Stunting dan kemiskinan ekstrem masih menjadi masalah krusial di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Berdasarkan data Kemenko PMK tahun 2023, prevalensi stunting di Jeneponto mencapai 39,8 persen. Angka tersebut meningkat dari 37,9 persen pada tahun 2021.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa penanganan stunting di Jeneponto menghadapi tantangan besar, terutama dengan adanya dampak pandemi COVID-19. Penjabat Bupati Jeneponto, Djunaedi Bachtiar, menyatakan bahwa meskipun mencapai target nasional prevalensi stunting sebesar 14 persen pada akhir 2024 merupakan tugas berat, pemerintah akan tetap berkomitmen untuk bekerja keras menurunkan angka stunting melalui berbagai strategi dan program (rri.co.id).
Salah satu desa di kabupaten Jeneponto yang menghadapi masalah stunting adalah Desa Datara. Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Bidan Wilda, seorang bidan di Poskesdes Desa Datara, saat ini, per Juli 2024, terdapat 28 kasus stunting di desa tersebut.
Bidan Wilda menjelaskan bahwa penyebab utama stunting di Desa Datara adalah kekurangan nutrisi yang memadai untuk anak-anak.
“Masalah yang mendasari kejadian stunting di Desa Datara kebanyakan diakibatkan oleh keluarga yang kurang begitu aware dengan nutrisi yang seharusnya diberikan kepada anak-anak mereka,” ujar Bidan Wilda.
Sebagai bagian dari upaya mengatasi masalah stunting ini, tim KKN-PPM UGM berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata melalui pendekatan yang komprehensif. Mereka menyadari bahwa solusi untuk mengatasi stunting tidak hanya terletak pada intervensi medis dan penyediaan fasilitas, tetapi juga pada edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Rembug Stunting, dari Diskusi ke Aksi Nyata untuk Mengakhiri Stunting
Tim ini fokus pada pendekatan edukatif yang diharapkan dapat membawa perubahan jangka panjang. Salah satu program andalan mereka adalah Generasi Sehat Keluarga Bahagia sebagai edukasi pranikah untuk pencegahan stunting.
Program Generasi Sehat, Keluarga Bahagia telah dilaksanakan pada Sabtu lalu, 20 Juli 2024, di Desa Datara dan mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Acara ini dihadiri oleh sejumlah remaja dari desa setempat.
Dalam sesi tersebut, tim KKN-PPM UGM memberikan informasi mendalam mengenai pentingnya gizi dan kesehatan sejak masa pranikah hingga masa pertumbuhan anak. Dengan pendekatan interaktif, peserta diajak untuk memahami lebih jauh mengenai penyebab stunting dan strategi pencegahannya.

Edukasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasangan muda memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyediakan asupan gizi yang optimal bagi calon ibu dan bayi mereka. Harapannya, dengan pemahaman yang lebih baik, pasangan muda dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan kesehatan dan gizi sehingga berkontribusi pada pengurangan angka stunting di Jeneponto.
Program ini menandai langkah awal dari upaya berkelanjutan tim KKN-PPM UGM dalam memerangi stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.
Selain edukasi pranikah, ke depannya, tim KKN-PPM UGM Unit Jeneponto juga akan meluncurkan berbagai program kerja untuk mendukung upaya penanggulangan stunting di wilayah tersebut. Salah satu program yang akan dijalankan adalah Tumbuh Kembang Optimal dengan Pangan Lokal yang bertujuan untuk mempromosikan penggunaan pangan lokal yang kaya akan nutrisi.
Program ini akan melibatkan edukasi kepada kader Posyandu mengenai cara memanfaatkan pangan lokal secara optimal untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Program lainnya adalah Posyandu sebagai Deteksi Dini Stunting bagi Balita yang akan memperkuat peran Posyandu dalam melakukan pemantauan pertumbuhan balita secara rutin, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan serta edukasi tentang gizi seimbang.
Gerakan PMT Lokal, Harapan Baru bagi Balita dan Ibu Hamil Bebas Stunting
Program ini akan melibatkan para ibu rumah tangga dan anggota keluarga lainnya sehingga tercipta kesadaran kolektif tentang pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak. Dengan adanya pengukuran dan pendataan data kesehatan balita yang lebih akurat, diharapkan deteksi dini terhadap kasus stunting dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Orang tua juga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan gizi yang cukup dan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan mereka. Program ini akan dimulai dengan pelatihan kader Posyandu untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melakukan pemantauan dan edukasi secara efektif.
Melalui berbagai inisiatif yang telah dilaksanakan dan yang akan dijalankan, Tim KKN-PPM UGM Unit Jeneponto berharap dapat menciptakan perubahan positif dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Jeneponto.
Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan, masalah stunting dapat ditangani dengan lebih efektif.
Tim ini optimis bahwa dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya lokal, prevalensi stunting di Jeneponto dapat diturunkan secara bertahap.
Harapannya, program-program yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat, terutama dalam aspek kesehatan dan gizi anak-anak.
Dengan usaha bersama, generasi mendatang di Jeneponto diharapkan tumbuh menjadi generasi yang sehat dan bebas dari stunting.
Makan Siang Gratis di Sekolah, Cara Ampuh Cegah Stunting di Negara-Negara Ini
Sumber:https://www.rri.co.id/makassar/daerah/508110/stunting-capai-39-persen-pemkab-jeneponto-tetap-ikhtiar#:~:text=KBRN%2C%20Jeneponto%3A%20Stunting%20Dikabupaten%20Jeneponto,berada%20pada%20angka%2014%20persen.
Penulis dan redaktur: Putri Terang Rinjani
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News