penelusuran jalur pendakian baru potensi camping ground di atas waduk darma - News | Good News From Indonesia 2024

Penelusuran Jalur Pendakian Baru, Potensi Camping Ground Di Atas Waduk Darma

Penelusuran Jalur Pendakian Baru, Potensi Camping Ground Di Atas Waduk Darma
images info

Kuningan – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) dari kelompok Kilau Darma di Kabupaten Kuningan, Kecamatan Darma, melakukan observasi di petilasan bersejarah bernama Geger Beas.

Petilasan tersebut terletak di Desa Jagara, tepatnya berada di sebelah timur Waduk Darma dengan koordinat -7,0175560, 108,4211259. Kegiatan tersebut diadakan karena adanya diskusi tentang penambahan pilihan objek wisata di Jagara selain Waduk Darma, sehingga observasi dilakukan.

Aktivitas ini dilakukan bersama dengan perangkat desa setempat sebagai bagian dari upaya penentuan jalur pendakian yang berguna untuk membuka peluang pariwisata berupa bumi perkemahan bernuansa alam dengan pemandangan Waduk Darma.

Sejarah Petilasan Tratas Angin, Warisan Budaya Peninggalan Syekh Maulana Maghribi di Jetis

Dalam rangka mendukung program Sustainable Development Goals, yaitu pada poin ke-8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) dan ke-9 (infrastruktur, industri, dan inovasi), kegiatan ini diikuti oleh 10 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKN Kilau Darma.

Petilasan Geger Beas ©KKN Kilau Darma
info gambar

Petilasan "Geger Beas" merupakan situs bersejarah yang diyakini sebagai tempat persinggahan para pendahulu di masa lampau. Situs ini terdiri dari kumpulan batu yang melingkar dengan satu batu datar di tengahnya, yang diyakini sebagai tempat bertapa para pendahulu.

Lokasi tersebut memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat sehingga pemeliharaan dan pengembangannya menjadi penting untuk diperhatikan.

Berdasarkan tujuan dari observasi, yakni penentuan jalur baru untuk pendakian situs Geger Beas, aktivitas melibatkan beberapa mahasiswa dari berbagai fokus bidang ilmu berbeda, di antaranya adalah Antropologi Budaya dan Teknik Geologi.

Dalam hal ini, mahasiswa yang terlibat memberikan pandangannya berdasarkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.

Noor, mahasiswa Antropologi Budaya UGM mengatakan bahwa dengan dibukanya jalur menuju Geger Beas akan memudahkan berbagai kegiatan, salah satunya perawatan situs Geger Beas. Selain itu, juga mampu meningkatkan daya tarik wisatawan terhadap situs tersebut.

Hal itu terlihat dari kondisi perjalanan menuju geger beas begitu sulit dikarenakan banyaknya tanaman rambat dan juga ranting pohon yang menutup jalur perjalanan. Begitu pula kondisi situs Geger Beas sendiri yang telah tertutupi oleh ranting-ranting pohon sekitarnya.

Mitos Sendang Made, Petilasan Raja Airlangga yang Disakralkan Masyarakat Jombang

Selain itu, Tirta, mahasiswa Teknik Geologi UGM, mengaku mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan langsung kondisi di lapangan di mana kelerengan yang ekstrim menuju Geger Beas perlu sebagai lokasi wisata bumi perkemahan.

Hal ini selaras dengan bidang keilmuan geologi yang memandang bahwa perlu adanya rekonstruksi kemiringan lereng (slope) untuk meningkatkan nilai keamanan dalam aspek pariwisata.

Penelusuran Jalur Pendakian Baru ©KKN Kilau Darma
info gambar

Dari hasil observasi yang didapatkan, pembangunan bumi perkemahan di kawasan tersebut dianggap tidak akan mengganggu pelestarian situs Geger Beas. Hal tersebut dikarenakan jarak antara titik potensial bumi perkemahan dengan situs geger beas terpaut kurang lebih 800 m menanjak.

Berkaitan dengan tujuan dari hasil observasi, yaitu penentuan jalur pendakian untuk objek wisata, dapat membantu dalam hal pelestarian dari situs Geger Beas.

Kawasan dengan nilai sejarah dan spiritualnya itu sendiri juga akan menjadi nilai tambah dari bumi perkemahan yang akan dibangun.

Dengan penentuan jalur pendakian yang strategis ini, diharapkan peluang pariwisata baru berupa bumi perkemahan bernuansa alam dengan pemandangan indah Waduk Darma dapat terbuka lebar.

Keberadaan bumi perkemahan ini tidak hanya akan memberikan pengalaman berbeda bagi para wisatawan, tetapi juga akan meningkatkan daya tarik wisata di kawasan ini. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengembangkan potensi wisata lokal sekaligus mendukung perekonomian masyarakat sekitar.

Menguak Situs Watu Ombo: Petilasan Tribhuwana Tunggadewi di Mojokerto

Selain itu, penataan jalur ini juga dilakukan guna menjaga kelestarian situs Geger Beas, memastikan agar keindahan dan nilai historisnya tetap terpelihara.

Dengan demikian, diharapkan potensi pariwisata ini dapat menjadi peluang ekonomi yang baik untuk warga sekitar sehingga dapat terus berkembang. Upayanya melalui pemanfaatan potensi pada desa dengan keindahan alam yang dapat dinikmati dan kelestarian budaya yang tetap terjaga.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.