memanfaatkan pekarangan kosong, masyarakat bisa memulai budidaya lidah buaya dan tanaman obat keluarga tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk lahan tambahan.
Program BBK 4 dirancang tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan ekonomi keluarga di Desa Sidojangkung. Dengan menanam dan memanfaatkan lidah buaya serta tanaman obat keluarga, masyarakat diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang bernilai jual tinggi.
Produk-produk ini tidak hanya bisa digunakan untuk konsumsi sendiri tetapi juga bisa dijual di pasar lokal maupun online, sehingga memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
Kontribusi BBK 4 Universitas Airlangga di Desa Sidojangkung telah memberikan dampak positif yang signifikan. Melalui edukasi, pelatihan, dan pemberian bibit lidah buaya serta tanaman obat keluarga, program ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, tetapi juga memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Masyarakat Desa Sidojangkung kini memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
Di balik Indahnya Karya Kerajinan Kain Karawo di Desa Pilolodaa, Gorontalo
Program ini juga memperkuat ketahanan pangan di desa dengan mendorong masyarakat untuk menanam tanaman obat keluarga yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tetapi juga memiliki nilai ekonomi.
Pemberdayaan masyarakat melalui program BBK 4 diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di desa-desa lain di Indonesia, sehingga tercipta desa-desa yang mandiri dan sejahtera.
Dengan adanya program BBK 4, masyarakat Desa Sidojangkung kini lebih mandiri dalam mengelola sumber daya alam yang mereka miliki. Mereka dapat memproduksi berbagai produk olahan lidah buaya dan tanaman obat keluarga yang bernilai ekonomi tinggi, seperti gel lidah buaya, minuman kesehatan, dan kosmetik.
Produk-produk ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tetapi juga memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
Secara keseluruhan, program BBK 4 Universitas Airlangga di Desa Sidojangkung telah memberikan dampak yang sangat positif bagi masyarakat. Program ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tetapi juga memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong untuk menanam lidah buaya dan tanaman obat keluarga, masyarakat Desa Sidojangkung kini memiliki sumber pendapatan tambahan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat melalui program ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di desa-desa lain di Indonesia, sehingga tercipta desa-desa yang mandiri dan sejahtera.
Semarak 1 Muharram di Desa Puncak, Cigugur, Kuningan, Kebersamaan dalam Nuansa Religi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News