berkeliling ke salido tambang emas tertua di sumatra yang dikelola kompeni - News | Good News From Indonesia 2024

Berkeliling ke Salido, Tambang Emas Tertua di Sumatra yang Dikelola Kompeni

Berkeliling ke Salido, Tambang Emas Tertua di Sumatra yang Dikelola Kompeni
images info

Berkeliling ke Salido, Tambang Emas Tertua di Sumatra yang Dikelola Kompeni


Aktivitas pertambangan di Pulau Sumatra sudah berlangsung sejak era pendudukan Belanda pada abad ke-19. Tambang kemudian menjadi komoditas penting di Nusantara pada masa tersebut.

Di Sumatra, Tambang Salido atau Tambang Gunung Arum merupakan emas tertua di Indonesia yang dikelola oleh VOC. Perusahaan Hindia Belanda ini mengelola emas yang berada di Desa Salido Ketek, Nagari Tambang, Sumatra Barat lebih dari 150 tahun.

baca juga

Dimuat dari Merdeka, konsesi dagang VOC membuka tambang emas Salido setelah melakukan Perjanjian Painan. VOC kemudian berhak menguasai Pulau Cingkuak pada tahun 1662.

Setelah menguasai Pulau Cingkuak, VOC semakin mudah menduduki kota Padang. Pulau ini berperan penting sebagai wilayah perdagangan lada dan pala, sekaligus mengelola tambang emas Salido.

Datangkan budak

Tambang Emas Salido mulai berjalan sejak tahun 1669, setelah VOC berhasil menguasai Desa Salido Ketek. Eksploitasi tambang emas ini berada di bawah Commandeur VOC, Horizon Pitt yang menjabat pada tahun 1667 hingga 1678.

VOC mendatangkan ahli tambang ke Salido yang berasal dari Hungaria, yaitu Nicolaas Frederich Fisher dan Johan de Graf. Para pekerja tambang emas di sini sebagian besar adalah budak yang dibawa VOC dari Madagaskar dan tawanan perang.

baca juga

Dengan melakukan eksploitasi, tambang emas Salido menyumbang keuntungan besar bagi VOC. Pada 1732, dilaporkan rata-rata per ton batu tambang mengandung biji emas senilai 1.350 gulden.

Berdasarkan studi R.J Verbeek yang ditulis di tahun 1880, tambang Salido Ketek menghasilkan 800 ton biji emas antara 1669 hingga 1735 dengan nilai rata-rata 1.500 gulden per ton.

Hanya tersisa sejarah

Setelah hampir 150 tahun dieksploitasi oleh VOC, sekarang Tambang Emas Salido hanya tertinggal peninggalannya saja. Contohnya saja seperti pembangkit listrik tenaga air yang dibangun oleh Belanda dan anak tangga yang jumlahnya sekitar 300 buah.

Kemudian di bagian hulunya terdapat sebuah terowongan dengan panjang kira-kira 500 meter yang dilengkapi jembatan air di bagian atasnya. Pembuatan jembatan air itu berfungsi menyalurkan air di atas sebuah lembah di perbukitan Salido.

baca juga

Ahli filologi dan pengajar di Universitas Leiden, Belanda, Suryadi menyayangkan banyak generasi muda yang tidak mengetahui tentang Tambang Salido. Dia juga heran banyak sejarawan tak mau meneliti mengenai Tambang Salido.

Suryadi menyebut sebenarnya banyak sumber kepustakaan mengenai tambang Salido. Hal ini, lanjutnya berguna untuk merekonstruksi Tambang Salido untuk dijadikan sebagai aset pariwisata sejarah.

“Tinggal pemerintah untuk menindaklanjutinya,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.