dibalik indahnya karya kerajinan kain karawo di desa pilolodaa gorontalo - News | Good News From Indonesia 2024

Di balik Indahnya Karya Kerajinan Kain Karawo di Desa Pilolodaa, Gorontalo

Di balik Indahnya Karya Kerajinan Kain Karawo di Desa Pilolodaa, Gorontalo
images info

Gorontalo, 15 Juli 2024—Kekayaan tradisi dan budaya Indonesia menyimpan sejuta potensi ekonomi yang terpendam. Sebagian besar masih menjadi salah satu mata pencaharian utama masyarakat hingga saat ini. Kerajinan kain karawo contohnya, adalah kain kerajinan tangan yang menjadi ciri khas Gorontalo.

Kali ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM yang tergabung dalam Tim Kerabat Kota Barat berkesempatan menilik kain karawo dari pengrajin aslinya di Desa Pilolodaa, Kota Barat, Gorontalo.

Kerajinan karawo merupakan hasil sulaman benang-benang dengan pola tertentu khas Gorontalo. Pola tersebut dibuat dengan mengiris dan mencabut benang dari kain yang sudah jadi. Biasanya, sebuah pola dapat disulam menggunakan satu atau lebih warna benang.

Karawo terbagi menjadi dua jenis, yakni karawo manila dan karawo ikat. Keduanya memiliki teknik menyulam dengan benang berbeda. Benang manila digunakan pada Karawo manila untuk disulam membentuk pola. Sedangkan karawo ikat menggunakan benang jahit yang lebih kuat untuk pola kotak-kotak.

Mengenal Karawo, Kain Khas Gorontalo yang Sudah Mencapai Negeri Sakura

Di balik unik dan indahnya pembuatan kain karawo, kehidupan para pengrajin asli ternyata jauh dari kata sejahtera. Sejumlah pengrajin karawo mendiami Desa Pilolodaa atas, Kota Barat yang jauh dari hiruk pikuk masyarakat. Daerah tersebut terletak di atas pegunungan dengan aksesibilitas yang sangat terbatas.

Bayangkan saja, Tim KKN Kerabat Kota Barat harus menempuh perjalanan selama satu jam dari kaki gunung menggunakan kendaraan pick-up, dan meniti jalan setapak untuk sampai di pemukiman tempat pengrajin karawo tinggal.

Sepanjang perjalanan, terlihat jelas banyak jalanan yang rusak dan hampir mustahil dilalui oleh kendaraan beroda empat. Fasilitas pendidikan dan kesehatan juga sangat minim di daerah tersebut.

Nunu, salah satu pengrajin karawo di Desa Pilolodaa atas menjelaskan kondisi pemukiman yang sulit air dan listrik. “Kami tidak pernah keluar dari daerah ini, jadi hidup di sini. Kalau malam tidak ada listrik. Menjual kain juga diantarkan,” ujarnya.

Guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, Nunu harus menimba air sumur yang terletak agak jauh dari rumahnya. Tidak adanya listrik juga mengharuskan Nunu hanya menggunakan lampu minyak atau petromaks.

Ketika ditanya tentang penjualan kain karawo, Nunu mengatakan bahwa pesanan dan produk diantar setiap harinya oleh beberapa orang. “Kalau ada pesanan kami bikin, tapi kalau tidak ada pesanan ada bikin sendiri juga. Ada orang langsung datang ke sini dari bawah ambil kain,” tuturnya.

Kain Karawo, Wastra Sulam Warisan Perempuan Gorontalo yang Bernilai Seni Tinggi

Orang yang dimaksud Nunu tersebut berperan sebagai distributor utama dalam proses penjualan kain karawo. Kain-kain karya Nunu akan dibawa dan dijual di beberapa toko sekitar Kota Gorontalo.

“Tidak ada handphone. Kain langsung dijual biasanya. Ada bikin kemeja, jilbab juga. Satu kemeja biasanya satu minggu,” ucap Nunu. Pengerjaan satu minggu tersebut biasanya dihargai kisaran 100 ribu per kain. Tentu jumlah yang sangat rendah bagi kerajinan tangan manual seperti karawo.

Pembuatannya sendiri bukan sepenuhnya berasal dari para pengrajin seperti Nunu. Hampir seluruh proses produksi disediakan alat dan bahannya oleh para penjual atau juragan. Pengrajin umumnya menawarkan jasa menyulam yang dihargai dengan sangat rendah.

Kekayaan budaya seperti karawo ini sudah semestinya diupayakan untuk tetap lestari dan berkelanjutan. Namun dengan kondisi rendahnya apresiasi terhadap pengrajin karawo, minat anak muda untuk melanjutkan tradisi ini tentu juga sangat rendah.

Upaya pengakuan dan publikasi dibutuhkan untuk menambah nilai ekonomi kerajinan karawo. Melalui langkah tersebut, harapannya pengrajin karawo juga mendapatkan upah dan apresiasi setimpal dalam karya-karyanya. (/tsy)

Mengenal Proses Pengerjaan Karawo, Sulaman Paling Rumit di Dunia dari Gorontalo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.